This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Rabu, 19 November 2008

Cerpen Pujangga

Bujang Lapokh Sejati

Oleh Mhd Darwinsyah Purba
Bersih dan bersinar. Tubuhnya yang masih berbalutkan tubuh perempuan usia belasan tahun, layaknya seperti beras punel pulen. Tentu saja sebagian orang tak kan mengira dia sudah berumur kepala empat. Parto, seperti yang ditanya banyak orang kepadanya, selalu ia menjawab belum ada perempuan yang benar-benar Tuhan jodohkan buatku. tungu aja tanggal mainnya??

Singkat namun menggetarkan hati jawaban itu. Dan, akhirnya menjadi maklum, biasanya tersirat dari si penanya tadi. Memang, begitu menyebut nama Parto, nama itu yang akan mengusik dan dieluk-elukan di Kampung Bandar Slamet Ujung. Kemudian, setiap bibir perempuan itu untuk digunakan selalu mengulum liur, jika mengingat Parto. Memendam kepekatan kata-kata di dada, bagaimanapun keseganan untuk mengusik status Parto yang masih lajang diusia 39 tahun. Rasa eman, hormat, menggumpal bagi setiap perempuan, jika melihat Parto. Dia ibarat manusia setengah dewa. Yakin terhadap pilihan hidupnya.

Bayangan Parto, mungkin gambaran seorang Robin Hood . Segala kebaikan sifat dan behaviour-nya ada pada Ariel . Siapa perempuan yang akan bisa tahan, berhadapan dengan bidadari itu. Termasuk aku mungkin ndak akan tahan.

Aku hampir menangis jika selalu mengingat dan mengenang riwayat percintaannya. Mungkin hanya aku tahu seorang yang bias tahu isi hati Parto. Karena mungkin pula di sana aku juga terlibat. Pada akhirnya aku hampir tak berdaya serta tak kuasa untuk bisa menolongnya.

Sudah cukuplah aku anggap kamu menolong aku, sedemikian besar meskipun hanya mendengar ceritaku yang terasa menyesakan dada ini, begitu selalu kata Parto, setiap kali ku telphon dia.

Aku mengenal Parto, sejak duduk di bangku SMA. Sebuah SMA Negeri favorit di kampung kami. Dan, 21 tahun sudah aku mengenalnya. Parto tak berubah. Tetap menjadi primadona. Incaran perempuan-perempuan desa.

Aku tahu keluarganya merupakan keluarga demokratis. Kawin campur beda agama. Ayah-ibunya, kakak perempuannya, adiknya laki-laki .. Parto, pun saat itu juga mungkin akan mengalami hal serupa, jika jadi menikah dengan aku. Dan kini, adiknya juga demikian. Ibunya pergi meninggalkan keluarga, ke negeri jiran tetangga. Parto,

Yang aku tahu saat kali pertama, berkenalan, kakaknya sudah memilih menetap di kapung lain. Tidak tahan dengan kekangan Bapaknya .. katanya.

Mamankya pun demikian, kali. Hanya tiga kali aku melihat mamanya. Pertama saat mengajak Parto kencan. Kedua, membantu membersihkan halaman dari daun-daunan kerung serta ranting-ranting patah yang berhamburan. Ketiga, Saat liburan panjang, mamaknya pulang ke Surabaya. Kesanku, sungguh aku dalam sebuah pertemuan dengan seorang ibu.

Dialah yan merubah hidupku. Hidupku sejak itu menjadi berwarna. Aku benar-benar merasakan pengaruhnya begitu dahsyat dalam penentuan pilihan jalan hidupku. Memag sebuah cita-cita yang akan diraih selalu didorong oleh cinta ataupun amarah. Tapi Parto begitu tabah ..

Aku ingin jadi biarawati aku setengah gila setelah mendengar Parto mengatakan demikian. Wanita yang kupuja, ternyata menentukan pilihannya di saat usia belia. Bukan aku tak tahu, pilihan biarawati mengharuskan dia harus tidak boleh menikah hingga hayat menjemput.

Namun, biarlah ... itu tetap jadi pilihan hidupnya. Aku sendiri, asik dengan kehidupanku. Parto pun memang sepatutnya tak membawaku ke dalam kehidupannya. Banyak perempuan yang mendekat ... Dari mulai Asnay, Ahduy dan terakhir Sanimen. Semuanya kandas.

perempuan yang dipilihnya, selalu unik. Pernah dia mengungkap, apakah seorang aktor, layak untuk mendampinginya. Kepadaku, dia berkata seakan, Ahduy pilihannya telah menyakitinya. "Semua perempuan memainkan drama. Munafik," katanya.

perempuan pemain band, juga pernah hinggap dalam kehidupannya. Namun, memang segalanya tak cocok. Tentu saja, seperti problema klasik lainnya, perbedaan agama.

Sanimen, mungkin aku kira dia yang terlama dalam kehidupan Parto. Sejak bangku SMA dia mengincarnya. Namun cukup posesif memang Sanimen ini. Urakan dan semau gue. "Paranoid, kataku," begitu Parto berkata, kemarin.

Akibatnya, sungguh diluar dugaan. Parto memutuskan hubungan Sanimen. Sanimen marah berat. "Sanimen mengancam akan menculik adikku dan membunuhku," ujarnya.

Setiap kali, itu terjadi. Parto tak mampu menepisnya. Tiada bukti. Maka diputuskannyalah ia, ayah dan kedua adiknya pindah dari Surabaya ke kota Bandung.

Parto sejenak melupakannya. Dia lulus dari Fakultas Sastra sebuah universitas negeri di tanah Jawa. Kelar, dia melamar bekerja di Malaysia. Sungguh, ternyata, suasana laut membuat hatinya tentram. "Gajinya banyak..." ucapmu. Dan bisa bepergian secara gratis.

Sebagai karyawan di sebuah perusahaan traveling di Singapura, agaknya membuat semangat hidup Parto kembali terbuka. Dua tahun ditekuninya, dan Parto bisa mengembangkan bakatnya. "Aku sempat juara pertama untk kategori penyanyi band di atas kapal pesiar, " katamu bangga.

Menyanyi, membuatmu seakan melangkah di atas awan. Aku dulu pernah membawamu ke dalam dunia band. Band kampus, meski kamu bukan penyanyi utama. Tapi kebahagiaan di wajahmu membuat dunia ini seakan cerah.

"Agaknya, cara pendang orang Singapura terhadap profesi selalu begitu bisa mengungkap sisi kehidupan manusia yang diletakan pada porsinya," kata Parto.

cerita Parto begitu berkesan. Dia mempunyai teman seorang bule perempuan. Menghormati dan rasa respek terhadap dirinya, sungguh pujian yang begitu berharga baginya. Bule itu penumpang kapal dan Parto seorang waitres. "Aku pelayan, tapi, bule itu tidak canggung," katamu. Maka seperti kisah film Love Boat, arti sebuah persahabatan terjadi. Parto menceritakan dengan antusiasisme seorang gadis yang masih polos. Tapi aku kini kembali berpijak pada duniaku kembali.

"Aku menerima kartu pos-mu setiap kali sebelum sampai ke tanganku, selalu dibaca teman-temanku. Katanya basi,.. abis kamu pakai bahasa Indonesia sih ??" ujarmu tentang kartu pos yang selalu aku kirim setiap kali. Tentu saja dengan kata-kata pujaan sejak dulu terhadap sikap dan sifatnya serta perjuangan hidupnya. Parto bertambah matang.

Tapi, kebohongan ternyata mulai masuk dalam relung jiwanya. Parto berani membohongiku. Dia mengatakan menikah dengan seorang temannya. Bertaut muda usianya. Namun, dia suka. Dan dikatakannya ia telah menikah.

"Aku bohong kepadamu. Sebenarnya aku masih sendiri. Aku banyak yang mencintai tapi tidak ada yang berkesan di hati. Semuanya menunggu suara dari Tuhan," ucapmu.

Mungkin .. ini balasan. Aku pernah membuatmu kecut ... mungkin. Mungkin, sekali lagi. Tapi, tidak. Aku dan kamu yang hanya tahu ketidakseriusan ini. Maafkanlah aku Parto.

Kau pun meminta tolong untuk dicarikan kerja. Namun, aku sekali lagi tak pernah bisa mengabulkannya. Aku merasa berdosa lagi. Dari dulu ....

ceritamu menyadarkan aku. Kamu gigih dan feminin, peka sebagai seorang perempuan. Dan itu pula, yang membuatmu bertahan sebagai seorang Bujang lapokh sejati.

Batak dan Budaya Malu

MHD DARWINSYAH PURBA

Ada yang bertanya: Apakah Batak memilki budaya malu? Sampai sejauh mana budaya malu itu? Jika mayoritas Batak adalah Kristen, bagaimana pastoralnya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya rasa kita harus membedakan dulu antara konsep “budaya malu” dan konsep “malu”. Budaya malu itu adalah sebuah konsep baru dalam bahasa Indonesia. Ia dikembangkan pada masa pemerintahan seorang Raja Jawa bernama Suharto, yang memerintah Indonesia dari 1965–1988. Boleh jadi konsep ini memang berasal dari budaya feodal Jawa.

Untuk mengeliminir praktek-praktek korupsi di kalangan pejabat dan rakyatnya Suharto memperkenalkan budaya malu sebagai “self-controlled”. Sebenarnya banyak budayawan (antara lain Mochtar Lubis–orang Batak) yang menentang konsep budaya malu ini. Konsep ini tidak memiliki dasar moral yang kokoh. Seseorang diajar untuk tidak korupsi, bukan dikarenakan korupsi itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan perintah Tuhan atau suara hati nurani, tapi karena korupsi adalah suatu hal yang ditertawakan oleh orang banyak. Korupsi boleh dilakukan asal jangan ketahuan, karena akan memalukan.

Implikasi lebih jauh dari konsep ini ialah, orang tetap korupsi tapi berusaha untuk menutup-nutupi perbuatannya. Sementara itu, karena orang yang melakukan korupsi semakin banyak saja, dan semua saling tutup-menutupi, maka pemahaman bahwa korupsi adalah sebuah perbuatan yang memalukan, pun semakin pudar. Korupsi menjadi hal yang biasa-biasa saja dan tidak memalukan lagi. Puncaknya adalah apa yang terjadi dalam minggu-minggu terakhir ini: Suharto yang mempopulerkan konsep budaya malu itu hanya senyum-senyum saja ketika oleh sebuah badan PBB ia “dinobatkan” sebagai kepala negara yang mencuri uang paling banyak. (Dan oleh Mahkamah Agung RI, nama baiknya oleh majalah Times juga telah “dicemarkan” sebagai koruptor besar-dipulihkan dengan ganti-rugi sebesar 1,5 triliun rupiah!).

Sebagai akibat persentuhan dengan budaya feodal Jawa itu, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kini banyak juga orang Batak yang menganut konsep budaya malu, atau konsep mendasarkan tindakan lebih pada pertimbangan apakah nantinya dia akan dihina atau ditertawakan orang. Dan ukuran akan hal-hal apa saja yang akan dihina atau ditertawakan
orang itu pun menjadi sama dengan yang dipahami oleh budaya feodal Jawa, dan yang secara perlahan-lahan berkembang menjadi budaya Indonesia.

Malu itu adalah kesepakatan. Dengan lain perkataan, hal-hal apa saja yang akan dihina atau ditertawakan oleh orang banyak, berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Bahkan di suatu masyarakat yang sama pun, disebabkan oleh perbedaan jaman, hal-hal apa saja yang dihina atau ditertawakan oleh orang banyak bisa berubah.

Bagi beberapa sub-etnis Papua, berseliweran kesana-kemari hanya dengan memakai koteka sebagai penutup penis tentu bukalah hal yang memalukan. Tapi bagi orang-orang Jawa yang tinggal di keraton hal yang demikian tentu sesuatu yang sangat memalukan. Bagi orang Batak menandaskan teh atau juadah yang dihidangkan oleh tuan rumah bukanlah hal yang memalukan. (Itu justeru merupakan penghormatan). Tapi bagi orang Jawa atau Sunda hal itu tentu adalah sesuatu yang memalukan.

Dahulu bagi orang Batak melacur adalah sesuatu hal yang memalukan. Tapi kini sudah banyak pelacur yang berasal dari etnis Batak.Dahulu bagi orang Batak menyemayamkan jenazah orang tua di rumah duka adalah sesuatu yang memalukan. Tapi kini disebabkan oleh situasi dan kondisi hidup di kota besar, hal itu bukanlah sesuatu yang memalukan lagi.

Sebagaimana halnya masyarakat dan budaya lain yang ada di muka bumi ini, maka orang Batak juga tentu mengenal konsep malu (maila). Tapi budaya malu, sebagaimana yang telah diterangkan di atas, bukanlah konsep Batak in the first place.

Pada dasarnya orang Batak memiliki karakter yang suka berterus-terang dan apa adanya. Agak aneh juga kalau orang yang memiliki karakter seperti ini mendasarkan suatu tindakan lebih banyak atas penilaian orang lain (dihina atau ditertawakan) . Pada orang yang memiliki karakter berterus terang dan apa adanya, suatu tindakan seyogianyalah lebih didasarkan kepada apakah hal itu menyenangkan hati sendiri, atau apakah hal itu sejalan dengan pertimbangan moral yang dimiliki. Tapi sebagaimana yang telah diterangkan di atas, budaya Batak pun telah terkontaminasi dengan budaya malu.

Orang Batak perlu kembali ke akar budaya dan imannya. Orang Batak perlu mereformasi konsep budaya malu, bahkan konsep malu itu sendiri: Kalau seorang Batak tidak mencuri, tida kmelakukan pelecehan seksual, rajin pergi ke gereja, tidak berjudi dsb maka seyogianya itu bukanlah karena dilandasi oleh ketakutan akan malu kalau ketahuan orang, tapi lebih karena tindakan itu akan

"Speedy tidak beres!"

Wednesday, 05 November

WASPADA ONLINE

WASPADA - Pelayanan internet Speedy akhir-akhir ini banyak mengecewakan pelanggan, tidak hanya koneksi yang sering putus tapi juga pelayanan customer service-nya. Promosi dan iklan-iklan Speedy terkesan tidak sesuai dengan pelayanan produk yang diberikan kepada pelanggannya.

Hal itu menjadi keluhan media online nomor satu di Sumatera, Aceh dan diluar pulau Jawa. Redaktur Kota Medan Waspada Online, Darwinsyah Purba, membenarkan bahwa pelayanan Speedy memang sangat mengecewakan. "Operasional media online sangat bergantung pada koneksi internet yang menjadi faktor fundamental untuk dapat melayani publik dan pembaca di seluruh dunia," kata dia.

Dulu, Darwinsyah bercerita, ketika kami sedang mencari ISP yang permanen, Speedy menjadi salah satu pilihan. Ketika pihak Speedy menawarkan produk dan pelayanannya, mereka berhasil memuaskan manajemen kami dengan janji-janji yang ditawarkan. "Tapi semua itu ternyata omong kosong. Kami dibohongi," kata Darwinsyah.

"Waspada Online sangat mengedepankan pelayanan publik, salah satunya dengan berita-berita terkini. Tapi itu menjadi kendala apabila pihak penyedia servis internet tidak mendukung. Dengan memilih Speedy, kami sangat merasa rugi. Mereka (Speedy-red) hanya bagus beberapa hari setelah menjadi pelanggan. Tapi setelah itu, janji-janji yang semula ditawarkan hilang seketika. Keluhan kami ke bagian Telkom Call Center itu tidak pernah memuaskan.Kalau tidak di desak, bisa jadi teknisi tidak datang meski sudah berhari-hari menunggu. Itu tidak beres," keluhnya.

Hal serupa juga dialami sebuah kantor LSM di Medan yang berulang-ulang kali mengeluh tentang gangguan koneksi. Teknisi sudah berulangkali datang, tetapi tidak ada perubahan. "Kami sering bertanya kenapa pelayanan Speedy sekarang kacau dan tidak profesional, teknisinya juga sudah sering kami panggil, tapi hasilnya tetap saja koneksinya putus sambung berulangkali. Hal ini sangat mengganggu kerja kantor kami karena aktifitas kantor kami sangat tergantung pada internet," kata Shailo, karyawan LSM itu mengeluh kepada Waspada, Selasa (4/11) malam.

Meski demikian, seorang pakar teknologi informasi di Medan, M Asbin, mengaku tidak terlalu terganggu dengan koneksi Speedy. Tapi akhir-akhir ini dia mengakui kecepatan koneksi memang menurun.

"Saya belum pernah merasa kecewa dengan pelayanan Speedy, tapi sebulan terakhir ini kecepatan Speedy memang agak lambat," kata Asbin.

Petisah Hulu Terbakar

Thursday, 04 September 2008
112 Rumah Terbakar, 200 KK Hilang Tempat Tinggal


MEDAN - Sedikitnya 112 rumah yang berada di tepian Sungai Babura, Lingkungan VII, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, tadi sore, terbakar. Akibatnya 200 KK kehilangan tempat tinggal.

Pantauan Waspada Online di lokasi kejadian, kobaran api membesar dan sulit dipadamkan karena puluhan rumah di tiga lorong itu, yakni Lorong Famili, Lorong Bulan dan Lorong Baru umumnya bangunan semi permanen dan berada di lokasi yang sulit dijangkau petugas pemadam kebakaran Pemko Medan.

Suasana yang heboh, bingung dan panik itu, sesekali sempat terjadi keributan. Apalagi keterlambatan petugas pemadam kebakaran yang tiba sekira satu jam lebih ke lokasi membuat puluhan warga merasa kesal dan gampang terpancing emosi.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Meski ada beberapa sebagian barang yang berhasil diselamatkan namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Seorang saksi mata yang juga korban kebakaran, Riris, di sela-sela kepanikan mengatakan, informasi yang diterimanya api bersumber dari ledakan mercon/petasan yang menyambar kabel listrik sehingga menimbulkan percikan api dan menyambar ke salah satu rumah warga.

Mercon diketahui berasal dari arah seberang sungai. "Saya saat itu sedang bekerja di pabrik tahu kawasan Sunggal. Saya ditelefon adik saya, memberitahukan rumah terbakar. Saat itu sekira pukul 13.30 WIB," kata Riris. Ditambahnya, kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah ini juga pernah terjadi sekira 1990-an. "Persis sama dengan kejadian sekarang," sebutnya.

Namun salah seorang warga lainnya menimpali dan membantah sembari mengatakan bahwa api berasal dari ledakan sebuah kompor dari rumah seorang warga lainnya.

Sementara itu, Kapolsekta Medan baru AKP Darfin Purba, mengatakan, kejadian ini masih dalam penyelidikan. "Kita masih mencari informasi dan menyelidiki asal sumber api dan belum dapat dipastikan apa penyebab kebakaran tersebut."

Kencangnya tiupan angin saat itu ditambah lagi bangunan-bangunan yang berada di tepian Sungai Babura kebanyakan bangunan semi permanen, kobaran api pun begitu cepat melahap puluhan rumah. Sekira pukul 17.15 WIB, api baru berhasil dijinakkan warga dengan dibantu petugas pemadam kebakaran Pemko Medan yang mengerahkan puluhan mobilnya mondar-mandir ke lokasi memadamkan api.

Upaya disengaja

Tercibir cerita miring menyikapi peristiwa kebakaran tersebut. Salah seorang warga korban kebakaran mengatakan kepada Waspada Online, berdasarkan asumsinya kejadian ini merupakan upaya yang disengaja dari pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan adanya bangunan-bangunan di tepi Sungai Babura tersebut.

Menurutnya, rumah-rumah tersebut sengaja diberanguskan. Namun asumsinya itu tidak menjelaskan lebih jauh gambaran seperti apa yang diinginkan pihak-pihak tertentu tersebut. Suasana hingga pukul 17.50 heboh.[team]

YPAI-Waspada Online Peduli Korban Kebakaran Petisah Hulu

Sunday, 14 September 2008
WASPADA ONLINE

MEDAN - Yayasan Pendidikan Ani Idrus (YPAI) bekerja sama dengan Waspada Online (WOL) menggalang dana untuk para korban kebakaran di Jln S Parman, Kelurahan Petisah Hulu, Medan Baru yang terjadi 5 September lalu.

Ketua I YPAI, Hj. Ida Tumengkol, B.Comm, M.Hum, tadi siang mengatakan penggalangan dana itu merupakan inisiasi yang bertujuan untuk melindungi para korban. "Peristiwa nahas itu sangat memprihatinkan. Hampir 200 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Bayangkan saja nasib mereka seperti apa menjelang Idul Fitri," kata Ida.

Ida yang juga Komisaris Harian Waspada dan Pemimpin Umum Waspada Online itu prihatin terhadap kondisi hidup para korban. Kepala keluarga yang terkena musibah itu rakyat yang kesehariannya berjuang untuk mencari nafkah keluarganya. "Dalam kondisi seperti ini, sudah sepantasnya sesama warga saling membantu dan mengasihi," tambahnya.

Redaktur Kota Medan Waspada Online, Darwinsyah Purba yang survei mendatangi beberapa lingkungan kebakaran mengatakan, kondisi di lapangan masih belum stabil dan para korban sangat membutuhkan bantuan.

"Banyak korban yang masih terlihat bingung. Para kepala keluarga tampak berusaha untuk membangun kembali rumah mereka dengan mengumpulkan sisa-sisa batu bata dan membersihkan areal rumah masing-masing yang musnah," kata Darwinsyah.

Meski sebagian korban sudah mulai melakukan renovasi, lanjut Darwinsyah, kebanyakan di antara mereka masih membutuhkan bahan bangunan. "Karena itu, kami menjumpai lurah setempat untuk koordinasi bantuan yang akan kami salurkan. Mereka sangat membutuhkan," imbuhnya.

Inisiatif ini, menurut Hj. Ida Tumengkol, mengumumkan nama-nama penyumbang di situs www.waspada.co.id lengkap dengan nomor rekening. "Pembaca Waspada Online mencapai 500,000 pengunjung dari seluruh Indonesia dan dunia. Banyak di antaranya memiliki kedekatan dengan Sumut-NAD. Ini juga merupakan salah satu cara kami untuk mengundang pembaca peduli dengan para korban," imbaunya.[team]

Heboh! kampus Medikom terbakar

Wednesday, 08 October 2008
M DARWINSYAH PURBA & RICKY YOVI PERMANA
WASPADA ONLINE

Medan - Masyarakat Medan dikejutkan oleh kebakaran yang terjadi di kampus D-I Medikom yang terletak di Jln Prof H. M. Yamin no 508-510 Medan, Rabu (8/10) siang tadi.

Sumber yang diperoleh dari lokasi kejadian menyebutkan sekitar jam 11 siang terlihat asap mengepul dari genset yang terbakar. Ruang genset Yayasan Pendidikan Medikom yang berada di lantai 4 tersebut diduga mengalami korslet dinamo yang langsung membuat percikan api.

Kuat dugaan, meledaknya salah satu genset tersebut karena kehabisan air karburator. Untuk memadamkan api, Dinas Kebakaran Kota Medan mengerahkan lima unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Dalam tempo dua puluh menit, api berhasil dipadamkan dan tidak sempat merambat ke lantai satu dan lantai dua bangunan tersebut.

Kejadian tersebut langsung membuat mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar mengajar berhamburan dan langsung keluar dari kampus. Untuk mengantisipasi merambatnya percikan api, pihak kampus menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran.

Saat kebakaran terjadi, mahasiswa yang kebanyakan wanita, sempat panik dan berhamburan dari ruang belajar. Salah seorang mahasiswi Jurusan Informatika Komputer, Nia Welasari, mengaku tidak mendengar ada suara ledakan dari lantai tiga, tempat ruang genset yayasan berada.

"Tidak dengar apa-apa. Kita sedang belajar. Tiba-tiba ada yang bilang kampus terbakar. Kawan-kawan jadi panik dan turun ke bawah," cetusnya.

Sementara salah seorang staf pengajar Hilda Sihombing mengatakan, akibat kebakaran, proses belajar mengajar terpaksa dihentikan. "Kalau gensetnya sudah selesai diperbaiki, kita akan kuliah lagi. Sementara ini proses belajar terhenti, karena untuk mendukung proses belajar-mengajar butuh genset," kata Hilda.

Menurut Manager Pemasaran, Edward Sinulingga, saat dikonfirmasi Waspada Online membenarkan hal tersebut. Menurutnya sumber percikan api berasal dari genset yang berada di lantai 4 akibat dari korslet dinamo. "Untungnya kejadian ini tidak berlangsung lama dan pihak pemadam kebakaran sangat kooperatif sekali," katanya.

Ketika ditanya tentang kerugian materil akibat kejadian tersebut, Edward mengatakan "hanya sebuah genset yang mungkin sudah tidak bisa dipakai lagi. Tidak ada kerugian yang besar," tambahnya.

Menurut Pemilik Yayasan Pendidikan Medikom, Syanti, belum bisa memperkirakan jumlah ke-rugian. Namun Syanti mengatakan, api mulai terlihat menyala dari ruang genset di lantai tiga gedung yayasan sekira pukul 11.00 WIB. "Kebakaran terjadi saat proses belajar mengajar di Yayasan Pendidikan Medikom sedang berlangsung," katanya.

Eks Dirut TVRI Sumita Tobing Ditahan

Monday, 26 May 2008
MHD DARWINSAYAH PURBA
WASPADA ONLINE

(JAKARTA) - Mantan Direktur Utama TVRI Sumita Tobing dikabarkan ditahan di Mabes Polri. Ia disangka melakukan korupsi Rp12,4 miliar. Sumita ditangkap tim penyidik KPK dan Mabes Polri di kediamannya, Jakarta, Minggu (25/5).

Informasi yang dikumpulkan, Sumita ditangkap oleh tim penyidik Mabes Polri dan KPK dari rumahnya pada Minggu (25/5). Saat ini Sumita masih menjalani pemeriksaan di Subdirektorat Tipikor Mabes Polri.

Mengenai kabar ditangkapnya Sumita, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira menyatakan masih belum tahu. “Saya cek dulu kebenarannya,” ujar Abubakar, Minggu (25/5).

Mantan Direktur Utama TVRI dan juga mantan Direktur SCTV ini diduga terkait dengan pemalsuan dokumen SK Menteri Keuangan Nomor 501 tertanggal 7 September 2001 mengenai larangan dirinya tidak boleh melakukan duplikasi wewenang dan memberi perintah kerja kepada pegawai negeri sipil. tersangka melakukan korupsi ditubuh TVRI. Ia dianggap terlibat dalam tender fiktif pembelian kamera.

Selain itu, Sumita juga diindikasikan terlibat korupsi senilai Rp12,4 miliar di tubuh TVRI. Sumita diduga sengaja meloloskan pembelian peralatan dan kamera televisi dengan sistem tender fiktif.