This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Jumat, 28 Agustus 2009








LSM Lingkari Minta Dirut PTPN II Ditahan

MEDAN Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) masih dianggap mampu menangani kasus dugaan korupsi di PTPN II, walau kesannya lambat. Setelah lima pejabat PTPN II dimintai keterangan termasuk direktur utama, belum ada perkembangan penyelidikan.
“Ini bukan masalah tidak mampu, tapi tidak mau. Terkesan mengulur-ulur dalam menangani kasus korupsi ini. Semakin terlihat bahwa Kejatisu tidak profesional,” kata Julheri Sinaga SH, praktisi hukum di Medan, Kamis (27/8).
Julheri mengatakan, terus mengikuti perkembangan penanganan kasus PTPN II ini demikian juga kasus-kasus lain yang butuh perhatian. Jika tidak ada perkembangan atau malah melengceng, Kejatisu akan terus disoroti. “Kita beri waktu dan keyakinan bahwa Kejatisu benar-benar ingin menjalankan tugasnya dengan baik,” beber Julheri.
Julheri mengingatkan, jangan sampai ada ‘main mata’ antara aparat hukum dengan PTPN II, sehingga kasus KSO (Kerjasama Operasional) PTPN II Kebun Limau Mungkur dengan Koperasi Nuansa Baru ini, mengendap. “Jangan sampai ada aktivitas “ATM berjalan”n
selama ini sehingga penanganan kasus ini begitu lambat,” pungkas Julheri.
Humas Kejatisu Edi Irsan yang dikonfirmasi enggan berkomentar lebih jauh perkembangan penyelidikan.”Kita tetap selidiki kasus ini dengan serius, tidak ada main-main,” jawabnya normatif.
Tindak pidana korupsi di PTPN II dicurigai terjadi dari kegiatan manipulasi dan pembayaran fiktif oleh PTPN II kepada Koperasi Nuansa Baru. Dalam praktiknya, tindak penyimpangan itu berkaitan dengan biaya perawatan, pembatuan, menyiang, menunas, panen TBS, ongkos lansir, ongkos angkut, dan biaya keamanan. Kegiatan gratifikasi dari koperasi Nuansa Baru kepada pejabat PTPN II juga diduga juga terjadi selama bertahun-tahun.
Ketua Lembaga Investigasi Anti Korupsi (Lingkari) Deli Serdang, BP Malau mendesak Kejatisu menetapkan tersangka dalam kasus KSO di Kebun Limau Mungkur itu. Untuk kepentingan penyidikan, harus ada tersangka yang ditahan.
“Agar mempermudah kerja Kejatisu dalam mengusut perkara ini, Direktur Utama
PTPN II harus ditahan, dan kemudian secara intensif dilakukan pemeriksaan. Nah, bila tidak terbukti bersalah segera dilepaskan. Namun, bila bersalah segera dilimpahkan ke Pengadilan agar disidangkan,” jelas Malau di Lubuk Pakam, kemarin.
Sekretaris Lingkari, Gom Adeputra menambahkan, dugaan korupsi di lingkungan PTPN II juga sampai Kejagung RI. Dugaan korupsi timbul karena menyalahgunakan wewenang, memanipulasi pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan pekerjaan fiktif, dan gratifikasi untuk Kebun Limau Mungkur Deli Serdang. Kemudian, anggaran pengamanan yang dibayarkan kepada koperasi
perusahaan berjumlah lebih kurang Rp4,5 miliar per tahun juga diduga fiktif. Pasalnya, PTPN II telah memiliki perangkat keamanan terlatih dan ada kerja sama dengan pihak Polda Sumut. “Nah, semua sudah mengetahui bahwa di lingkungan PTPN II bobrok, nggak mungkin lagi ditutupi,” tukasnya.
Sejauh ini, Direktur PTPN II Bhatara Moeda Nasution, tidak dapat ditemui. Ketika Kantor Direksi PTPN II disambangi wartawan koran, seorang staf mengatakan Bhatara tidak di kantornya. “Bapak, lagi keluar kota,” jawabnya.
Kepala Humas PTPN II, Legino juga tidak berada di tempat karena sakit. “Pak Legino sakit. Asam lambungnya naik, sehingga diopname,” ujar staf Humas PTPN II.
Sebenarnya, kasus yang terjadi di PTPN II bukan itu saja. Pada tahun 2005, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI telah menemukan adanya beberapa kegiatan di PTPN II yang berindikasi merugikan keuangan negara. Namun, temuan-temuan itu hilang begitu saja tanpa proses hukum.
Diantaranya, terdapat beberapa kontrak penjualan gula dengan batas waktu penyerahan yang lama sehingga PTPN II kehilangan potensi untuk memperoleh pendapatan minimal sebesar Rp5,8 miliar.
Lalu, penyaluran dana program bina lingkungan PTPN II sebesar Rp150 juta tidak sesuai dengan prosedur, pendapatan dan biaya atas kegiatan Tamora Golf Club tidak tercatat dalam pembukuan PTPN II dan pengakuan piutang kepada Tamora Golf Club Sebesar Rp2,6 miliar lebih diragukan.
Lalu, terdapat penghapusan aktiva tetap PTPN II dengan nilai buku sebesar Rp12,2 miliar belum mendapat persetujuan pemegang saham. Lalu, pengelolaan tembakau deli menurun sejak tahun 2001 dan biaya produksi lebih tinggi dari pada hasil penjualan, sehingga PTPN II mengalami akumulasi kerugian dari komoditas tembakau sebesar Rp252 miliar.
Dalam audit tersebut, PTPN II juga dinyatakan belum menyetorkan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebesar Rp67 miliar. Anehnya, di Kantor Direksi PTPN II, pejabat-pejabatnya menampakkan gaya hidup mewah dengan mobil-mobil berharga ratusan juta. Setiap hari, tak kurang dari 100 kendaraan pribadi mewah terparkir di Kantor Direksi.
Selanjutnya, beberapa proyek pengadaan juga diindikasikan bermasalah. Yakni PTPN II menetapkan harga perhitungan sendiri atas pengadaan 80 unit lori rebusan pada beberapa pabrik kelapa sawit dan pengadaan pompa air. Harga penetapan sendiri itupun terlalu tinggi. Yang agak mencolok yaitu pengadaan racun api merk “servo fire” sebesar sebesar Rp2,9 miliar lebih tidak sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa. Kehilangan potensi pendapatan itu pada Pabrik Gula (PG) Sei Semayang dan PG Kwala Madu. PTPN II menjual gula melalui penjualan lokal.
Dari hasil pemeriksaan terhadap kontrak-kontrak penjualan gula diketahui terdapat beberapa kontrak penjualan dengan batas waktu penyerahan/pengambilan barang yang ditetapkan dalam kontrak sampai 2 sampai 4 bulan. Sedangkan harga yang berlaku adalah harga pada saat penandatanganan kontrak dilakukan tanpa ada penyesuaian harga sampai dengan saat pengambilan barang.

APBD Kota Medan tidak terealisasi

MEDAN Tidak terealisasinya sejumlah anggaran di Pemko Medan pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Tahuna Anggaran 2008, di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di pemko Medan dikarenakan adanya ketakutan penggunaan anggaran serta mendesaknya waktu realisasi.
Menurut anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Medan, Abdurrahim Siregar, ketika ditanya soal ketakutan sejumlah Kepala SKPD dalam menggunakan anggaran, Jum’at (28/8) di DPRD Medan tadi pagi. Ketakutan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menggunakan anggaran tahun 2008 di Pemko Medan, sehingga berimas terhadap tidak maksimalnya daya serap anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2008 dinilai sebagai salah satu hal yang manusiawi, namun jika mereka tindak ada kesanggupan seharusnya mereka meletakan jabatannya.
“Kita melihat hal itu sebagai hal yang manusiawi pada seorang manusia. Namun begitu, jika mereka memang tidak punya kemampuan untuk itu, sebaiknya mereka meletakkan jabatan,” ungkapnya.
Rahim juga menyayangkan pernyataan sejumlah Kepala SKPD yang beralasan soal ketakutan dalam menggunakan anggaran, kerana hal tersebut berimbas terhadap tidak maksimalnya pelayanan Pemko Medan dalam pembangunan di Kota Medan.
Seperti diketahui, sejumlah Kepala SKPD di antaranya Dinas Iriadi Irawadi, Kaban Lingkungan Hidup Ir Purnama Dewi, serta Kadis TRTB Qamarul Fattah beralasan jika tidak terealisasinya anggaran pada APBD 2008 dikarenakan adanya ketakutan dan mendesaknya waktu pelaksanaan.
Hal tersebut terungkap dari pengakuan sejumlah Kepala SKPD Pemko Medan, saat menggelar pembahasan Laporan Pertanggungjawaban Walikota Medan APBD TA 2008, dengan komisi-komisi di DPRD Medan.
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Iriadi Irawadi, mengakui tidak terrealisasinya sejumlah anggaran di dinasnya salahsantu asalannya karena adanya ketakutan menggunakan anggaran.
“Ya kami ada ketautan menggunakan anggaran itu, makanya realisasi tidak maksimal,” ungkap Iriadi saat ditanya, salah satu anggota DPRD Medan Yasni Rahma, soal realisasi anggaran sosial keagamaan di dinasnya .
Tak hanya Iriadi, sejumlah Kepala SKPD lainnya diantaranya kadis Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB), dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) beralasan tidak terrealisasinya sejumlah anggaran pada APBD TA 2008 dikarenakan masalah waktu.
“Banyaknya anggaran yang tidak terrealisasi di dinas kami (TRTB) dikarenakan minimnya waktu yang diakibatkan penyusunan anggaran pada TA 2008 lalu,” ungkapnya.

Omzet pengerajin Mukena naik 50%

MEDAN Permintaan mukena (telekung) membuat sejumlah pengrajin meningkatkan produksinya menghadapi Ramadan dan Idul Fitri ini. Permintaan ini meningkat sejak tiga bulan sebelum Ramadan sehingga pengrajin mukena mulai banjir orderan jauh sebelum Ramadan.
Seperti peningkatan orderan mukena milik konveksi Ana yang beroperasi di Jalan Bromo Medan. “Pesanan mukena sudah mulai datang tiga bulan sebelum Ramadan. Kami mendapat orderan mukena paling banyak dari para pedagang di Pajak Ikan Lama,” ujar Ana.
Dikatakan Ana, omzet mukena meningkat karena permintaan tidak hanya datang dari dalam Kota Medan, tetapi juga dari luar kota bahkan luar negeri. Seperti Brunai Darussalam dan Malaysia. Kedua negara ini paling banyak memesan mukenanya.
Peningkatan omzet dan orderan pesanan mukena juga meningkat di Pajak Ikan Lama Medan yang dikenal sebagai sentral penjualan mukena. Di lokasi ini banyak dikunjungi warga negara tetangga untuk melakukan pemesanan produk mukena yang akan mereka jual kembali di negara mereka.
“Sejak pekan lalu, omzet penjualan mukena sudah meningkat sekitar 50% dari hari biasanya. Pemesan kebanyakan datang dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai Darussalam, meskipun ada juga yang lokal dan luar daerah seperti Aceh dan Padang, namun jumlahnya lebih kecil,” ujar Soleha, pedagang mukena yang melayani pesanan dalam jumlah banyak.
Dikatakannya, pembeli kebanyakan pelanggan lama yang setiap tahunnya selalu melakukan pemesanan. Per harinya, mukena bisa terjual 10 hingga 20 mukena yang dijual secara eceran dengan harga bervariasi. “Kalau hari-hari biasa paling bisa terjual 3-4 potong mukena, itupun pada akhir-akhir minggu saat banyak wisatawan lokal maupun luar banyak berkunjung ke Pajak Ikan Lama untuk berbelanja,” bebernya.
Diakuinya, mukena yang dijual di Pajak Ikan Lama banyak diambil dari perajin mukena di kawasan Jalan Bromo dan Jalan Amaliun Medan. “Kualitasnya lebih baik. Selain itu kita juga telah melakukan kerja sama sejak lama dengan perajin di dua kawasan itu untuk memasok mukena,” katanya.

UKM Center Sumut
Model Pembinaan Pemuda Menjadi Wirausahawan Mandiri

SEJAK didirikan tahun 2005 dan kemudian diresmikan oleh Deputi Menpora Bidang Kewirausahaan Pemuda Drs H Sudrajat Rasyid MM awal 2006, UKM Center Sumatera Utara telah menjelma menjadi model pembinaan pemuda menjadi wirausahawan mandiri. Hasilnya pun, sejumlah usahawan kecil dan menengah (UKM) binaannya telah berhasil mengembangkan usaha sekaligus mengangkat derajat secara ekonomi.
“Setelah deklarasi UKM Center Sumut pada 6 Januari 2006 oleh Bapak Deputi Menpora Bidang Kewirausahaan Pemuda, di provinsi lain pun mulai didirikan lembaga yang sama dengan mengambil peran yang sama pula. UKM Center Sumut menjadi model pembinaan bagi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga,” kata Ketua UKM Center Sumut, Ir Deni Faisal Mirza, baru-baru ini.
Deni mengaku bangga, sekaligus gembira bahwa apa yang mereka rintis sejak awal, kini mulai menapak naik dan menunjukkan hasil dari pembinaan, pelatihan serta pendampingan yang mereka lakukan kepada pelaku UKM khususnya dari kalangan usahawan muda.
Dipaparkan, UKM Center kini membina sejumlah usahawan yang bergerak di bidang pembuatan makanan, sepatu, sandal, tas, telekung (mukena), batik dan lain-lain.
Mereka ini, yang mendapatkan pembinaan sekaligus pelatihan yang difasilitasi Kemenegpora. Staf Kemenegpora secara berkala berkunjung langsung ke pelaku-pelaku usaha yang dibina UKM Center Sumut.
Hasilnya, seperti dipaparkan di awal tadi, selain mengangkat nama produk untuk lebih dikenal di pasar, sejumlah lomba inovasi bisnis pun telah mampu mengangkat nama sang usahawan sekaligus hasil usahanya diakui menjadi produk unggulan yang pantas menyandang predikat juara.
Seperti di tahun 2007, usahawan muda Roma Girsang yang merupakan binaan UKM Center Sumut menjuarai lomba inovasi bisnis tingkat nasional dengan produk unggulannya kerajinan tangan dari kulit binatang. Lalu di 2008, lembaga UKM Cenohter Sumut masuk nominasi 10 besar terbaik sentra kewirausahaan pemuda (SKP) sehingga berhak menerima bantuan dana block grand sebesar Rp 50 juta dari Kemenegpora.
“Dana sebesar itu tidak untuk dinikmati sendiri oleh pengurus, tapi dikucurkan untuk membina wirausahawan muda untuk membentuk sentra-sentra usaha. Bentuk kegiatannya meliputi pelatihan, manajemen pengelolaan, serta pengadaan sarana dan prasarana yang terus berlangsung hingga sekarang,” kata Deni.
Dia memberi contoh, sentra industri sepatu di Jalan Brigjen Zein Hamid Delitua serta Jalan Pancasila Medan Denai, kemudian sentra pelatihan pembuatan batik tulis dan batik cap motif khas Batak di Jalan Bersama Gg Musyawarah Medan Tembung.
“Di sentra pelatihan pembuatan batik ini, sudah dua kelompok yang menjalani latihan dengan jumlah tiap kelompok sepuluh orang. Hal yang sama untuk sentra pelatihan pembuatan telekung yang sudah memasuki gelombang kedua dengan jumlah peserta masing-masing sepuluh orang juga,” ungkap Deni.
Sentra pelatihan pembuatan telekung di Jalan Bersama No. 98 Medan Tembung, diikuti wanita khususnya remaja tamatan SMA. Dua sentra pelatihan yang berdekatan ini, nantinya diharapkan menjadi perpaduan yang menghasilkan batik serta telekung berkualitas untuk meraih pangsa pasar di sektor garmen.
Satu lagi, sentra pembuatan makanan, yakni jenis makanan sumpia di Jalan Pahlawan Gg Perwira. “Di sini, justru sudah berkembang sangat pesat karena di lingjkungan itu sudah benar-benar menjadi sentra perajin sumpia. Ini luar biasa, dan kita berharap sektor usaha yang sudah berjalan ini bisa terus dikembangkan,” kata Deni.
Ke depan, UKM Center Sumut memproyeksikan pegembangan sentra-sentra perajin untuk produk lain. Mereka akan melatih 50 pemuda putus sekolah berusia 15 sampai 30 tahun membuat makanan olahan aneka rempeyek.
“Untuk makanan rempeyek ini, produksinya sudah berlangsung dengan tiga jenis bahan yakni kacang tanah, kacang hijau serta ikan teri asin. Namun kami mengajukan proposal lifeskill untuk mendapatkan dana bantuan Kemenegpora kerjasama dengan Depdiknas. Dari Jakarta sudah memverifikasi langsung, termasuk lokasi pelatihan di dua tempat yakni Jalan Sei Serayu dan UKM Center.
Karena itu pula, UKM Center Sumut tengah mengembangkan showroom sekaligus kantor di Jalan Al Falah Medan yang diharapkan bisa menjadi lokasi pameran serta promosi untuk membantu pemasaran produk-produk usaha binaan tersebut. Harapan lainnya, bukan cuma sentra yang terbentuk, tapi incubasi bisnis sentra kewirausahaan pemuda. “Sifatnya berupa pendidikan dan pelatihan kepada pemilik usaha kecil untuk lebih mengembangkan usahanya,” sambung Deni.
Dan sejumlah kerjasama juga telah dilakukan dengan perusahaan BUMN yang memiliki dana CSR PKBL seperti PTPN 3, PTPN 4, Pertamina serta Asuransi Export Indonesia. Khusus PTPN 4, telah mengucurkan dana antara Rp 10 juta hingga Rp 35 juta bagi 20 pengusaha yang bergerak di bidang pembuatan makanan, sepatu, bantal, telekung, sembako, peternakan lele dumbo hingga pengusaha barang bekas (botot).
“Syaratnya, usaha-usaha tersebut tentu jelas fisiknya serta tengah berjalan. Kami juga membantu pembuatan proposal bagi usahawan yang ingin mendapatkan dana bantuan tersebut,” sambung Deni seraya mengatakan pihaknya juga menjalin kerjasama dengan institusi terkait lainnya seperti Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, lembaga pendidikan USU serta BPN.
Yang terakhir ini, kerjasama yang dilakukan berupa sertifikasi tanah milik pelaku UKM, kemudian yang ingin mendapatkan modal bisa mereka bantu untuk mnghubungkannya dengan Bank Sumut dengan membawa sertifikat tanah tadi sebagai jaminan.

KONI Medan Tak Mau Salah Mengelola Dana Olahraga

MEDAN KONI Medan tak mau salah dalam mengelola dana olahraga yang bersumber dari APBD. Karena itu, Ketua Umum KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis menegaskan, pihaknya perlu mengupas tentang pengelolaaan keuangan KONI tersebut pada seminar bertema Aspek Keuangan Daerah dalam Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga.

"Kita mau SDM Pengurus KONI Kota Medan dapat lebih paham tentang sistem administrasi dan pengelolaan keuangan. Kegiatan ini juga merupakan software guna peningkatan skill manajemen bagi insan pelaku olahraga, terutama para pembina olahraga maupun pemerintah daerah, sehingga tidak ada lagi keraguan dalam pengucuran dana untuk kegiatan olahraga khususnya melalui dana hibah pada KONI kabupaten/kota di Sumut," papar Zulhifzi Lubis.

Selama ini, lanjut Zuhifzi, pemahaman tentang sistem pengelolaan anggaran olahraga yang disalurkan melalui APBD belum sinkron. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, dana keolahragaan yang dialokasikan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 25 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2010 disebutkan, bahwa pemberian hibah untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah (seperti TMMD dan KPUD) dan semi pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK) dapat dianggarkan dalam APBD.

Lebih lanjut lagi, dalam Surat Edaran Mendagri No. 900/2677/SJ tanggal 8 November 2007 dijelaskan pemberian hibah dan bantuan tersebut sifatnya tidak mengikat atau terus-menerus yang diartikan hibah dan bantuan itu sangat tergantung kepada kemampuan keuangan daerah.


Ramadhan Fair Ikon Kota Medan

MEDAN Jadi ikon kota Medan, bahkan tersohor ke mancanegara, itulah Ramadhan Fair. Sebuah event tahunan yang diadakan Pemko Medan sejak lima tahun lalu, gaungnya memang sudah sangat terasa.
Namun begitu selain Ramadhan Fair jadi ikon penting, sebagai pusat jajanan kuliner di bulan Ramadhan, pelaksanaan Ramadhan Fair ini juga tak luput dari segala permasalahan termasuk, menjebloskan Kepala Dinas Pariwisata beserta pelaksana kegiatan ke terali besi.
Namun ada yang unik dari pelaksanaan Ramadhan Fair khususnya di Kota Medan. Event tahunan yang beranggarkan Rp1,5 miliar ini konon kabarnya telah tersohor hingga mancanegara termasuk Malaysia, Thaliand dan Singapura.
Keunikan mendasar dari pelaksanaan Ramadhan Fair adalah kebersamaan dan silaturahmi, selain itu macam ragam jajanan makanan khas nusantara dari Sabang sampai Merauke dipastikan ada di sana. Bahkan tak jarang, pengunjung juga dapat mencicipi masakan luar negeri seperti masakan khas Malaysia serta negara lainnya.
Sejak lima tahun lalu, Ramadhan Fair sudah menjadi ikon penting kota Medan yang akan menyongsong kota Medan yang modern, madani dan religius. Event tahunan yang pertama kali dikumadangkan Walikota Medan Abdillah ini, telah mampu menyihir jutaan umat muslim dan masyarakat yang beragam di Kota Medan untuk menikmati event ini.
Ditambah dengan mengambil lokasi strategis, tepat di samping Mesjid Raya yang sangat bersejarah, serta persis berada di depan Istana Maimoon, Ramadhan Fair mampu member warna baru bagi kota Medan di masa sekarang.
Keberadaan Ramadhan Fair yang berada tepat di lokasi bersejarah itu, menambah syahdu pengunjung yang berada di kawasan itu, dimana selain menikmati lezatnya hidangan dan berbagai masalakan khas Nusantara, pengunjung juga bisa sekalian menikmati petilasan Sultan Deli yang berkuasa puluhan tahun lalu.
Kepala Dinas ariwisata Kota Medan Drs Maju Siregar, terkait pelaksanaan ini kepada Bisnis baru-baru ini mengungkapkan, pelaksanaan Ramadhan Fair, dilaksanakan setiap tahun di bulan Ramadhan. Di mana Pemko Medan menyelenggarakan Ramadhan Fair, tahun ini sudah memasuki Ramadhan Fair VI. “Pelaksanaan Ramadhan Fair kali ini sudah memasuki penyelenggaraan keenam, dimana anggaran pelaksaanya menggunakan anggaran Rp1,5 miliar dari APBD Medan.” ungkapnya.
Seperti diketahui, tempat penyelenggaraan acara ini sendiri persis berada di pusat kota, persis di depan Istana Kerajaan Melayu Deli Maimun dan berada di sebelah kanan halaman Masjid Raya Kota Medan. Dari bisa diakses dari Bandara polonia Medan dengan daya jangkau 15 menit.
Sementara itu, acara pokok di Ramadhan Fair ini dalam setiap tahunnya dibuat kedalam dua sesidimana acara pertama dibuat acara buka puasa bersama tetapi tidak gratis dan pentas seni budaya Islam.
Buka puasa bersama ini dalam bentuk penyajian berbagai jajanan, nyaris semua makanan, minuman dan kue-kue yang ada di nusantara di jual di acara ini. Anda cukup datang milih tempat duduk di mana dan makanan minuman serta kue-kue lainnya tinggal pesan melalui pelayan pemilik tempat. Untuk pentas seni biasanya mendatangkan artis-artis dari ibukota. “Untuk tahun ini kami mendatangkan sejumlah artis ibu kota diantarnya Opic dan yang lainnya, “ ungkap Maju Siregar.
Ramadhan fair dalam tiap harinya, didatangi pengunjung rata-rata lima ribu hingga duapuluh ribu pengunjung baik non-muslim dan dari segala etnis.
Sementara itu, Maju juga mengatakan, untuk mereka yang berjualan di Ramadhan Fair para pedagang sudah melalui seleksi ketat pihak penyelenggaran. Dimana mereka di seleksi baik dari segi pelayanan, rasa, ke khasan dan lainnya.
Maka tak heran juga jika orang Medan untuk pertama kalinya bisa menikmati Kerak Telor makanan khas Betawi di ramadhan fair ini. Atau juga masakan timur tengah seperti martabak dan lainnya. Tak ketinggalan juga sejumlah cita rasa makanan nusantara, dari nasi goring hingga nasi pecal, gando-gado hingga empek dan makanan khas lainnya.


Jermaine Jackson: Islam Membuatku Yakin akan Agama


''Semoga Allah selalu menyertaimu Michael (Jackson), i love you ....'' Sepenggal kalimat itu terlontar dari mulut saudara tertua Raja Pop dunia, Michael Jackson, yakni Jermaine La Jaune Jackson.
Bukan tanpa alasan Jermaine melontarkan kalimat tersebut. Sebab, ia adalah seorang pemeluk agama Islam yang telah menjadi mualaf sejak 1989.
Dan sejak menjadi penganut agama Islam, Jermaine Jackson berganti nama menjadi Muhammad Abdul-Aziz Jackson. Ucapan terakhir Jermaine itu, seperti dilansir situs BBC News, merupakan pernyataan resmi pertama sekaligus menjadi ucapan perpisahan dari pihak keluarga Jackson atas meninggalnya Michael Jackson di Los Angeles pada 25 Juni lalu.
Persentuhan Jermaine dengan agama Islam bermula dari kunjungannya ke beberapa negara di Timur Tengah. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka tur promo musik yang dilakukan bersama saudara perempuannya. Salah satu negara yang dikunjunginya adalah Bahrain. Selama di Bahrain, diakui Jermaine, dia merasa nyaman.
''Kami diterima dengan hangat oleh masyarakat di sana. Bahkan, saya sempat bertemu dan mengobrol dengan anak-anak Bahrain tentang segala hal,'' paparnya.
Pada saat melakukan interaksi inilah anak-anak tersebut menanyakan perihal agama kepada musisi kelahiran Gary, Indiana, Amerika Serikat, 11 Desember 1954. Dengan spontan Jermaine menjawab bahwa ia adalah seorang pemeluk Kristen. Sebaliknya, pertanyaan serupa juga dilontarkan Jermaine kepada anak-anak tersebut, yang dijawab mereka dalam satu suara: Islam.
Jawaban tersebut sontak membuatnya terheran-heran. Kemudian anak-anak tersebut, ungkap Jermaine, menceritakan kepadanya tentang Islam. Para bocah kecil itu memberikan informasi seputar Islam sesuai dengan pemahaman yang dimiliki anak seusia mereka.
''Suara mereka memperlihatkan kepada saya bahwa mereka sangat bangga terhadap Islam. Bermula dari sinilah saya tertarik untuk mengenal Islam lebih jauh.''
Tidak lama berselang setelah kunjungannya ke Bahrain, Jermaine memutuskan untuk menemui para cendekiawan dan ulama Muslim dan belajar mengenai Islam dengan mereka. Berbagai tanda tanya besar dan keraguan akan keyakinan yang dianutnya selama ini memenuhi pikirannya saat itu. Bagaimana mungkin selama ini dia bisa meyakini kitab suci yang ternyata kitab itu disusun oleh banyak orang. Demikian juga dengan penjelasan mengenai hakikat Tuhan yang tidak banyak ia temukan dalam Kitab Injil.

Berumrah
Jermaine berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Tetapi, semua usahanya ini tidak berhasil. Yang terjadi justru sebaliknya, ia semakin yakin untuk beralih ke Islam. Keinginannya tersebut ia sampaikan kepada salah seorang teman keluarganya yang kebetulan seorang Muslim, Qunber Ali. Atas ajakan Qunber juga akhirnya Jermaine pergi mengunjungi Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Dari Riyadh, atas undangan pihak keluarga Kerajaan Arab Saudi, Jermaine melanjutkan perjalanan menuju Mekkah untuk melakukan umrah.
''Saat itu saya belum mengetahui banyak mengenai Islam. Tetapi, untuk pertama kalinya saya sampaikan kepada publik bahwa saya telah menjadi Muslim,'' ujarnya.
Selama menetap di Arab Saudi, Jermaine banyak mempelajari tentang Islam dari kitab suci Alquran. Selain itu, ia juga berguru kepada para ulama setempat. Tidak hanya dari para ulama, pengetahuan mengenai Islam juga ia dapatkan dengan mendengarkan kaset-kaset yang dirilis oleh penyanyi pop asal Inggris, Cat Stevens, yang telah menjadi seorang mualaf dan mengganti namanya menjadi Yusuf Islam.
''Saya belajar banyak dari lagu-lagu dia (Yusuf Islam),'' tukas anak keempat dari sembilan bersaudara keluarga musisi Jackson.
Setelah masuk Islam, diakui Jermaine, dirinya merasa seperti dilahirkan kembali. Ia menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang selama ini tidak bisa ia temukan dalam ajaran Kristen.
Menurutnya, hanya Islam yang benar-benar memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaannya mengenai kelahiran Yesus. Dan, untuk pertama kalinya, ungkap Jermaine, dia merasa yakin dengan apa yang namanya agama.

Diintimidasi
Sekembalinya ke Amerika Serikat, Jermaine menemukan kondisi pahit mengenai Islam. Media-media massa di negaranya pada saat itu sedang gencar-gencarnya melakukan propaganda kejam terhadap Islam dan umat Islam. Bahkan, ia sempat menjadi salah satu sasaran dari propaganda yang dilancarkan oleh media massa di Amerika. Sentimen negatif terhadap Islam dan pemeluknya juga dilancarkan oleh rekan-rekannya sesama seniman dan artis Hollywood. Kalangan Hollywood tersebut kerap menjelek-jelekan umat Islam dengan menuduh mereka sebagai sekelompok teroris dengan tanpa alasan yang jelas. ''(kondisi) Ini membuat saya sedih.''
Untuk menghapus stigma negatif itu, sebagai seorang Muslim, Jermaine melakukan berbagai upaya agar apa yang digambarkan oleh kalangan media massa di Amerika mengenai Islam dan pemeluknya adalah salah. Pengertian yang sama juga ia sampaikan kepada seluruh anggota keluarganya.
''Setelah menjadi Muslim, saya merasakan adanya perubahan besar di dalam diri saya. Saya mulai meninggalkan semua hal yang dilarang dalam Islam. Dan, ini tentunya sulit diterima oleh keluarga. Terlebih lagi setelah berbagai macam kecaman dilayangkan kepada keluarga besarnya.''
Dari pihak keluarga, yang pertama kali menegur Jermaine adalah sang ibu, Catherine Jackson. ''Kamu (telah) mengambil keputusan ini secara tiba-tiba, atau telah memikirkannya masak-masak?'' ujar Jermaine mengutip perkataan Catherine kala itu. Kepada ibunya, Jermaine dengan tegas menjawab bahwa semua keputusan ini ia ambil setelah berpikir panjang.
Dengan keputusannya masuk Islam, keluarganya menilai bahwa ia telah memelihara rasa permusuhan di kalangan masyarakat Amerika. Namun, Jermaine merasa yakin kalau keluarganya tidak akan bersikap sama dengan orang-orang Amerika pada umumnya, karena dia tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang cukup demokratis dan terbuka dengan adanya perbedaan.
''Kami menghargai semua agama, karena itu mengapa keluarga Jackson merasa nyaman berteman dengan orang-orang dari berbagai agama. Dengan alasan itu juga, mereka bisa menerima keputusanku,'' terang Jermaine.
Tidak hanya kedua orang tua dan saudara-saudaranya yang bisa menerima keyakinan baru Jermaine, tetapi juga ketujuh orang anak laki-lakinya serta dua anak perempuannya dan istrinya. Bahkan mereka, ungkap Jermaine, mengikuti jejaknya menjadi seorang Muslim. Dari empat orang perempuan, tiga orang di antaranya ia nikahi secara resmi, Jermaine memiliki sembilan orang anak.
Dari mantan istrinya Hazel Gordy ia memperoleh dua anak (Jermaine La Jaune Jackson Jr dan Autumn Jackson). Dari Margaret Maldonado yang tidak ia nikahi, Jermaine memiliki dua anak (Jeremy Maldonado Jackson dan Jourdynn Michael Jackson).
Sementara dari mantan istrinya yang kedua, Alejandra Genevieve Oaziaza, ia mendapatkan tiga anak (Donte Jackson, Jaffar Jackson, dan Jermajesty Jackson). Sedangkan dari istrinya sekarang, Halima Rashid, ia mendapatkan dua anak. dia/islam religion


Tingkat Spiritual Ayah Bentuk Pribadi Anak


JAKARTA Ingatkah anda kisah kerelaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putra pertamanya, Ismail, atas perintah Allah s.w.t? Ketika Ibrahim berkata kepada putranya ia memiliki ilham bahwa Allah ingin ia menyembelih Ismail, sang putra patuh tanpa keengganan sedikit pun. Hal yang paling luar biasa dari kisah itu adalah, bagaimana Ismail begitu percaya sepenuhnya pada kebenaran ilham sang ayah.
Beberapa anak lelaki saat ini yang akan bereaksi serupa Ismail ketika orang tua berkata pada mereka, "Tuhan menginginkan aku mengorbankan dirimu?. Mungkin sebagian akan menjawab, "Apa Bapak sudah gila? Mereka mungkin bisa menerima gagasan berkorban untuk Allah, namun sulit meyakini ada hubungan kuat antara ayah dengan Allah, seperti yang dialami Ismail.
Inilah letak peran penting seorang ayah dalam keluarga. Kepercayaan mendalam hanya dapat dihasilkan dari hubungan sangat dekat.
Pun, Sang ayah, Nabi Ibrahim sama sekali tidak was-was dan bingung terhadap rencana masa depan putranya. Ismail pun tak memiliki tujuan besar lain selain mematuhi sang ayah, dan bersedia melakukan apa pun perintah Allah. Tentu saja mereka berdua nabi dan dari segi keutamaan dan kedudukan jauh dari manusia biasa.
Namun ada hal-hal besar yang dapat dipelajari oleh keluarga Muslim saat ini. Pemaparan dari ahli psikologi keluarga, Marria Husain, dari situs keluarga Zawaj berikut layak untuk dijadikan acuan.

Menghormati Kepercayaan Keluarga
Orang tua harus terus menjaga nilai kelayakan dan kepercayaan dalam keluarga dengan selalu mengarahkan tujuan rumah tangga untuk beribadah kepada Allah. Faktor pemimpin keluarga sangat besar di sini, yakni ayah. Kini berapa keluarga yang benar-benar membesarkan anak sebagai semata-mata ibadah dan ikhlas kepada Allah.
Sebaliknya berapa banyak keluarga Musim yang mengguyur anak-anak mereka dengan kencang dalam hal keuangan dan material, atau mendorong mereka untuk meraih sebanyak mungkin gaji, jabatan, kedudukan, ketenaran dan materi lain.
Banyak orang tua yang cenderung mengambil alih mimpi anak. Tentu orang tua ingin melihat anak mereka berhasil, sekolah di tempat baik, mendapat jodoh yang baik, tapi itu bukan segalanya dan belum tentu yang diinginkan orang tua juga diinginkan anak.
Anak-anak saat ini dikorbankan untuk jadwal yang padat, bahkan saat mereka di usia kanak-kanak. Orang tua pun tak bisa melepaskan diri dari harapan tinggi pada anak-anak sekaligus melupakan bahwa anak-anak pun berhak menuntut dari orang tua, yakni waktu, kebersamaan, dan kasih sayang. Dalam tradisi para nabi, bila pria menghabiskan waktu bersama keluarga akan dinilai sebagai ibadah.

Keluarga Butuh Cinta Ayah

Cukup memprihatinkan saat ini, banyak keluarga Muslim dikorbankan karena selip pemahaman sang ayah. Pemahaman itu membuat lelaki berkeluarga meninggalkan keluarga demi aktif di komunitas luar.
Saat ini, menurut Maria Hussein, para lelaki kadang berpikir berlebihan dengan menganggap keluarga akan menghalangi kecintaan terhadap Allah, sehingga mereka berjarak dengan istri dan anak-anak. Yang terjadi, para lelaki tipe ini memang kerap terlibat dalam pelayanan komunitas, berlama-lama dalam masjd, menolong orang lain, sementara di rumah hanya berbincang sekedarnya, melakukan aktifitas seperlunya karena energi telah terkuras di luar sebelum akhirnya tidur kecapaian.
Namun, itu masih lebih baik. Maria menuliskan ada lagi tipe yang lebih parah, yakni tipe yang berjarak dari keluarga karena mengejar material. Persamaan kedua tipe ayah itu, sama-sama tidak memandang keluarga sebagai alat untuk beribadah dan mendapat keikhlasan Allah. Kedua tipe ayah di atas menurut Maria, dapat memberi dampak buruk bagi anggota keluarga lain.
Sang istri mungkin, yang awalnya sukarela mendampingi suami dalam pernikahan dan membebaskan suami melakukan 'hal lebih penting' untuk Allah, akan mengubah pandangan. Istri bisa jadi merasa diabaikan dan ditolak. Itu pun sangat mungkin terjadi pada anak. Apalagi bila anak mulai merasakan tanda-tanda bila ibu jengkel terhadap ayah.
Dampak kemudian akan lebih buruk. Bila beberapa bulan atau tahun, anak-anak terbiasa tinggal tanpa ayah itu sangat beresiko. Akan muncul perasaan tidak lagi butuh sosok ayah dan akhirnya hilang perasaan kedekatan. Artinya si ayah sebenarnya telah 'kehilangan' anak mereka. Dalam kehidupan saat ini, tidak cukup bagi seorang ayah hanya datang dan membawa uang lalu merasa pekerjaan sudah beres.
Baik anak lelaki dan perempuan membutuhkan waktu bersama ayah. Anak lelaki yang terabaikan oleh ayah secara psikologi cenderung mengembangkan perilaku kasar, melanggar norma dan hukum dan selip secara seksual saat remaja.
Sementara anak perempuan yang tak mendapat cukup penghargaan, perhatian dan cinta kasih ayah akan lebih rentan dari serangan predator seksual. Hal itu karena, menurut Maria, dibawah sadar, mereka mencari kasih sayang atau peran pengganti ayah. Kebutuhan didorong perasaan putus asa untuk cinta kasih dan pengakuan kerap membuat remaja melakukan perilaku terlarang dan merusak.
Sementara anak-anak berbahagia yang mendapat kesempatan bersama sang ayah untuk bersenang-senang, beraktivitas bersama cenderung sedikit memiliki masalah sosial. Mereka bahkan akan mengembangkan pribadi lebih sehat, stabil dan memenuhi kewajiban pernikahan dengan baik pada tahun-tahun kemudian.

MIMBAR JUMAT

Melawan Kejahatan

Kemaksiatan merupakan pikiran dan tindakan yang mengotori kehidupan jiwa raga manusia dan juga masyarakat. Direpublik ini telah terjadi pergeseran bentuk-bentuk kejahatan yang sekaligus membutuhkan hipotesis kuno bahwa seolah-olah pendorong kejahatan semata-mata adalah karena faktor kemiskinan.

Dinegeri ini telah lahir istilah “blue color crime ” yaitu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh penjahat biasa dan “white color crime” yaitu kejahatan yang dilakukan oleh kaum bergengsi atau berdasi. Malahan sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi tanpa batas justru ruang lingkup white color crime menjadi semakin bebas dan meluas, baik terkait dengan dunia sosial, ekonomi maupun dunia politik dan kekuasaan atau pemerintahan. Salah satu contoh yang populer itulah yang kita kenal kejahatan korupsi.

Dinul Islam telah memperkenalkan kepada kita adanya kemaksiatan yang disebut Al Kobair, yaitu mengandung arti nilainya digolongkan dalam kategori dosa besar, yaitu:

  1. Asy syirku billah, dikenal kejahatan berbuat kemusyrikan pada Allah SWT, dampaknya berdimensi personal dan kasuistik.
  2. Uququl walidain, yaitu kejahatan menyakiti hati kedua orang tua, dampaknya berdimensi familiar.
  3. Qaulaz zuur, yaitu mengucapkan kata-kata bohong, yang dampaknya berdimensi publik atau komunal.

Opsi Perlawanan

Ajaran Islam memiliki berbagai bentuk hukum, sebagai opsi perlawanan terhadap kemaksiatan. Seseorang yang berbuat sesuatu yang melanggar ajaran agama bila hukuman itu dijatuhkan oleh pihak berwenang akan mendapat hukuman di akhirat juga disebut Iqab.

Fungsi dan tujuan hukuman secara umum adalah untuk membuat jera orang lain, dengan harapan tidak berbuat kemaksiatan kembali. Secara khusus tentunya untuk membuat pelaku insyaf atau sadar untuk kembali kepada jalan kehidupan yang benar.

Dalam Islam di kenal ada tiga bentuk hukuman, yaitu:

  1. Badaniyah (hukuman badan) seperti potong tangan, rajam, cambuk dan lain-lain.
  2. Maliyah (hukuman berbentuk harta benda), misalnya hukuman diyat, denda dan kafarat.
  3. Adabiyah (hukuman dalam bentuk etika atau moral) salah satu bentuk hukuman atau sanksinya tidak dapat diterima menjadi saksi atau pemimpin dalam jabatan atau kekuasaan.

Dari tiga macam bentuk hukuman di atas ada yang telah ditetapkan di negeri ini. Penetapan hukuman ini disebut hukuman Tahzir.

Hukuman tahzir ditentukan oleh penguasa yang berwenang (polisi, jaksa, hakim) sejauh ini kita masih mengadopsi sebagian dari semangat penegakan hukum Islam namun masih perlu diperjuangkan terus. Kasus-kasus besar seperti korupsi kelas kakap yang tidak terjangkau hukum membuktikan bahwa negara ini masih perlu menimba semangat lebih banyak dari ajaran penegakan hukum yang benar.

Mungkin kita juga harus memperjuangkan agar pengadilan agama diberi peran lebih signifikan dan lebih luas, misalnya tidak hanya mengurusi soal-soal peradilan perkawinan sebatas hukum cerai, rujuk, talaq, dan harta warisan, melainkan juga menangani soal-soal kemaksiatan atau kejahatan kemasyarakatan dan kemaksiatan.

Memperbaiki Lingkungan

Masalah kemaksiatan adalah suatu kenyataan sosial kemasyarakatan yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dengan lingkungan dunia ekonomi, politik sampai dengan sosial budaya. Oleh sebab itu perjuangan melawan dan memberantas kemaksiatan juga terkait erat dengan perbaikan lingkungan masyarakat.

Kita harus memperhitungkan fenomena perkembangan lingkungan yang dapat disebut sebagai faktor negatif yang berdampak lahir atau timbulnya kemaksiatan “kriminogen” baik sosial budaya, ekonomi, maupun politik. Ada istilah yang populer menyebutkan: “ada niat, tidak ada kesempatan, kemaksiatan tertunda” sebaliknya “ada kesempatan, tidak ada niat, kemaksiatan juga tertunda”.

Faktor yang paling dominan lahirnya (dalam masalah kemaksiatan) adalah karena adanya niat dan kesempatan. Kata kuncinya (melawan kemaksiatan) harus dimulai dari lingkungan dunia politik nasional. Kemelaratan dan kehancuran nasional dan karakter bangsa serta kemandekan pertumbuhan ekonomi nasional kita lebih diakibatkan dari ketidakmampuan kita menghentikan dan melakukan perlawanan terhadap kemaksiatan terbesar dinegeri ini yang dilakukan oleh para pemimpin dan penguasa.

Pejabat yang diberi oleh rakyat kekuasaan, khususnya yang berada di lingkungan politik nasional contohnya kerap sekali melakukan kebohongan publik yang berdampak komunal

Memaksimalkan Kemampuan dan Upaya

Untuk itu para pejuang kebenaran atau kalangan agamawan yang berada dan tersebar di semua lini, saatnya perlu meningkatkan perjuangannya untuk membangun kembali iklim struktural dan kultural dunia perpolitikan kita ke arah yang lebih sehat dan baik yang memberi kemungkinan rakyat untuk menemukan kembali harkatnya yang hilang sebagai bangsa besar yang berharkat dan bermartabat.

Sikap doktrin politik kita ke depan harus lebih memperkokoh ideologi dan mempertegas bahwa kebodohan dan kesengsaraan rakyat harus diakhiri sesegera mungkin. Berniatlah untuk membangun diri menjadi insan yang dapat dipercaya.

Mari kita berniat untuk tidak melakukan kemaksiatan yang tergolong besar di atas, khususnya kebohongan publik. Mari yakin suatu saat kejahatan dan kemaksiatan yang menjadi penyebab kemelaratan dan kemiskinan rakyat ini akan hilang lenyap. Jika saatnya datang kita akan kejar para pemimpin, para pejabat dan para perampok kekayaan rakyat di republik ini.

Pertegas kembali cita-cita berbangsa dan bernegara adalah membangun harkat dan budaya Indonesia yang bermartabat dan beradab serta mempersembahkan kekayaan negeri ini untuk kemakmuran rakyat.

Sumber : Lembar Risalah An-Natijah No. 28/Thn. XIV - 10 Juli 2009