This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Senin, 03 Agustus 2009

Imbas Kebakaran Hutan di Riau

Suhu di Medan dan Sumut Capai 35 Derajat Celcius

MEDAN Banyaknya titik api yang disebabkan kebakaran hutan di Provinsi Riau dan Jambi selama Juli hingga 3 Agustus 2009 membuat suhu udara di Provinsi Sumut semakin panas, yakni mencapai rata-rata 35 derajat Celcius pada siang hari dan asap kabut mulai nampak di sejumlah daerah kabupaten di Sumut. Namun kondisi ini belum terlalu menganggu aktivitas penerbangan di bandara Polonia Medan.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Polonia Medan, Firman AMG kepada Medantoday mengungkapkan hal tersebut, melalui telepon selulernya.

Dia menyebutkan, titik api cenderung rata-rata meningkat dan masih banyak selama tiga hari belakangan ini. Pada 31 Juli 2009 titik api di Provinsi Riau mencapai 332 hot spot (titik api), sedangankan pada 1 Agustus naik lagi menjadi 482 titik, dan kemudian 2 Agustus 2009 (kemarin) menjadi 318 titik.

Di wilayah Sumut, kata Firman, Kabupaten Labuhanbatu dan Mandailing Natal (Madina) adalah daerah yang paling banyak dikitari asap kabut akibat kebakaran hutan Riau itu, karena daerahnya lebih dekat dengan provinsi yang berbatasan langsung dengan Sumut itu.

“Di Sumut saat ini titik api tidak sebanyak di Riau, jambi dan Sumsel itu. Ya..tidak sampai puluhanlah,” ujar Firman.

Menurut dia, suhu udara panas dan asap dari ratusan titik api di hutan Riau itu sudah mulai memasuki Sumut dalm seminggu belakangan ini. Angin Tenggara sudah masuk ke wilayah Sumut membawa asap itu.

Selain itu, ungkap Firman lagi, efek rumah kaca juga membuat radiasi dan gelombang panjang dari pengaruh pemanasan bumi tidak bisa lepas bebas ke angkasa tapi radiasinya kembali memantul ke bumi. “Jadi udara terperangkap, inilah menjadi udara bertambah panas.

Masuk Musim Penghujan
Namun dijelaskan Firman, memasuki pertengahan akhir Agustus ini suhu udara panas kembali turun, seiring dengan memasuki musim penghujan. Bahkan ungkap ahli geofisika ini, musim hujan yang datang tahun ini bersifat ekstrim.

“Ekstrim karena hujan deras diiringi angin kencang dan puting beliung. Ini diakibatkan tekanan yang rendah dari suhu panas itu sehingga udara renggang, dan awan columunimbus (CB) pun menjulang,” katanya.

Menurut Firman, sejauh ini akibat kabut asap dari kebakaran hutan Riau itu belum terlalu mempengaruhi penerbangan baik waktu take off maupun waktu landas..

“Arah pandang di sekitar bandara Polonia Medan masih aman bagi penerbangan, yaitu sekitar 2.000-3.000 meter paling rendah atau paling dekat,” ujarnyai.

Cabai Merah dan Angkutan Udara Picu Inflasi Medan dan Sumut


MEDAN |Kenaikan harga cabai merah dan angkutan udara selama Juli 2009 memicu inflasi kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) selama satu bulan tersebut. Pada bulan Juli 2009 kota Medan mengalami inflasi 1,20%, sedangkan Provinsi Sumut 1,15%. Inflasi Sumut ini lebih besar dibandingkan inflasi nasional 0,45%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, Drs Alimuddin Sidabalok MBA kepada wartawan dalam siaran persnya mengungkapkan, secara kumulatif (Januari-Juli 2009) inflasi Sumut sebesar 0,23%, dan nasional 0,66%. Sedangkan secara year on year (Juli 2008 terhadap Juli 2009) inflasi Sumut 2,31% dan Nasional 2,71%.

Sementara tiga kota IHK (Indeks Harga Konsumen) juga mengalami inflasi yakni; Pematangsiantar 1,04%, Sibolga 0,97%, dan Padangsidempuan 0,61%.

“Bulan Juli, inflasi kota Medan dan Sumut paling utama dipengaruhi dengan naiknya harga beberapa komoditas di pasar, terutama cabai merah dan angkutan udara yang masing-masing mengalami kenaikan 39,58 persen dan 20,51 persen,” ujar Alimuddin.

Didampingi Kepala Bidang (Kabid) Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Stastik (IPDS), Panusunan Siregar MSi, Sidabalok menyebutkan, selain harga cabai merah dan angkutan udara, komoditas lain yang ikut mempengaruhi IHK untuk penghitungan inflasi yakni; harga sepeda motor naik 5,51%, ikan kembung/gembung 12,98%, rokok kretek filter 3,54%, upah pembantu rumah tangga 2,04%, ikan dencis 7,40%, ikan tongkol 10,56%, teh manis 40%, bawang putih 50,13%, daging ayam ras 2,34%.

Alimuddin menjelaskan, dari 16 kota IHK di Pulau Sumatera , seluruh kota mengalami inflasi tertinggi di Bengkulu 1,61% dan inflasi terendah terjadi di Batam 0,15%.

Di Indonesia, dari 66 kota IHK sebanyak 4 kota mengalami deflasi, dimana deflasi terbesar terjadi di Jayapura 0,55% dan terendah di Samarinda 0,18%. Sedangkan 62 kota lainnya mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Sorong 2,29% dan terendah di Purwokerto 0,01%.