Rabu, 15 April 2009

Data KPU Sumut Buat Bingung

Caleg DPR RI Protes

10.45 WIB Data yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) di situs kpusumut.org membingungkan. Pasalnya, setelah sempat muncul dua hari data perolehan sementara kursi DPR RI untuk daerah pemilihan Sumatera Utara, tiba-tiba data itu menghilang. Padahal data tersebut telah sempat dilansir oleh sejumlah media massa di Medan.

Calon legislatif (caleg) DPR RI dari PPP untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut III Nomor Urut 7, Fadli Nasution SH MH kepada HARI INI data yang sempat dilansir itu. ‘’Secara moril saya dirugikan. Konstituen saya di lapangan marah karena perolehan suara itu diyakini tidak valid,’’ujar Fadli Nasution.

Ia mempertanyakan cara kerja KPU Sumut, terutama Divisi Informasi Teknologi KPU Sumut yang saat ini dipegang Sirajuddin. ‘’Cara kerja mereka tidak profesional. Dua hari muncul kemudian menghilang. Konstituen saya marah. Ini bisa jadi preseden buruk bagi penyelenggaraan Pemilu di Sumut,’’ kata Fadli Nasution.

Seperti yang terbit di sejumlah media cetak Medan, KPU Sumut melansir data perolehan suara caleg DPR RI Dapil I, Dapil II dan Dapil III Sumut. Data yang kemudian dilansir media cetak itu ternyata membingungkan. Khusus untuk Dapil III Sumut, daerah tempat Fadli Nasution mencalonkan, telah muncul 10 nama.

‘’Meski data itu sementara, tapi seharusnya tiap hari harus terus diupdate agar kita tahu perkembangan suara. Tapi ini tidak, dua hari muncul, tiba-tiba menghilang. Saya kuatir ini ada proses rekayasa di tingkat KPU Sumut,’’ ujar Fadli Nasution.

Fadli Nasution sendiri mengaku tiap hari membuka situs KPU Sumut, terutama berkaitan dengan tabulasi perolehan suara. Bahkan Fadli Nasution mengaku, pihaknya saat sekarang telah menyimpan fotokopian formulir C-1 yang diperoleh di 8.801 TPS di Dapil III Sumut. ‘’Kita akan buktikan nanti bahwa data yang sebenarnya ada di formulir C-1, bukan di situs KPU Sumut yang terkesan tidak profesional pengelolaannya,’’kata Fadli Nasution.

Ia mengaku, akibat melansir data yang kadang-kadang tidak pasti itu, ribuan konstituennya di bawah menjadi marah. ‘’Jangan sempat kami mengerahkan konstituen ke KPU Sumut hanya gara-gara pengelolaan IT yang terkesan kampungan,’’ kata Fadli Nasution.

Secara terpisah, Koordinator Quick Count Maiyasyak Centre (MJ Center) Ahsanul Fuad SH mengatakan, tabulasi sementara yang dilansir media cetak di Medan dari update situs KPU Sumut tersebut sangat jauh dari hasil yang sebenarnya.

Menurut Ahsanul Fuad SH, pihaknya telah memindahkan data tabulasi C-1 yang diperoleh MJ Centre. Sampai kemarin untuk 1.494 TPS, Ahsanul Fuad mengaku telah mengantongi perolehan suara sebanyak 20.703. Jika diambil rata-ratanya, tiap TPS Maiyasyak Johan memperoleh suara 13,85%. ‘’Artinya dengan 8.801 TPS, kita mampu meraih suara 121.959 suara,’’ ujar Ahsanul Fuad.

Ia mengaku tidak terkejut dengan hasil yang kemarin dilansir media cetak. Menurut Ahsanul Fuad, media cetak wajar mengambil perbandingan itu. ‘’Meski nama Maiyasyak Johan tidak masuk 10 besar, kami tidak terkejut. Karena data itu masih berasal dari kantong-kantong suara yang bukan basis Maiyasyak Johan seperti Langkat, Binjai, Asahan, dan Batubara. ‘’Data KPU itu baru 0,4%. Jadi tak perlu kami kuatirkan. Kalau data itu sudah masuk 60%, kita baru kuatir,’’ kata Ahsanul Fuad.

0 comments: