Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..
Penilaian itu disampaikan Sekretaris Komisi C DPRD Medan, Zulkifli Husein, ketika melakukan kunjungan kerja ke Disbudpar Medan, tadi pagi. Hadir dalam pertemuan itu Ketua Komisi C Jamhur Abdullah, Yoserizal Lubis, Zainuddin Nasution, dan Syahrizal.
“Sejauh ini Disbudpar tidak punya produk andalan untuk mengembangkan dunia pariwisata. Produk yang ‘dijual’ hanya Istana Maimun. Padahal banyak potensi lain yang bisa digali,” kata Zulkifli.
Disebutkannya, Kota Medan saat ini hanya merupakan daerah transit bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Artinya, turis yang datang hanya sekedar singgah untuk kemudian melanjutkan perjalanannya ke daerah objek wisata, seperti Parapat dan Berastagi.
Padahal jika Dinas Pariwisata punya kemampuan untuk melakukan inovasi, sangat besar kemungkinan kota Medan bisa dijadikan sebagai daerah tujuan wisata bukan sekedar untuk transit saja. “Tapi inilah yang tidak dimiliki Disbudpar. Malah konsep untuk memajukan wisata saja tidak punya,” katanya.
Selain itu, Disbudpar juga dinilai tidak punya kemampuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Hal itu terbukti dengan banyaknya sektor-sektor yang sebetulnya berpotensi untuk menambah PAD, namun belum tersentuh. “Misalnya hotel, restaurant, dan tempat hiburan, pengutipan retribusinya belum maksimal,” ujarnya.
Hal itu ditegaskan Zulkfli Husein kepada HARI INI mengatakan saat ini banyak sekali tempat-tempat hiburan yang sudah berubah fungsi.
"Diduga menjadi tempat peredaran narkoba. Selain itu juga, banyak juga tempat hiburan yang sudah menyalahi ketentuan ijin yang diberikan," tegas Zulkfli.
Terkait hal ini, Dia juga meminta kepada Disbudpar untuk meninjau ulang ijin beberapa tempat hiburan malam di kota Medan, seperti Live Music Tobasa di Jalan Imam Bonjol Medan, sekarang sudah berubah fungsi menjadi diskotik.
Selain itu, dia juga meminta kepada Disbudpar untuk tidak memberikan ijin diskotik Station yang berada di simpang Jalan Wazir Medan. Karena gedung yang digunakan ialah gedung bersejarah atau termasuk salah satu cagar budaya di Kota Medan.
"Disbudpar harus segera menutup diskotik Station tersebut, apalagi memang belum ada ijin operasionalnya," tandasnya.
Selain itu, dia juga meminta agar segera dilakukan penertiban tempat hiburan lainnya seperti tempat-tempat karaoke yang sekarang ini sudah menyediakan musik 'panas' dan juga tempat-tempat bilyard serta panti pijat sehingga dapat merusak anak bangsa.
10.45 WIB Data yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) di situs kpusumut.org membingungkan. Pasalnya, setelah sempat muncul dua hari data perolehan sementara kursi
Calon legislatif (caleg) DPR RI dari PPP untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut III Nomor Urut 7, Fadli Nasution SH MH kepada HARI INI data yang sempat dilansir itu.
Ia mempertanyakan cara kerja KPU Sumut, terutama Divisi Informasi Teknologi KPU Sumut yang saat ini dipegang Sirajuddin. ‘’Cara kerja mereka tidak profesional. Dua hari muncul kemudian menghilang. Konstituen saya marah. Ini bisa jadi preseden buruk bagi penyelenggaraan Pemilu di Sumut,’’ kata Fadli Nasution.
Seperti yang terbit di sejumlah media cetak
‘’Meski data itu sementara, tapi seharusnya tiap hari harus terus diupdate agar kita tahu perkembangan suara. Tapi ini tidak, dua hari muncul, tiba-tiba menghilang. Saya kuatir ini ada proses rekayasa di tingkat KPU Sumut,’’ ujar Fadli Nasution.
Fadli Nasution sendiri mengaku tiap hari membuka situs KPU Sumut, terutama berkaitan dengan tabulasi perolehan suara. Bahkan Fadli Nasution mengaku, pihaknya saat sekarang telah menyimpan fotokopian formulir C-1 yang diperoleh di 8.801 TPS di Dapil III Sumut. ‘’Kita akan buktikan nanti bahwa data yang sebenarnya ada di formulir C-1, bukan di situs KPU Sumut yang terkesan tidak profesional pengelolaannya,’’kata Fadli Nasution.
Ia mengaku, akibat melansir data yang kadang-kadang tidak pasti itu, ribuan konstituennya di bawah menjadi marah. ‘’Jangan sempat kami mengerahkan konstituen ke KPU Sumut hanya gara-gara pengelolaan IT yang terkesan kampungan,’’ kata Fadli Nasution.
Secara terpisah, Koordinator Quick Count Maiyasyak Centre (MJ Center) Ahsanul Fuad SH mengatakan, tabulasi sementara yang dilansir media cetak di Medan dari update situs KPU Sumut tersebut sangat jauh dari hasil yang sebenarnya.
Menurut Ahsanul Fuad SH, pihaknya telah memindahkan data tabulasi C-1 yang diperoleh MJ Centre. Sampai kemarin untuk 1.494 TPS, Ahsanul Fuad mengaku telah mengantongi perolehan suara sebanyak 20.703. Jika diambil rata-ratanya, tiap TPS Maiyasyak Johan memperoleh suara 13,85%. ‘’Artinya dengan 8.801 TPS, kita mampu meraih suara 121.959 suara,’’ ujar Ahsanul Fuad.
Ia mengaku tidak terkejut dengan hasil yang kemarin dilansir media cetak. Menurut Ahsanul Fuad, media cetak wajar mengambil perbandingan itu. ‘’Meski nama Maiyasyak Johan tidak masuk 10 besar, kami tidak terkejut. Karena data itu masih berasal dari kantong-kantong suara yang bukan basis Maiyasyak Johan seperti Langkat, Binjai, Asahan, dan Batubara. ‘’Data KPU itu baru 0,4%. Jadi tak perlu kami kuatirkan. Kalau data itu sudah masuk 60%, kita baru kuatir,’’ kata Ahsanul Fuad.