This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Rabu, 01 April 2009

Kantor Pemko Medan Jorok, Pejabatnya Malah Plesiran ke LN

HARIAN SORE 'HARI INI'

MEDAN 12.00 WIB Kantor Walikota Medan, Jalan Kapten. Maulana Lubis, terkesan kotor dan bau. Kondisi ini dapat dijumpai di setiap ruangan dan halaman gedung milik warga Kota Medan tersebut jorok dan bau, sehingga membuat tamu yang berkunjung ke tempat itu menjadi risih. Malah sejumlah staf dan petinggi Dinas Pertamanan Kota Medan plesiran ke luar negeri (LN) ke Malaysia.

Padahal kondisi keuangan sedang melanda Pemko Medan dan permasalahan sedang menumpuk yang harus diselesaikan malah sejumlah pejabat dan staf Dinas pertamanan Plesiran ke luar negeri. Mereka harus bolos meninggalkan tugas sehari-harinya tanpa izin dari Pj Walikota Medan. Dengan tidak diketahui apa tujuan dari kunjungan staf dan petinggi Dinas Pertamanan tersebut.

Kini hal tersebut ramai dibicarakan dan menjadi hangat dikalangan PNS dijajaran Pemko Medan. Sebagian dari mereka dari isu yang beredar menyebutkan keberangkatan mereka hanya itu hanya sekedar shopping, karena mereka secara individu tidak memiliki kemampuan material untuk berangkat ke negeri jiran Malaysia itu.

Pantuan HARI INI dilapangan terlihat sampah-sampah berserakan, sementara ruangan pengap dan bau. Parahnya, kamar kecil (toilet) tidak terawat dengan baik, di mana saluran pembuangan tidak berfungsi, sehingga air bercampur kencing menggenangi lantai kamar toilet tersebut hingga berbau busuk. Ditambah lagi, gosip hangat yang sedang beredar mengenai Plesiran ke luar negeri menambahkan kesumpekan Kantor Walikota Medan saat ini.

Selain itu, debu-debu yang menempel di dinding-dinding kaca serta meja-meja tebalnya mencapai 1 cm. Sedangkan lantai keramik yang dulu mengkilap, kini sudah tidak mengkilap lagi. Hal ini disebabkan kurangnya alat kebersihan dan terbatasnya tenaga Cleaning Servis.

Sejak masalah kebersihan Kantor Walikota Medan ditangani CV Emasita Perdana, yang beralamat di Jalan Puri Medan, kantor yang terletak di pinggir Sungai Deli tersebut, kondisiya semakin parah. Tidak ada keseriusan pengelola Cleaning Service CV Emasita Perdana, yang dimandori Yusuf, membenahi kantor Walikota Medan tersebut.
Sedangkan 17 orang petugas Cleaning Service (CS) yang membersihkan Kantor Walikota Medan, dirasa tidak sepadan menangani masalah kebersihan di Kantor Walikota Medan yang cukup luas dan berlantai 4. CS juga tidak diberi perlengkapan yang memadai, terutama masalah safety.

Kemudian masalah keterlambatan pembayaran gaji petugas CS juga kerap terjadi. Kadang petugas CS, 3 bulan kemudian baru dibayar gajinya. Hal ini tidak seimbang dengan apa yang diperoleh oleh Mandor CS CV Emasita Perdana yang setiap melakukan pemantauan terhadap 17 CS yang bekerja di Kantor Walikota Medan.

Menurut Kabag. Humasy Pemko Medan, Rusdi Siregar menjelaskan, kunjungan para sraf Dinas Pertamanan tersebut tidak izin tertulis dari Pemko Medan, pihaknya belum mengetahui apakah kunjungan mereka menggunakan dana pribadi atau pemerintah. [ihak Pemko Medan akan menindaklanjuti hal tersebut. Ketika ditanyakan mengenai kondisi kantor Walikota yang jorok dan bau dia menjelaskan, Pemko Medan sedah menegur Mandor CS CV Emasita Perdana secara lisan dan akan menyurati pihak CV Emasita Perdana untuk segera dengan intensif membersihkan kantor Walikota Medan agar kantor Walikota Medan bersih dan tidak bau seperti sekarang ini. (darwinsyah)

>>Soal JW Marriott

ALMASU Minta Walikota Mundur

Banyaknya proyek bangunan bermasalah yang belum diselesaikan Pemko Medan, berbuntut kecaman dan protes dari sebagian kelompok masyarakat. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara (ALMASU), menggelar aksi demonstrasi di dalam gedung DPRD Medan, kemarin siang.

Mereka menuntut terhadap bangunan bermasalah seperti hotel JW Marriott dan bangunan Jalan Gagak Hitam, agar Pj Walikota Medan menindak tegas oknum-oknum instansi Pemko Medan yang terlibat.

Koordinator unjukrasa Ansori Lubis, meminta Pj Walikota agar tegas, jangan hanya diam dan tidak berbuat apa-apa. Mereka juga meminta DPRD Medan dan DPRD Sumut agar meninjau dan meminta kepada instansi terkait untuk benar-benar menjalankan perda.

Kemudian mereka meminta agar Afifudin mundur dari Pj Walikota jika tidak berani mengambil tindakan dalam menangani permasalahan yang terjadi di Kota Medan. Puluhan massa ALMASU yang diterima Ketua Komisi D DPRD Medan Drs Hendra DS, didampingi Jansen Sibarani, dan Abdurahim Siregar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kota Medan, Hendra DS menjelaskan, Komisi D telah membentuk tim pengawasan proyek TRTK atau TRTB guna mengawasi pembangunan di Kota Medan. “Tim akan mengevaluasi kinerja instansi terkait dalam penggunaan anggaran,” katanya.

Ketiadaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan selama empat tahun ini menambah draft panjangnya masalah Kota Medan. Hal ini harus diselesaikan secepat mungkin kalau tidak akan berdampak terhadap investor asing ke Kota Medan.

Hal itu juga diungkapkan Sekretaris Komisi D DPRD Kota Medan, Adi Munasip. Menurutnya, pengawasan yang dilakukan lebih terfokus pada pelaksanaan penggunaan anggaran. “Kita telah membentuk tim pengawas anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan untuk tahun anggaran 2009, " ujar Adi Munasip.

Tim tersebut dibagi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari Adbul Rahim Siregar ST MT (koordinator), H Sabar Samsurya Sitepu Drs Marudut Nadapdap, Jansen Sibarani dan Azwar Manday.

Instansi yang menjadi kawasan pengawasan adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Medan, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim), Badan Perencanan Pembangunan (Bappeda), serta Dinas Kebersihan Kota Medan.

Sementara kelompok kedua terdiri dari Tahi Sinambela (koordinator), Yasni Rahma, Drs Abdul Muflih Simanullang, Drs Daniel Pinem dan Irwan Sihombing SE.

Instansi yang menjadi kawasan pengawasan kelompok dua adalah, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan, Dinas Pertamanan Kota Medan, serta Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Adi Munasip mengatakan, dengan terbentuknya tim ini diharapkan bisa mengeleminir permasalahan yang muncul di kota Medan.[darwinsyah]


>>Soal Sampah di Kota Medan

Ganti Kepala Dinas Kebersihan


MEDAN 11.31 WIB Sejumlah kawasan di Kota Medan berserakan dan tidak terangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Medan. Bahkan di TPS sendiri menumpuk hingga meluber ke badan jalan. Di sepanjang jalan Setia Budi Medan, Jalan Flamboyan Raya warga terlihat membuang sampah di atas pulau jalan dan trotoar jalan. Sekarang ini sampah di Kota Medan sekitar 1.300 ton per hari.

Pemko Medan sendiri hingga kini belum mampu mengatasi sampah yang membukit di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Kenyataan ini cukup menimbulkan keresahan. Pasalnya, selain merusakan pemandangan, tumpukan sampah yang sampai berserak ke badan jalan juga menebar bau tak sedap. Kalau sebelumnya dapat diangkut sekitar 800-900 ton per hari, sekarang dengan sarana yang lebih terbatas tidak lagi dapat diangkut lebih maksimal.

Pantauan HARI INI dilapangan pemandangan serupa terlihat di Jalan Pegadaian Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun, sampah yang menggunung sangat meresahkan masyarakat yang sedang melintasi tempat itu. Meskipun sudah tertampung dalam bak sampah, namun masih juga meluber hingga ke badan jalan.

Sampah di Jalan Mahkamah juga sangat menggangu aktifitas warga, baik yang sedang bekerja maupun yang sedang melintas. Bahkan, di Jalan Mahkamah yang sempit itu sampah sampai menghalangi laju kendaraan yang lewat. Kondisi memprihatinkan ini juga terlihat di Jalan AR Hakim Gang Langgar, tepatnya di Pasar Sukaramai, dimana sampah sudah membusuk tidak juga diangkut.

Sementara di belakang Pasar Petisah, bak kontainer sampah juga tidak mampu menampung hingga meluber. Dinas Kebersihan Kota Medan yang menjadi penanggung jawab dalam penanganan persampahan di Kota Medan yang dipimpin Arlan Nasution belum memberikan jawaban yang jelas.

Menjawab hal tersebut, Kepala Dinas Kebersihan Medan hanya mengatakan bahwa pihaknya belakangan ini menghadapi kendala untuk segera mengangkut sampah karena keterbatasan sarana. Sekarang ini dinas kebersihan kota sedang memperbaiki 32 unit truk pengangkut sampah yang tak bisa dioperasikan karena mengalami kerusakan karena umur truk ini sudah mencapai 16 tahun. Namun, Arlan mengungkapkan, pihaknya terus melakukan upaya maksimal untuk segera mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir, dengan memanfaatkan sarana yang ada.

Tumpukan sampah diupayakan sesegera mungkin dapat diangkut, karena disadari, ini sangat meresahkan masyarakat. Tapi, dengan sarana yang terbatas ini, pengangkutan sampah pasti tidak dapat dilakukan maksimal. Saat ini pihak dinas kebersihan sangat mengharapkan agar 29 truk baru pada Agustus ini dapat memecahkan masalah dan perlahan dapat mengatasi tumpukan sampah.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi A DPRD Medan Yunus Rasyid mengatakan, Dinas Kebersihan sudah tidak mampu membersihkan sampah di Kota Medan. Padahal bantuan pengadaan truk sampah sudah diberikan. Kepala Dinasnya. "Sudah pantas Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan kota Medan diganti karena tidak bisa ditolelir lagi untuk dipertahankan,” ujarnya kepada HARI INI tadi pagi, menyikapi tidak maksimalnya kinerja Kadis Kebersihan dalam menangani sampah di kota Medan.

Dia menambahkan, dengan bobroknya kinerja Kadis Kebersihan menangani masalah sampah di Kota Medan, diminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan untuk mengusut anggaran keuangan Dinas Kebersihan Medan.

Menurutnya diduga ada penyimpangan di Dinas Kebersihan Medan, karena anggaran yang mencapai miliaran rupiah tersebut, tidak sepadan dengan apa yang dikerjakan oleh Dinas Kebersihan Medan. Belum lagi income retribusi yang dikutip dari masyarakat, yang targetnya mencapai miliaran rupiah per tahun.

Sedangkan pejabatnya selalu menggunakan kendaraan pribadi yang mewah, belum lagi fasilitas lainnya yang diberikan kepada mereka, dinilai sudah cukup merangsang untuk menambah motivasi kinerja pejabat Dinas Kebersihan Medan.

“Tapi nyatanya sampah masih berserakan. Bagaimana Kota Medan bisa mendapatkan penghargaan Piala Adipura yang menjadi simbol suatu daerah yang dinilai bersih,” tambahnya. (darwinsyah)