This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Senin, 17 Agustus 2009

Sejarah di kota Medan


Guru Patimpus sang pendiri Kota Medan

Kota Medan didirikan Guru Patimpus Sinambela pada tanggal 1 Juli 1590 atau pada 'Nggara 10 paka 5' menurut perkalaan Batak. Guru Patimpus Sinambela adalah cucu Si Singamangaraja melalui anaknya yang bernama Tuan Siraja Hita. Tuan Siraja Hita adalah anak kedua dari Jalipa. Anak pertama dari Jalipa ini yang bernama Tuan Manjolang kemudian menjadi Singa Mahraja di Bakerah (Bakkara). Karena abangnya Tuan Manjolang sudah menjadi Raja, Tuan Siraja Hita kemudian merantau, dan dengan menempuh perjalanan bertahun-tahun akhirnya sampailah ia ke Gunung Si Bayak.
Dari Gunung Si Bayak kemudian sampai di Kendit. Di sana, Tuan Siraja Hita kemudian membuka kampung, itulah keturunan Karo Sepuluh Dua Kuta (Toba: Sappuludua Huta, naraja) yang sekarang ini. Tuan Siraja Hita kemudian kembali ke Bakkara. Kawin di sana dan memperoleh 3 anak laki, yang tua Timpus, tengah si Pakan, dan yang kecil si Balige. Si Pakan dan Si Balige kemudian menjadi raja, masing-masing di Pakan dan di Balige. Sedangkan si Timpus pergi ke hutan mencari ilmu. Sepulang dari hutan ia oleh orang-orang memanggilnya Guru Patimpus.

Guru Patimpus pertama kawin dengan putri Ketusing dan mendapat 7 orang anak. Yang pertama Sibenara, kedua si Kuluhu, ketiga si Batu, keempat si Salahan, kelima si Paropa, keenam si Liang Tanah, dan ketujuh anak perempuan dikawinkan dengan Raja Tangging. Guru Patimpus selalu membuka kampung dan menamai kampung tersebut sesuai dengan nama anak-anaknya.

Setelah mendengar di Karo ada huru-hara, ia pun kesana dan memadamkan kegaduhan tersebut. Di sana ia kawin yang kedua dan mendapat anak 2 orang yakni, Si Gelit dan Si Jahei. Setelah menyelesaikan kegaduhan di Batu Karang, iapun kawin yang ketiga dan memperoleh anak, yaitu si Ajji. Untuk si Ajji dibuka kampung bernama Perbaji. Tak berapa lama kemudian ia mendapat anak lagi dan diberi nama Si Raja Hita (mengambil nama bapanya, naraja) dan membawa si Raja Hita ke dusun Langkat mencari tanah yang baik, yang kemudian tanah itu diberi nama Durian Kerajaan dengan Si Raja Hita menjadi raja di sana. Ketika inilah Guru Patimpus mendengan kabar: "...Jawi said datang dari negeri Jawa..."

Mendirikan Kampung Medan

Setelah bertemu dengan Datuk Kota Bangun dan masuk Islam, Guru Patimpus kemudian tinggal di kuala Sungai Sikambing. Setelah kawin yang keempat dengan putri Panglima Hali raja bangsa Tarigan dari dusun Berayan, ia pun pindah dan membuat kampung Medan. Setelah selesai mendirikan kampung Medan, ia memerintah disana. Di sinilah ia mendapat anak lagi yaitu si Kolok dan Si Kecik. Sebelum ia masuk Islam, ia mengatakan: "....aku pikir jikalau aku tiada masuk Islam, tentulah tanah kita yang dekat laut diambil oleh Jawi dari seberang..."

Riwayat Hamparan Perak

Cerita di atas bukan dongeng, tapi sejarah yang terekam di dalam naskah Hamparan Perak. Dokumen Hamparan Perak inilah yang dijadikan sebagai salah satu bahan riset oleh Panitia Penyusun Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh Prof. Mahadi, SH , dimana pada hasil rapatnya yang terakhir Tanggal 24 Oktober 1973 mengemukakan, bahwa: " Kuta Medan didirikan oleh Guru Patimpus sendiri pada tanggal 1 Juli 1590 pada 'Nggara 10 paka 5' menurut perkalaan Batak"



*150 Year Tjong A Fie Heritage Eshibition
Sejarah Perjalanan Tjong A Fie Hidup Hingga Kini

Tak terasa, 150 tahun sudah kita diingatkan akan seorang saudagar etnis tionghoa yang banyak memberi jejak perniagaan masa lampau di Medan. Tjong A Fie, seorang dermawan yang tiada taranya telah mengangkat tatanan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Medan yang wafat pada 4 Februari 1921 silam, dan dimakamkan di Pulo Brayan.

Kediaman Tjong A Fie yang terletak di jalan Jendral A. Yani No. 105 sampai sekarang tetap dengan bentuk apa adanya dan dalam kondisi relatif baik. Untuk mengenang wafatnya Tjong A Fie pihak keluarga dan The Tjong A Fie Memorial Institute membuka Pameran 150 Year Tjong A Fie Heritage Eshibition, Kamis (18/6) lalu.

Peringatan itu dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc mewakili Gubernur Sumatera, Syamsul Arifin, SE. "Kediaman Tjong A Fie ini sangat unik dengan ornamen yang menghiasi atap dan setiap sudut ruangan bercorak Melayu, Eropa dan China, sangat cocok sebagai objek wisata. Saya mengharapkan agar masyarakat dapat mengikuti sejarah dan budaya yang berkembang di Medan yang dipelopori oleh Tjong A Fie ini," tutur Nurlisa Ginting kepada wartawan.

Peringatan ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menyaksikan pameran tersebut dalam waktu dekat ini. Bentuk pameran yang telah digelar diantaranya adalah pembukaan pameran photo-photo sejarah-sejarah perjalanan Tjong A Fie dan keluarga, museum dan gallery Tjong A Fie, pameran masakan kuliner peranakan, serta bazaar.

Selain itu, kadis berharap dengan dibukanya rumah tersebut dapat menambah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Peringatan itu pun dibuka dengan pagelaran Tarian Melayu dan pertunjukan Barong Shai. Dihadiri pula oleh Duta Besar Jerman, Mr. Paul Matzalhn.

Mengenang kisah Tjong A Fie dahulu, adalah perantau China yang datang dari Hokian. Dengan bermodal sepotong kayu pikul untuk mengumpulkan goni-goni bekas dan botol-botol kosong. Dia berhasil membangun kerajaan bisnisnya di Medan. Dia mendirikan toko yang diberi nama Kesawan dan kemudian menjadi nama kawasan tersebut. Sayangnya, tidak seorang pun di antara anak dan cucunya mampu mempertahankan bisnis Cong A Fie. Rumahnya yang begitu megah di Kesawan, masih berdiri dengan kokoh menunjukkan sisa-sisa kejayaan Cong A Fie.

Konon, banyak sekali harta peninggalan berupa tanah dan bangunan milik Tjong A Fie yang ada di Medan. Ada juga tanah peninggalannya yang sangat luas di daerah Deli Tua, bahkan hingga daerah Medan Labuhan.

Fon Prawira, salah seorang cucu (generasi ketiga) Tjong A Fie mengaku dari sekian banyak tanah peninggalan kakeknya, sebahagian besar memiliki sertifikat walaupun hampir semuanya sudah tidak menjadi milik mereka lagi. Namun, masih berdirinya kediaman Tjong A Fie ini membuktikan sejarah perjalanan hidupnya yang berhasil dalam perniagaan masih hidup hingga kini.


Renovasi

Kediaman Tjong A Fie yang masih ada kini menurut pihak keluarga, Fon Prawira, membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Diperkirakan, sekitar 2 miliar dana harus disiapkan guna merenovasi dan perawatan kediaman tersebut.

"Selama ini, kediaman Tjong A Fie kakek kami belum pernah direnovasi secara utuh. Sebab, dana yang kami miliki sangat terbatas. Alangkah baiknya kediaman ini direnovasi sedemikian rupa agar dapat menampung masyarakat yang berkunjung nantinya," demikian kata Fon Prawira.

Fon mengakui, memang ada bantuan yang pernah diterima dari Pempovsu, tapi hanya Rp20 juta. Sementara Pemko Medan sendiri belum pernah memberikan bantuan biaya renovasi yang sebelumnya sempat berjanji. Namun hingga kini belum juga terealisasi.

Sementara Nurlisa Ginting selaku Kadis Kebudayaan dan Pariwisata mengatakan sudah membahasnya dengan pihak pengelola kediaman Tjong A Fie ini. Nurlisa meminta agar The Tjong A Fie Memorial Institute beserta pihak keluarga membuat program prioritasnya. "Harus ada kejelasan tentang program prioritas yang harus dibuat pengelola kediaman ini. Kami berharap hal ini dilakukan dengan profesional dan terbuka," ungkapnya.

Dosen Universitas Sains Malaysia Gali Sejarah Tjong A Fie


Universitas Sains Malaysia (USM) Penang, Research & Post Graduate Studies, Assoc, Prof Sohaimi Abdul Aziz didampingi Associate Professor, Dr Noriah Mohamed mengunjungi kediaman Tjong A Fie, Jalan Ahmad Yani Medan, pekan lalu.

Dalam kunjungan tersebut,Tjong A Fie Memorial Institute dan Dosen USM sepakat akan mengadakan seminar sejarah peranakan Tionghoa dan pameran pada bulan September mendatang sekaligus menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk menjalin kerjasama yang lebih erat lagi dari segi budaya dan sejarah di masa mendatang.
“Dukungan dari masyarakat luas, Pemda Medan dan Pemprovsu sangat diharapkan dari kegiatan ini karena sejarah budaya peranakan Tionghoa akan kita angkat dalam seminar tersebut,” kata Pendiri Tjong A Fie Memorial Institute, Fon Prawira dalam siaran persnya.
Dikatakan, kelak di Medan akan dibentuk sebuah lembaga yang akan merintis atau memajukan kepentingan sejarah budaya peranakan Tionghoa yang berhubungan erat dengan Tionghoa peranakan Malaysia. Sementara itu, menurut Dosen USM, Sohaimi, tujuan kedatangan mereka adalah untuk membuat penyelidikan peranakan Tionghoa di Medan dan melihat hubungannya dengan Tionghoa peranakan di Pulau Penang.
Berdasarkan informasi dari Fon Prawira selaku salah seorang cucu Tjong A Fie kata Sohaimi, dari segi sejarah Tjong A Fie dan istrinya Lim Koei Yap apabila ditelusuri sepertinya memiliki hubungan dengan Pulau Penang. Hal ini dapat dilihat dari foto dan pakaian yang dikenakan istri Tjong A Fie.
“Setelah kembali ke Pulau Penang kami akan segera mencari dan menelusuri jejak-jejak sejarah dan bukti-bukti yang ada, khususnya istri Tjong A Fie karena orangtuanya berasal dari keluarga Melayu Pulau Penang. Kita sendiri tidak mengetahui secara mendetail beluk-beluknya, apakah mereka orang Siam atau Melayu. Dari foto-foto yang ada sepertinya orangtua Lim Koei Yap memang orang tempatan atau penduduk lokal Pulau Penang. Ini bisa diketahui dari busana yang dikenakannya,” kata Sohaimi.
Sohaimi menambahkan, usai menyelidiki peranakan Tionghoa di Medan, dirinya akan melanjutkan penyelidikan tersebut ke Phuket. ”Peranakan Tionghoa cukup besar dan tersebar di mana-mana dan kami akan menyelidikinya seca lebih luas lagi,” ucapnya.
“Kami bernasib baik bisa menemukan kediaman Tjong A Fie dan bertemu cucunya. Ternyata rumah Tjong A Fie ini lebih hebat lagi dari rumah pamannya Tjong Fatt Tze yang ada di Pulang Penang. Barang-barang yang dipamerkan di dalam rumah ini perlu dilakukan penambahan seperti artifak dan lainnya. Oleh sebab itu kami akan menggelar seminar dan menandatangani MoU,” kata Suhaimi.

Kediaman Tjong A Fie Terbuka Untuk Umum


Selama ini, kediaman Tjong A Fie yang menjadi satu-satunya peninggalan yang masih utuh tidak pernah dibuka untuk umum dalam jangka waktu yang relatif lama. Pameran 150 Year Tjong A Fie Heritage Eshibition, Kamis (15/6) lalu itu merupakan simbol akan dibukanya kediaman itu bagi masyarakat umum hingga 18 Agustus 2009 nanti.

Itu dilakukan karena adanya tuntutan dari berbagai kalangan termasuk Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin yang menginginkan kediaman yang penuh sejarah itu bisa dikunjungi secara umum oleh masyarakat. Pada suatu kesempatan, gubsu pernah bertemu dengan salah satu cucu Tjong A Fie yang merupakan keturunan ketiga, Fon Prawira, agar pihaknya memberi kesempatan bagi masyarakat dapat mengikuti dan menelusuri sejarah yang ditorehkan dalam perjalanan hidup Tjong A Fie.

Tjong A Fie, konon adalah seorang yang gemar membantu orang tanpa memandang etnis dan banyak mendirikan rumah ibadah. Istrinya pun adalah wanita keturunan melayu asa Binjai. Sangat banyak jejak sejarah Tjong A Fie, baik dari bidang perniagaan maupun sosial kemasyarakatan yang berbaur dengan etnis lainnya di Medan dahulu.

Rumah Tjong A Fie dibangun dengan konstruksi beton dan kayu. Desain interiornya memancarkan kharisma yang kuat pada sosok yang megah luas. Secara umum, bangunan ini terbagi menjadi bagian depan untuk menerima tamu, bagian tengah yang terbuka beratap langit, tempat sembahyang, dan bagian dapur. Selain itu, terdapat juga bagian samping berupa kamar-kamar keluarga dan taman. Sebagian ruangan samping bagian belakang dijadikan gudang dan kamar pelayan.
Bangunan utama dibangun berlantai dua. Lantai kedua disokong oleh kayu-kayu besar yang ditutup papan-papan tebal. Secara umum, bangunan lantai dua memang terbuat dari kayu. Seluruh kusen dan perlengkapan interior dirancang dengan kayu-kayu terbaik yang utuh. Namun sayang, sebagian mulai rapuh dimakan waktu. Bangunan ini masih terlihat mewah meski membutuhkan sentuhan renovasi untuk kelayakannya sebagai objek kunjungan wisata di Medan.

Fon Prawira, cucu Tjong A Fie berusaha menjadikan kediaman ini menjadi objek wisata yang menarik. "Kami melalui The Tjong A Fie Memorial Institute tengah berupaya menjadikan kediaman ini menjadi objek wisata. Lembaga ini terdiri dari dosen-dosen USU, Nommensen, Unimed sebagai pembinanya. Melalui lembaga inilah kediaman ini akan diupayakan menjadi objek wisata yang baik," kata Fon ketika ditemui Nasional Pos di Kediaman Tjong A Fie, Kamis (18/6) disela-sela Pameran 150 Year Tjong A Fie Heritage Eshibition berlangsung.

"Kami sedang merintis program kedepan untuk menjadikan kediaman ini sebagai objek pariwisata di Medan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut meminta kami menyiapkan program prioritasnya. Itu sedang kami kerjakan sekarang," katanya lagi.

Selama ini kata Fon, sejarah Tjong A Fie masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat. Sejarah itu sendiri katanya tidak mungkin ditutup-tutupi apalagi dihilangkan. "Kami mencoba memberikan nuansa yang terbuka. Karena selama ini sepertinya masih banyak sejarah yang belum terekspose oleh masyarakat. Jadi, dengan ini kita bermaksud membuka kediaman Tjong A Fie ini untuk dapat dikunjungi masyarakat," ungkapnya.

Dari sejarah ini, menurut Fon dapat diketahui bahwa Tjong A Fie tidak hanya bergelut dalam sistem perniagaan, tapi juga disegala sektor, termasuk spiritual keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang tidak membeda-bedakan etnis dan agama.


Foto-foto Rumah bersejarah Tjong A Fie





*Soal Biaya Administrasi Rp3000

Kinerja Komisi C DPRD Sumut Timbulkan Tanda Tanya

MEDAN Pasca disahkannya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) terkait biaya administrasi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirtanadi sebesar Rp.3000 beberapa waktu yang lalu oleh DPRD Sumut, kinerja Komisi C DPRD Sumut yang membidangi perusahaan daerah tersebut kini mulai dipertanyakan.
Hal ini diungkapkan, Kordinator Aksi Aliansi Masyarakat Pengguna Air Minum Sumatera Utara (AMPAM SU) Chairil Anhar Siregar kepada sejumlah wartawan, Senin (17/8).
“Sebelumnya anggota Komisi C tersebut sangat vokal mengomentari dan menentang biaya administrasi tersebut, namun secara tiba-tiba Komisi C DPRD Sumut justru mendukung dan menyetujui ranperda tersebut dengan alasan yang tidak jelas,” tuturnya.
Lebil lanjut, Chairil mengatakan tidak hanya itu, kini beredar isu di lapangan yang menayatakan bahwa telah ada terjadi kesepakatan antara PDAM Tirtanadi dengan Komisi C DPRD Sumut terkait dengan biaya administrasi tersebut. Hal itu mengingat sebagian besar pasal-pasal yang dicantumkan dalam peraturan daerah tersebut justru banyak mengatur masalah kenaikan honor dan tunjangan pegawai PDAM Tirtanadi.
Tidak hanya itu sambungnya, dalam peraturan daerah itu juga tidak dimuat unsur menimbang dari undang-undang perlindungan konsumen yang seharusnya hak-hak konsumen atau pelanggan PDAM Tirtanadi harus dimuat untuk menjamin hak-hak konsumen sebagai pelanggan PDAM Tirtanadi. Dengan kata lain terangnya, peraturan daerah yang disahkan oleh DPRD Sumut sarat akan pesanan dan cacat demi hukum karena tidak menjamin hak-hak konsumen yang menjadi pelanggan PDAM Tirtanadi dan malah juntru membebani konsumen dengan biaya administrasi sebesar Rp3000 tiap bulannya.
“Dari sekian banyak anggota Komisi C DPRD Sumut yang dulunya menentang kebijakan administrasi tersebut, hanya tinggal satu anggota saja yang tetap menentang dan tidak menyetujui disahkannya peraturan daerah tersebut,” herannya.

Arwana Unik di Akuarium Distanla Medan

Teks Photo : Ikan Arwana Unik berbentuk seperti kuda bewarna silver putih bercahaya dipercaya membawa rezeki dan tolak bala bagi si pemelihara ikan aneh tersebut.

MEDAN Percaya atau tidak yang jelas ada ikan Arwana berbentuk unik seperti kuda, tak seperti ikan arwana lainnya, saking anehnya makanya tak guna heran bila Arwana warna Silver ini ditempatkan pada akuarium kantor Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan di Jalan Bukit Barisan Pekan Labuhan dan bagi yang penasaran bisa kunjungi kantor dinas yang memang mengurusi soal ikan.
Anehnya ikan Arwana berbentuk kuda itu bila dilihat secara serius akan memantulkan cahaya yang dipercaya banyak orang merupakan cahaya pembawa rezeki, “saya pernah melihat cahaya yang keluar dari sisik ikan Arwana tak berapa lama saya mendapat tawaran kerja,”ungkap Roy, seorang pengunjung yang pernah melihat ikan aneh tersebut.
Tak sampai disitu, ikan Arwana aneh itu pembawa rezeki dan menolak bala petaka, terbukti ada orang bilang sejak ikan Arwana itu dipelihara pihak Dinas Perikanan Medan, Kadis Distanla Ir Wahid Msi semankin mendapatkan kedudukan dan jabatan rangkap tak hanya mengurusi masalah perikanan namun kini terpaksa mengurusi soal Pertanian dan Peternakan bahkan kasus yang menimpa pegawai perikanan bisa diselesaikan.
Cerita punya cerita, asal mulanya ikan Arwana itu sejak kecil memang dipelihara Darsono seorang pegawai Dinas Perikanan, “Dulu ikan arwana itu memang sengaja saya beli masih kecil namun entah kenapa setelah besar tiba-tiba bentuknya berubah seperti kuda, kemungkinan karena daya tarik badannya bengkok dan keluarkan cahaya itulah ikan tersebut sengaja diletakkan di akuarium,”Aku Darsono sembari berpikir tujuh kali akan menjual ikan aneh tersebut.


Batik motif Batak asal Medan merambah pulau Jawa

Medan Keindahan suatu batik tidak hanya hasil kerajinan pulau Jawa yang sudah terkenal sejak puluhan tahun silam. Tapi kini bagi pencinta batik bisa mengkoleksi asal Medan yang tak kalah indahnya dari daerah asal batik.
Berkat tangan Nurasyiah beralamat Jalan Bersama Tembung, kini Medan sudah mampu bersaing dalam hal kerajinan batik, padahal hasil kerajinan tersebut baru dimulai pada Februari lalu, bedanya batik tulis dari ranah Melayu ini diberikan nama ‘Batik Batak’. Alasan kenapa hasil kerajinan tangan ini diberi nama seperti itu, karena setiap motifnya kental dengan motif Batak.
Batik tulis buatan Medan memang belum begitu populer. Pasarannya masih terbatas. Tapi jika produk ini mengikuti pameran, pemesanan selalu saja ada. Yang memesan juga masih kalangan tertentu, misalnya instansi pendidikan seperti sekolah, instansi pemerintah, dan peminat batik. Untuk harga juga masih harga promosi, yakni Rp75.000 per pasang.
Jika dibanding dengan produk Jawa, seperti Pekalongan batik ini masih sedikit kurang bagus. Artinya secara teknis masih kalah, misalnya saja dari segi pewarnaan. Soalnya perajin batik di Medan tidak banyak.
Sementara
Ketua UKM Center
, Deny Faisal Mirza yakin produk Batik Medan bisa laku di pasar Jawa karena ciri khasnya. Mengenai bantuan dana, pihaknya bersama instansi, seperti Koperasi, Disperindag, dan juga BUMN bisa membantu. Menurutnya hanya tinggal pengembangan pemasaran saja. Produk ini juga bisa menjadi saingan produk Pekalongan yang selama ini didambakan para pebatik Indonesia. “Semua belajar dari nol. “Untuk memadankan warna masih kurang. Kalau di Pekalongan kan sudah bagus dan banyak yang ahli. Kita bisa unggul dari motif yang lain dari batik di Jawa,” ujarnya.


Pariwisata Sumut Perlu Diselamatkan
MEDAN Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis, menyatakan Pariwisata Sumatera Utara harus bangkit dan perlu diselamatkan serta pantas menjadi idola masyarakat dan pemerintahan Sumut sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta Devisa negara terbesar dalam rangka pendongkrak perekonomian rakyat dan negara.

Hal tersebut diungkapkannya kepada Bisnis, menyikapi soal pariwisata di Sumatera Utara, baru baru ini. "Kalau tidak dari sekarang kapan lagi pariwisata Sumatera Utara akan menjadi primadona di Indonesia dan menjadi daerah tujuan wiasata bagi turis manca negara pada tahun 2010 nanti," ungkapnya.

Riadil juga mengatakan, dalam rangka pencapaian tersebut kiranya perlu sekali mendapat dukungan penuh secara nyata dari masyarakat, pelaku pariwisata,terutama adalah pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk menjadikan pariwisata idola masyarakat kita.

"Tapi semuanya tidak bisa juga tercapai kalau pers sebagai sosial kontrol pemerintah Sumatera Utara tidak melakukan perannya dengan baik dengan selalu menyampaikan informasi aktual dan benar tentang salah satu objek wisata di Sumatera Utara kepada masyarakat. Dengan adanya informasi pariwisata Sumatera Utara maka diharapkan masyarakat Sumatera Utara umumnya turis dari luar daerah kita bisa tahu tentang objek wisata yang pantas mereka kunjungi ketika berada di Sumut,"ujar Kepala Bappeda Sumut, Riadil Akhir Lubis.


Bangun Pariwisata Sumut, Pers Jadi Ujung Tombak

MEDAN Pers yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan di Sumatera Utara dalam rangka membangun pariwisata sangat diharapkan sekali berperan. Hal tersebut dikatakan Kepala Bappeda Sumut Ir Riadil Akhir Lubis MSi. menyoal kondisi pariwisata di Sumatera Utara.
"Tanpa adanya pemberitaan dari pers itu sendiri maka tujuan pembangunan pariwisata Sumatera Utara tidak akan tercapai dengan baik. Dan pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Sumatera Utara tidak akan mampu bekerja dalam rangka peningkatan objek pariwisata itu sendiri," jelasnya.
Riadil mengakui, bahwa pengembangan pariwisata Sumatera Utara kerap mengadapi masalah dikarenakan pembangunan masih terfokus pada pengembangan objek fisik, objek pariwisata yang bersifat non-fisik.
Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang (penyedian akses akomodasi,sarana angkutan), masyarakat yang berada didalam kawasan wisata belum ikut memiliki, perlunya ikon untuk pariwisata."Dan ke depannya Bappeda Sumut telah merencanakan pembangunan jalan menuju objek wisata sebagai salah satu untuk mempersingkat perjalanan mereka," urainya.




P2SDKP limpahkan berkas 2 kapal illegal fishing Malaysia

Kapal ikan Malaysia salah satunya sempat tenggelam yakni PKFA 4805 akibat kurangnya perawatan dan pengawasan pihak P2SDKP sedangkan satu unit lagi masih dalam kondisi terapung sandar di dermaga PPSB Gabion.

MEDAN Dua kapal ikan illegal fishing tangkapan kapal patroli P2SDKP yang sempat tenggelam saat sandar di dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan saat ini berkasnya telah dilimpahkan ke Kejari Belawan guna proses hukum lebih lanjut.
Pihak P2SDKP mengaku telah ada menangkap sebanyak 7 kapal illegal fishing hingga Juli 2009 ini yang beroperasi menangkap ikan tanpa Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang beroperasi di perairan Indonesia.
Kepala Stasiun Belawan Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP) Slamet menjelaskan, pihaknya telah menangkap 2 kapal ikan pukat trawl Malaysia yaitu KF 2382 GT80 dan PKFA 4805 GT60 yang berawak warga negara Birma/Myanmar.
Di mana empat yakni 2 nahkoda dan 2 KKM kapal illegal fshing tersebut terpaksa ditahan guna pengusutan lebih lanjut sedangkan barang bukti berupa ikan sebanyak ratusan kilo telah dilelang dan 2 kapal ikan asing berikut sejumlah alat tangkapnya masih berada di dermaga PPSB dalam pengawasan pihaknya.
Ditempat terpisah, masalah tenggelamnya kapal tangkapan itu tenggelam ternyata mengundang komentar dari Amat Jaffar selaku Ketua Serikat Masyarakat Pesisir Kota Medan (SAMPAN) dikatakan, ada indikasi tak sehat atas tenggelamnya kapal Malaysia yang baru ditangkap tersebut dan diduga bocornya kapal itu akibat kurang tanggapnya petugas yang menangani penangkapan terbukti kapal tangkapan itu tak terawat serta tak diawasi sebagaimana mestinya.
Mengapa kapal itu bisa tenggelam, ini sangat menyulitkan proses hukum selanjutnya sebab sebelum dilelang nantinya pihak Kejari Belawan maupun Syahbandar pasti akan melakukan pengecekan untuk penaksiran harga lelang.
Pihak P2SDKP harus bertangungjawab dengan masalah ini, jangan ada satu baut pun di dalam kapal itu yang hilang ataupun ada barang bukti yang sengaja ditukarkan sebelum barang bukti kapal tangkapan itu dilelang pihak pengadilan perikanan.
“Ada baiknya kapal itu disita untuk Negara selanjutnya dijadikan rumpon atau rumah ikan saja ketimbang dilelang namun akhirnya kapal itu bisa kembali ke negara asalnya,”Harap Amat Jaffar saat ditemui belum lama ini di Belawan.

Kandidat PKS Untuk Walikota Medan

Ikrimah

MEDAN Kandidat yang akan maju memperebutkan kursi walikota Medan di tubuh Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan telah mengerucut menjadi tiga kandidat.
Seperti diketahui, semula PKS telah melakukan seleksi dan menetapkan lima nama diantaranya, Ikrimah Hamidy, Sigit Pramono, M Nuh, Surianda Lubis, serta Chairul Rahmi (Muslim Hand’s).
Namun belakangan lima nama ini telah mengerucut menjadi tiga nama, yang disebut sebut bakal mengerucut menjadi satu yang tentunya jadi Calon Walikota Medan 2010-2015 mendatang dari PKS kota Medan.
Mengerucutnya tiga nama dibenarkan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, Ikrimah Hamidy. Ia mengatakan, saat ini memang telah mengerucut menjadi tiga nama yakni Surianda Lubis, sigit Pramono dan Ikrimah Hamidy.
“Nama-nama yang telah diseleksi PKS kabarnya telah mengerucut menjadi tiga orang, yaitu Saya (Ikrimah Hamidy-red) , Surianda dan Sigit,” tegas bapak lima anak ini.
Ikrimah juga membenarkan jika PKS telah melakukan seleksi sebelumnya terhadap delapan nama, yang kemudian mengerucut menjadi tiga nama. Namun ia enggan berbicara lebih jauh terkait bakal calon walikota dari partai tempat bernaungnya tersebut.

Perum Pegadaian SUMUT-NAD lewati target

MEDAN Perum Pegadaian Wilayah Sumut-NAD dalam operasionalnya sampai pertengahan tahun ini, telah lewati target pendapatan.

Kabag Hukum dan Humas Perum Pegadaian Sumut-NAD, Lintong P. Panjaitan, kepada Bisnis di Medan menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh dari Kanwil Pegadaian Sumut-NAD tercatat, untuk pegadian konvensional target sampai bulan Juni 2009 barang jaminan sebanyak 87.932 potong namun terealisasi sebanyak 100.461 potong mengalami kenaikan 114,25 persen.

Untuk uang pinjaman target yang ditetapkan sebesar 216.511.101.000, terealisasi sebesar 203.511.259.000, atau baru memenuhi sebesar 93,93 persen. Sedangkan untuk pegadaian syariah target barang jaminan sebesar 18.573 potong dan terealisasi 20.457 potong, mengalami kenaikan sebesar 10,14 persen. Sedangkan uang pinjaman dengan target 79.950.168.000 terealisasi sebesar 63.250.057.000, baru memenuhi 79,11 persen.

Dibandingkan dengan realisasi Juni 2008 dan Juni 2009, barang jaminan bulan Juni 2008 sebanyak 60.552 potong sedangkan realisasi bulan Juni 2009 sebanyak 100.461 potong mengalami kenaikan 165,90 persen. Untuk uang pinjaman target 80.639.285.000, realisasinya 203.511.259.000, mengalami kenaikan target 252,75 persen.

Sedangkan untuk pegadaian syariah bulan Juni 2008 sebanyak 12.718 potong sedang realisasi bulan Juni 2009 20.457 potong, mengalami kenaikan 160,85 persen. Untuk uang pinjaman bulan Juni 2008 sebesar 26.128.599.000, realisasi bulan Juni 2009 sebesar 63.250.057.000, mengalami kenaikan 242 persen.

Pembukaan beberapa outlet pegadaian konvensional di Sumut dan pembukaan outlet pegadaian syariah di NAD merupakan salahsatu dampak sehingga minat masyarakat ke pegadaian makin tinggi dan memudahkan masyarakat yang membutuhkan dana dalam hal pengajuan kredit, selain itu masuknya musim anak sekolah sehingga masyarakat memanfaatkan jasa pegadian untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja maupun kebutuhan anak sekolah dan juga kebutuhan lainnya.

Masyarakat sudah semakin percaya dengan keberadaan pegadaian karena Perum Pegadaian adalah BUMN, yang mana proses pengajuan kredit di Pegadaian mudah, cepat dan aman, jelas Lintong. Untuk menyambut bulan ramadhan pihak pegadaian Sumut-NAD menargetkan pendapatan sebesar 35-40 persen.

NPAT Danamon kuartal II naik 21%

MEDAN Bank Danamon Indonesia Tbk memperoleh laba bersih setelah pajak (NPAT) konsilidasi sebesar 477 milyar untuk kuartal kedua tahun 2009, atau naik 21 persen dibanding kuartal sebelumnya.

RCO Bank Danamon Sumatra Utara Alexos Marzo, Bisnis di Medan mengatakan, pencapaian ini juga didukung pertumbuhan pembiayaan mikro yang berkelanjutan, sementara minggu lalu Danamon juga telah menyelesaikan pembelian 20 persen tambahan saham PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan kepemilikan 90 persen saham PT Asuransi Adira Dinamika.
Menurut Alexos dalam enam bulan pertama tahun 2009 Danamon mencatatkan NPAT konsilidasi sebesar 870 milyar yang terlepas dari tantangan-tantangan dalam ekonomi domestic dan global, pihaknya telah mencapai titik balik ke arah positif dalam kinerja keuangan pada kuartal kedua tahun 2009.

Suksesnya Rights Issue di bulan April menempatkan Bank Danamon sebagai salah satu bank dengan permodalan terbaik di Indonesia dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) konsolidasi sebesar 22,6 persen.

Dalam kurun waktu setahun terakhir bisnis mass market Danamon mencatat pertumbuhan kredit sebesar 18 persen yang mencapai 31,31 triliun dan membentuk 51 persen dari total kredit Danamon sampai dengan 30 Juni 2009.

Bisnis mass market ini meliputi kredit mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP), pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance dan Consumer Mass Market (CMM) kepada nasabah individu.

Total kredit mencapai 61,59 triliun pada akhir Juni 2009 atau dalam posisi stabil dari 61,21 triliun setahun sebelumnya walaupun telah terjadi penurunan yang signifikan dalam volume perdagangan Indonesia, kredit yang di salurkan melalui segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap memegang peran kunci untuk menjalankan intermediasi dalam perekonomian .

Dalam setahun terakhir kredit mikro naik 20 persen menjadi 11,5 triliun membentuk 19 persen total kredit Danamon sampai dengan akhir semester pertama 2009, ujar Regional Head Danamon Simpan Pinjam, Juanto Padang.

Sementara pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor melalui Adira Finance tumbuh 13 persen dari tehun ketahun menjadi 16,86 triliun yang terlepas dari penurunan penjualan di industri kendaraan bermotor. Kredit tanpa agunan melalui CMM mencapai 2,12 triliun sampai akhir semester pertama 2009 atau naik 38 persen dari periode sebelumnya.

Sedangkan Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans atau NPL) sebesar 3,5 persen pada akhir semester pertama 2009 dengan rasio penyisihan terhadap NPL sebesar 107,5 persen, Net NPL Danamon tetap berada pada angka nol setelah memperhitungkan nilai agunan, khususnya untuk kredit korporasi, kormesial, usaha kecil menengah (UKM) dan kredit kepemilikan rumah.

Jelang Ramadhan Pemko Medan Bentuk Tim Awasi Hiburan Malam

MEDAN Pemko Medan dalam hal ini Dinas Pariwisata Kota Medan telah membentuk tim pengawasan terhadap hiburan malam pada bulan ramadhan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Pemko Medan Drs Maju Siregar MM Senin (17/8) usai menghadiri upacara peringatan proklamasi kemerdekaan di lapangan Merdeka Medan. "Kita sudah membentuk tim untuk mengawasi hiburan malam pada bulan ramadhan ini," uangkapnya.
Ia juga mengatakan tim tersebut dibentuk dari beberapa elemen diantaranya satpol pp, dinas pariwisata, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh masyarakat, aparat kepolisian.
Namun ketika dianya soal sanksi yang akan diberikan terhadap hiburan malam yang tetap melakukan aktifitas diluar ketentuan, Maju Siregar mengatakan jika hal tersebut sudah ada ketentuannya.
"Kalau soal itu kan sudah ada ketentuannya, kalo yang menyalahi aturan tentunya ada sanksi serta tindakan,"ungkapnya.
Terkait hal ini maju juga mengharapkan pengelola hiburan malam bisa mentaati ketentuan yang ada, agar supaya pelaksanaan ramadhan bisa khidmat.

Sekwan : Pelantikan Tanggung Jawab KPU

MEDAN Menyusul simpang siurnya pelantikan Calon legislative terpilih pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 lalu, Sekretaris Dewan membantah jika pihaknya yang membiayai pelaksanaan pelantikan 50 anggota dewan terpilih yang rencananya akan dilaksanakan pada September Mendatang.

Sekretaris DPRD Medan Erwin Lubis mengungkapkan, “Tidak soal anggaran tidak kami (Pemko-red), itu urusannya KPU. Kami hanya menyediakan tempat,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan , selagi Caleg terpilih itu belum sah dilantik tidak menjadi tanggung jawab Sekwan dalam hal ini Pemko Medan. Tetapi jika sudah dilantik dan ditetapkan maka itu menjadi kewajiban Sekwan.

“Mereka kan belum dilantik menjadi anggota dewan, tak ada kewajiban kami (Sekwan-red) itu masih kewajiban KPU sebagai penyelenggara pemilu,” tegasnya lagi.

Lebih jelas Erwin mengatakan, pihaknya hanya dibebankan soal tempat dan pelaksanaan penyelenggaraan pelantikan seperti tempat dan lainnya, tidak dalam kapasitas anggaran.

“Tidak, sekalilagi kami tidak ada anggarannya untuk itu. Itu menjadi kewajiban KPU,” tegasnya.


Ditanya Kesiapan Jadi Walikota, Deni Malu-malu

MEDAN Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Medan, Deni Ilham Panggabean malu-malu saat ditanya soal kesiapannya menjadi Walikota Medan 2010-2015 mendatang. Padahal sebelumnya nama Deni disebut-sebut bakal menjadi kandidat kuat Calon Walikota Medan mendatang, mengingat Partai Demokrat merupakan partai yang memenangi pemilu 2009.

Saat ditanya, soal kesiapannya menjadi Walikota Medan, Deni mengatakan jika hal itu terlalu terburu-buru, mengingat dirinya hingga kini belum dilantik sebagai anggota DPRD Medan terpilih.

“Tenang dululah, jangan terburu-buru. Aku saja belum dilantik sebagai anggota Legislatif terpilih,” ungkapnya.

Namun begitu, Deni juga mengatakan jika partainya merupakan salah satu partai yang bisa mencalonkan satu paket pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan kedepan, dari itu untuk penetapan calon walikota yang jelas unsur partainya mengedepankan kader terbaiknya.





PKL Medan Tuntut Keadilan

Para PKL berdemo di depan hotel JW Marriott menuntut keadilan hukum selanjutnya secara konvoi berjalan kaki menuju kantor Walikota Medan dan DPRD Medan.

MEDAN Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) berdemo di depan hotel JW Marriott sebagai bentuk aksi protes terhadap Pemko Medan serta menuntut keadilan di mata hukum, Rabu (19/8) sekira pukul 12.05 WIB.

Para PKL pusat pasar Petisah yang tergabung dalam Assosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) persis di Jalan Putri Hijau Medan tersebut tampak membentangkan sejumlah spanduk sembari berorasi meminta kepada Pemko Medan untuk bertindak adil.

Sedangkan sepasukan polisi tampak bersiaga ekstra ketat mengamankan massa persis di depan pintu gerbang masuk Hotel milik Amerika tersebut.

“Kami disini mendesak Pemko Medan berlaku adil, jangan PKL saja yang jadi korban pengusuran dengan alasan menyalahi izin sedangkan bangunan hotel JW Marriott yang jelas-jelas menyalahi izin tak digusur, dimana keadilan bagi rakyat kecil ini,”teriak para pendemo kala itu.

Menurut pedagang, mereka akan terus melakukan aksi bila keadilan tidak ditegakkan sementara para pedagang selalu menjadi korban pengusuran. Para pedagang sebenarnya menyetujui adanya penataan pasar di Petisah walaupun harus memberikan kontribusi namun menolak bila pedagang digusur ataupun dipindahkan ke lantai atas pasar Petisah, ujarnya.

Sejam kemudian para PKL tampak bergerak melanjutkan aksinya ke kantor Walikota Medan serta DPRD Medan dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian Medan.

Perbaikan Tanggul Hampir Rampung

Teks Photo: Perbaikan dan penguatan tanggul sungai deli di kawasan Jln Ileng Kelurahan Rengas Pulau Medan Marelan dan Jalan Young Panah Hijau.

MEDAN Perbaikan tanggul Sungai Deli di dua lokasi yakni Jalan Ileng Kelurahan Rengas Pul;au dan Jalan Young Panah Hijau tampak mulai selesai dikerjakan hal itu berkat kerjakeras pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWS II) yang dipimpin Ny.Yani Siregar melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ir. Posma Samosir ST MT melaksanakan proyek penangulangan bencana banjir apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Pantauan dilapangan, Rabu (19/8), perbaikan tanggul mulai dilaksanakan persisnya di lokasi pertama di Jalan Ileng Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, saat ini masih dalam tahap finishing pengerjaan perbaikan dan penguatan tanggul dimana sesuai kontrak kerja dimulai 11 Mei 2009 dengan anggaran biaya Unit Price atau sekitar Rp3,6 miliar selesai dikerjakan 16 Nopember 2009 oleh kontraktor pemenang tender.
Perbaikan tanggul dengan tiang pancang beton sudah tampak mulai dikerjakan dengan baik oleh kontraktor pemenang tender PT.IPASIN pimpinan Shobo Simangunsong yang beralamat kantor di Jalan Rakyat No 78 Medan.
“Kita berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan proyek ini dengan sebaik-baiknya agar warga DAS merasa aman dan nyaman serta tak perlu khawatir terhadap ancaman banjir,’ucapnya singkap ketika ditemui di lapangan.
Kontraktor pemenang tender ini juga mengerjakan penguatan tanggul di kawasan jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli yakni satu paket dengan perbaikan tanggul di Jalan Ileng.
Warga DAS yang berhasil ditemui mengucapkan terimakasih kepada pihak BWSS II dan kontraktor PT IPASIN yang telah memperbaiki serta melakukan penguatan tanggul, ini membuktikan bahwa program Pemerintah untuk peduli kepada kehidupan dan keselamatan masyarakat terhadap bencana banjir terwujud melalui program penguatan tanggul.
“Kita berharap dengan diperbaikinya sejumlah tanggul di Sungai Deli ini maka warga DAS tidak akan pernah ditimpa musibah banjir lagi,”ungkap Armen Tanjung seorang aktivis LSM PHP.
Hal yang sama juga akan dilakukan perbaikan tanggul disejumlah titik rawan longsor sembari menunggu turunnya anggaran dana Stimulus dari Pemerintah diantaranya masing-masing pada proyek penguatan dan perbaikan tanggul di sepanjang sungai deli di kawasan Kelurahan Martubung dekat swalayan Maju Bersama sepanjang 140 m2 yang tender pengerjaannya dimenangkan oleh dua kontraktor masing-masing PT Usaha Nata Lestari Sejahtera beralamat Jln Sarjana No 64 B RT 01/009 Srangseng Sawah Jaksel dengan anggaran biaya sekitar Rp2,240,997,000,-.serta PT Budi Graha Perkasa Utama beralamat di Jln Seibesitang No 46 Medan dengan anggaran biaya Rp2,549.866.000,-.
Disusul dengan proyek proyek penguatan tanggul Sei Deli sepanjang 225m2 di kelurahan Martubung (Komplek Beacukai) tender dimenangkan PT Jaya Mitra Kontruksi beralamat di Jln.Jermal VI No 19 Medan dengan perincian biaya sekitar Rp4.746.951.000,-
Serta proyek penguatan tanggul sungai deli kanan sepanjang 70 m2 di sekitar jembatan titipapan berbiaya Rp1.672.132.000 tender dimenangkan PT Jaya Star Utama ebralamt kantor di Jln.Jaya II No 23 A Medan.
Sedangkan proyek penguatan tanggul sungai deli sepanjang 175 m2 di kawasan Kelurahan Belawan Bahari (Kampung Kurnia) akan dikerjakan kontraktor pemenang tender masing-masing PT Kartika Indah Jaya beralamat Jln.Pelajar Timur No.156 A Medan dengan rincian biaya Rp1.439.286.200,-.
Dan kontraktor Putra Harus Setiajati beralamat di Jln Diponegoro No 62 BB Rantau Prapat dengan rincian biaya Rp1.479.768.000,

*Kasus Dugaan Selingkuh Pj Walikota Medan
Rabu dan Kamis Polisi Akan Periksa Saksi

MEDAN Meski sudah diberitakan telah damai, kasus dugaan selingkuh Pj Walikota Medan Rahudman Harahap, ternyata masih berlanjut.
Hal tersebut tercermin dengan masih berlanjutnya pemeriksaan terhadap saksi-saki terhadap kasus penganiayaan istri Pj Walikota Medan Y br Siregar terhadap Heny.
Kabidhumas Poldasu Kombes Pol Baharuddin Djafar Senin (17/8) usai mengikuti upacara HUT RI ke-64 di Lapangan Merdeka medan mengungkapkan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.
"Dalam waktu dekat, Rabu atau Kamis kami akan mekakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi" ungkapnya.
Namun Baharuddin enggan merinci lebih jauh terkait pemeriksaan saksi-saksi yang akan dilakukan. "Kita lihat saja nanti, Rabu dan Kamis kami akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi" ungkapnya.

Peringati HUT RI Ke-64

*Warga Tionghoa Sumut Siap membangun perkonomian Indonesia

Meski diguyur hujan, PSMTI-Sumut (Paguyuban Sosial Warga Tionghoa Indonesia) Senin, (17/8) tadi pagi di Medan. Dengan penuh hikmah melaksanakan upacara Bendera HUT RI Ke-64 yang sebelumnya, Sabtu (15/8), PSMTI melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan di Jalan SM.Raja-Medan.


Ketua Panitia, Amir Sujono, mengatakan, suku Tionghoa adalah bagian dari komponen NKRI yang dapat berperan serta dalam menjaga persatuan dan kesatuan tanah air. Masyarakat Tionghoa sadar sepenuhnya nilai-nilai persatuan yang bersama meski kita pelihara dan pertahankan agar kita tidak terjebak dan tergelincir pada pemikiran yang dilandasi oleh kepentingan kelompok yang hanya merugikan cita-cita bangsa yang berdaulat dan bersatu. “Kita harus tetap sadar dengan nilai-nilai kesatuan dan persatuan” tegasnya.


Menurut, Ketua PSMTI-Sumut mengatakan, pembangunan disegala bidang untuk membangun perekonomian bangsa harus sesuai dengan semangat reformasi dengan dilandasi oleh persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan Indonesia baru yang karena hal tersebut dapat menstabilkan perekonomian. Dengan adanya pembangunan maka pertumbuhan perekonomian angkat meningkat, dengan perekonomian meningkat dapat menyerap tenaga kerja, sehingga angka pengangguran berkurang yang akhirnya akan membawa bangsa ini menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur.


Sebagai penasehat PSMTI Sumut dan anggota DPRD Sumut terpilih, Brilian Muktar terkait dengan perekonomian Indonesia kepada medantoday, dengan semangat proklamasi marilah kita bersama-bersama memperbaiki keterpuruk perekonomian bangsa ini. Bangsa kita adalah bangsa yang kaya seharusnya keterpurukan ini tidak berlarut-larut seperti ini.


Dia juga menghimbau, kepada pemerintah daerah dan pusat untuk tidak memberi izin investor asing mengelola sektor pertanian, pertambangan dan perkebunan. Investor asing hanya diberikan izin disektor perindustrian, mungkin langkah ini dapat memperbaiki perekonomian yang telah lama mati suri.


Berharap, dengan bersama suku Tionghoa dapat membangun dan memperbaiki perekonomian bangsa Indonesia terutama di Sumtra Utara. “Warga Tionghoa siap bersama-sama membangun perekonomian Indonesia” tegasnya.

Salah seorang tokoh Tionghoa, Jasmin Chandra, menegaskan, upacara peringatan HUT RI merupakan program kerja dan kegiatan rutin bagi PSMTI sebagai wujut kepedulian dan nasionalisme suku Tionghoa kepada bangsa. Sekaligus, bentuk penghargan terhadap kemerdekaan NKRI dan para pahlawan. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah,” tegasnya