Senin, 03 Agustus 2009

Cabai Merah dan Angkutan Udara Picu Inflasi Medan dan Sumut


MEDAN |Kenaikan harga cabai merah dan angkutan udara selama Juli 2009 memicu inflasi kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) selama satu bulan tersebut. Pada bulan Juli 2009 kota Medan mengalami inflasi 1,20%, sedangkan Provinsi Sumut 1,15%. Inflasi Sumut ini lebih besar dibandingkan inflasi nasional 0,45%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, Drs Alimuddin Sidabalok MBA kepada wartawan dalam siaran persnya mengungkapkan, secara kumulatif (Januari-Juli 2009) inflasi Sumut sebesar 0,23%, dan nasional 0,66%. Sedangkan secara year on year (Juli 2008 terhadap Juli 2009) inflasi Sumut 2,31% dan Nasional 2,71%.

Sementara tiga kota IHK (Indeks Harga Konsumen) juga mengalami inflasi yakni; Pematangsiantar 1,04%, Sibolga 0,97%, dan Padangsidempuan 0,61%.

“Bulan Juli, inflasi kota Medan dan Sumut paling utama dipengaruhi dengan naiknya harga beberapa komoditas di pasar, terutama cabai merah dan angkutan udara yang masing-masing mengalami kenaikan 39,58 persen dan 20,51 persen,” ujar Alimuddin.

Didampingi Kepala Bidang (Kabid) Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Stastik (IPDS), Panusunan Siregar MSi, Sidabalok menyebutkan, selain harga cabai merah dan angkutan udara, komoditas lain yang ikut mempengaruhi IHK untuk penghitungan inflasi yakni; harga sepeda motor naik 5,51%, ikan kembung/gembung 12,98%, rokok kretek filter 3,54%, upah pembantu rumah tangga 2,04%, ikan dencis 7,40%, ikan tongkol 10,56%, teh manis 40%, bawang putih 50,13%, daging ayam ras 2,34%.

Alimuddin menjelaskan, dari 16 kota IHK di Pulau Sumatera , seluruh kota mengalami inflasi tertinggi di Bengkulu 1,61% dan inflasi terendah terjadi di Batam 0,15%.

Di Indonesia, dari 66 kota IHK sebanyak 4 kota mengalami deflasi, dimana deflasi terbesar terjadi di Jayapura 0,55% dan terendah di Samarinda 0,18%. Sedangkan 62 kota lainnya mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Sorong 2,29% dan terendah di Purwokerto 0,01%.

0 comments: