This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Senin, 31 Agustus 2009






Lagunya Masuk Diorama ANRI, SBY Senyum-senyum

Pengunjung melihat Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa yang telah selesai pada pembangunan tahap I dan dibuka untuk umum di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Kamis (5/2). Diorama menggambarkan masa kejayaan Nusantara, masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan, hingga masa kini. Pembangunan tahap ke II masih dilanjutkan dan akan selesai sekitar Mei 2009.
KOMPAS/LASTI KURNIA

JAKARTA Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berhasil membuat Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa (DSPB). Rencananya, DSPB akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Diorama ini berisi perjuangan untuk mempersiapkan merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan," kata Djoko Utomo, Kepala ANRI, di Gedung ANRI Jakarta, Senin (31/8).
Menurut Djoko, dalam DSPB juga ada kisah sejarah bangsa Indonesia dalam perjuangannya, baik perjuangan bersenjata maupun secara diplomasi. "Juga ada lagu perjuangan dan daerah dari 33 provinsi," ucapnya. Dengan demikian, ia melanjutkan, misi ANRI bisa diwujudkan, yakni arsip adalah simbol pemersatu bangsa.
Yang menarik, di dalam deretan lagu perjuangan yang dipiih ANRI terdapat lagu "Majulah Negeriku" ciptaan SBY. "Saya milih ini tanpa sepengetahuan dan izin dari Pak SBY," tutur Djoko.
Mendengar hal itu, SBY tampak dari televisi tersenyum dan tertawa. Ny Ani yang mendampingi SBY juga tampak senang lagu suaminya masuk dalam Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa di ANRI.
Diorama sejarah perjalanan bangsa adalah pengungkapan proses dinamika bangsa dari masa ke masa yang ditampilkan melalui perpaduan arsip, seni, dan teknologi. Pengubahan bentuk arsip menjadi karya seni dengan sentuhan teknologi ini seyogianya untuk memperkenalkan arsip kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami dan menarik.
(sumber:KOMPAS.com)

"Belawan via duct" depo container pertama di Indonesia

MEDAN Proyek ‘Belawan Via Duct’ untuk areal depo peti kemas, pergudangan serta perkantoran di kawasan Simpang Kampung Salam Belawan dengan doa bersama tokoh masyarakat Belawan dan sejumlah anak yatim). Hadir pada acara tersebut Gubsu Syamsul Arifin, Pj Walikota Medan Rahudman Harahap, Sekdako Dzulmi Eldin dan sejumlah pelaku usaha, Senin, (31/8) tadi pagi.
Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin kepada Bisnis mengatakan, proyek yang diprakarsai PT Nusa Bahari Sakti di kawasan yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari pelabuhan Belawan tersebut sebuah terobosan untuk memajukan Sumatera Utara, khususnya kota Medan.
“Kita malu kalau keluar kota, lalu membandingkan daearah lain dengan kota Medan yang sangat jauh pola pembangunannya. Karena itu saya berharap pembangunan ini menjadi kenyataan,” katnya.
Menurut Gubsu, proyek ‘Belawan Via Duct’ yang dibangun secara bertahap, bakal memberikan kontribusi positif bagi pengguna sarana terutama eksportir dan importir dalam mempermudah akses pelayanan lalu lintas barang dan efisiensi biaya, karena lokasinya sangat berdekatan dengan Pelabuhan Belawan.
“Kalau melihat orang-orang yang mengerjakan proyek ini, saya optimis proyek ini akan berjalan lancar dan bakal menampung ribuan pekerja, karena saya kenal komisarisnya betul-betul punya komitmen membangun Sumatera Utara yang telah dilakukan pertama kali mulai dari proyek yang kecil hingga yang besar,” ujarnya.
Terkait dengan itu, Komisaris Utama PT Nusa Bahari Sakti Mujianto mengatakan, proyek ‘Belawan Via Duct’ yang dibangun di areal seluas lebih kurang 100 hektar itu, sebuah mega proyek depo container pertama di Indonesia.
Di lokasi tersebut, akan dikembangan kawasan pergudangan, perkantoran dan kondominium, sebagai upaya PT Nusa Bahari Sakti untuk mengembangkan Belawan yang selama ini terkesan lamban dalam pembangunannya.
President Director PT Nusa Bahari Sakti, Rosihan Anwar mengatakan, pada areal yang sedang dibangun tersebut akan menjadi kawasan “Free Zona Area” di mana barang-barang impor yang masuk dan ditumpuk belum dikenakan pajak. “Barang baru dikenakan pajak, setelah pemilik barang membawanya keluar dari kawasan tersebut,” katanya.
Latar belakang dibangunnya kawasan ini karena selama ini depo peti kemas yang tersedia di Pelabuhan Belawan tidak mencukupi kebutuhan para pengguna jasa, sehingga membuat depo menumpuk dan crowded tak bisa dihindarkan.
Data menyebutkan, tahun 2008 container yard yang dimiliki hanya 20 hektar, sementara kebutuhan depo peti kemas ideal mencapai 60 hektar dan yang tersedia sekitar 25,4 hektar. Artinya, ada kekurangan seluas 35,6 hektar. Diperkirakan, hingga 2013 kebutuhan depo peti kemas bakal kian bertambah yakni mencapai 100 hektar dan kekurangan diprediksi sekitar 74,6 hektar.
"Kita meyakini berinvestasi di bidang ini sangat bagus. Tak perlu khawatir dengan 'return of investment', melihat kebutuhan depo cukup besar dan proyek tahap awal yang sedang dikerjakan akan selesai pada April atau Mei 2010 mendatang,” jelasnya.

Nuansa Islami Ramadhan Fair ‘Pudar

MEDAN Islami yang selama ini dibangun di Ramadhan Fair kini terkesan lenyap sudah. Padahal cita-cita awal Ramadhan Fair dibuat adalah untuk memperingati sejarah Islam di Medan. Dimana ada segitiga symbol Islam yang sangat kuat di Medan yakni, Mesjid Raya Al Matsum, Istana Maimoon dan Taman (kolam) Sri Deli.
Hal ini terungkap, Sabtu-Minggu kemarin sejumlah pengunjung dan pelayan Ramadhan Fair nampak tak berbusana muslim seperti yang diinginkan Pj Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM.
Kehilangan nuansa Islami dalam pelaksanaan Ramadhan Fair diakui politisi asal Partai Amanat Nasiona; (PAN) Kota Medan, Zulkiflie Husein. Ia menilai pelaksanaan Ramadhan Fair yang semakin tahun arahnya semakin tidak jelas dan malah terkesan kehilangan nuansa Islaminya.
“Berdasarkan tempat dengan nuansa Islam yang sangat kuat inilah, maka timbul gagasan untuk membuat Ramadhan Fair. Ide itu berbarengan juga munculnya dengan melihat pedagang kue di simpang Jalan Amaliun yang padat dan mengganggu kelancaran berlalulintas. Saya tahu betul kalau sejarah Ramadhan Fair karena saya warga situ dan mengikuti sejak awal,” katanya.
Berpijak dari sejarah tersebut, lanjut Zulkifli Husein, mestinya Disbudpar Kota Medan tidak berbuat zolim dengan mendepak pedagang-pedagang lama. Apalagi lanjutnya, pedagang yang didepak itu adalah pedagang kue yang dulunya merintis kesuksesan Ramadhan Fair.
“Kezoliman seperti itu mestinya tidak terjadi di Ramadhan Fair yang mengandung nilai-nilai keislaman. Belum lagi setumpuk masalah yang selalu terjadi dan mencoreng cita-cita awal Ramadhan Fair yang telah digagas oleh walikota terdahulu Abdillah,” kata Zulkifli.
Lanjut Zulkifli dengan adanya carut marut serta gonjang-ganjing di Ramadhan Fair terasa sekali mulai ada yang salah pada pelaksanaan Ramadhan Fair VI ini. Terasa sekali berbagai nilai-nilai Islami dan nilai-nilai religi yang telah dirintis mulai memudar seiring bergantinya tahun.
“Hal ini sepertinya tidak boleh terus dibiarkan. Sebab makin ke depan sepertinya pelaksanaan Ramadhan Fair ini semakin tidak beres. Jika ini dibiarkan akan menjadi preseden buruk bagi pencitraan Kota Medan di mana event ini bukan menjadi event lokal saja tapi banyak warga negara lain yang menikmati buka puasa di sini,” kata Zulkifli Husein.

Sponsor di Ramadhan Fair Dipertanyakan

MEDAN Soal adanya sponsor yang ikut menyemarakan Ramadhan Fair menjadi pertanyaan sejumlah anggota dewan. “Sponsor dalam Ramadhan Fair tidak perlu ada karena dana kegiatan tersebut berasal dari APBD Kota Medan. Jika menganggap bahwa dana yang disediakan kurang, mundur saja,” kata Zulkifli Husein ketika dihubungi sejumlah wartawan, menyikapi pelaksanaan Ramadhan Fair VI.
Ia juga mengatakan, seperti juga terjadi pada Ramadhan Fair sebelumnya, Ramadhan Fair kali ini masih membonceng sponsor. Sponsor pada event umat muslim ini terlihat didominasi oleh salah satu minuman botol. Stand diberi meja yang bertuliskan dan bergambar minuman tersebut. Belum lagi umbul-umbul dan berbagai tulisan iklan lainnya.
Kalaupun ada sponsor yang ikut mendukung acara tersebut semestinya hal itu dilaporkan sebelumnya. Dana yang diperoleh dari sponsor harus masuk ke kas Pemko Medan lebih dulu. Karena hal itu ke depan bisa menjadi PAD yang tidak sedikit bagi pemerintah kota ini.
“Kita (DPRD Medan-red) menyayangkan sekali pelaksanaan Ramadhan Fair ini. Sebab nuansa Islam yang telah susah payah dibangun telah hilang. Harga-harga makanan dan minuman yang mencekik leher, parkir yang dikutip bayaran sama dengan pungli, pramusaji yang tidak berbusana muslim dan seabrek persoalam lainnya yang membuat Ramadhan Fair kehilangan nuansa Islaminya,” tandas Zulkifli Husein.
Ia berharap penanggung jawab Ramadhan Fair VI, nasibnya tidak sama dengan penanggungjawab Ramadhan Fair VI terdahulu, yang harus mendekam di Rutan Tanjung Gusta gara-gara tersangkut kasus hukum.

IMM:‘Ganyang Malaysia

MEDAN Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mendatangi Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro Medan, Senin (31/8).
Dalam aksinya itu, mereka menyerukan ‘Ganyang Malaysia’. Dalam orasinya IMM yang disampaikan Sory Affandi Siregar, IMM meminta pemerintah memutuskan hubungan diplomatic, menarik Tenaga Kerja Indonesia (TKI), tingkatkan keamanan territorial, usir konsulat dan duta besar Malaysia dari Indonesia, serta menarik duta besar Indonesia dari Malsysia.
Dalam aksinya itu, puluhan mahasiswa menuding Malasyia tidak menghormati Indonesia, IMM juga meminta Malaysia meminta maaf atas pengklaiman sepihak yang dilakukan Malaysia terhadap produk budaya Indonesia.
Aksi yang dilakukan sekitar setengah jam itu, sama sekali tidak diterima pihak Konjen Malaysia. Pihak security Konjen Malaysia mengungkapkan jika pihak Konjem Malaysia tidak berada di tempat, dan mengatakan sedang berada di Malasyia.
“Didalam tidak ada, mereka di Malaysia,” ungkap salah seorang security yang enggan disebutkan namanya ini.Tidak diterimanya, Mahasiswa mengancam akan mendatangi kembali dan meminta Konjen Malaysia memenuhi permintaan mahasiswa.
“Kita akan datang malam nanti, kami minta Konjen menyahuti kami,” ungkapnya.

Kurma Raja Fat Digemari

MEDAN Manisnya kurma sebagai hidangan berbuka puasa memang menjadi sunnah Rasul. Apalagi bila disantap untuk makanan pertama berbuka puasa. Maka tak heran para pedagang buah kurma mulai ramai mengelar dagangannya pada bulan Ramadan di tiap sudut Kota Medan.
“Kurma sangat identik dengan Ramadhan. Buah yang diimpor dari Timur Tengah khususnya Saudi Arabia banyak ditemui di bulan Ramadan saja. Sebab jadwal penanaman sudah diatur sehingga panen tepat di bulan Ramadan,” ujar Zaitun, pemilik toko Abang Adek di Jalan Pajak Ikan Lama kepada Bisnis Senin, (31/8) tadi pagi.
Seperti komoditi lain, kurma ternyata mempunyai aneka jenis dan namanya. Kurma yang paling murah dan laris adalah kurma Mesir. Kurma ini biasa dibanderol dengan harga Rp40 ribu per kilo. Sedangkan yang paling mahal adalah kurma Raja Fat biasa dibanderol dengan harga Rp100 ribu per kilo.
“Kurma Raja Fat paling dicari pembeli untuk buka puasa. Meski mahal, tapi peminatnya banyak karena rasanya lebih enak,” ujar Zaitun.
Peningkatan permintaan buah yang satu ini diprediksi akan meningkat pada pertengahan bulan Ramadan hingga menjelang masuknya hari Raya Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan Hari Raya Haji.

Orderan Furniture Naik 200 %

MEDAN Menjelang Idul Fitri, sejumlah pengrajin meningkatkan produksinya. Begitu juga peningkatan orderan di toko milik A Guan, pengrajin furniture di Jalan Pukat Banting Medan.
A Guan yang menjadi pengusaha selama 10 tahun terakhir ini mengaku, peningkatan order terjadi sejak dua bulan lalu. “Kalau awal-awal tahun permintaan berkisar 70 hingga 80 persen. Tapi menjelang Ramadan bisa mencapai 200 persen dari keseluruh unit produk kita,” ujar A Guan kepada wartawan koran ini.
Untuk memuaskan para pembeli, A Guan mengaku pihaknya menjaga kualitas produk dengan selalu mengikuti tren atau desain agar tidak ketinggalan model. “Syukurnya produk meubel atau furniture saya cukup dinikmati oleh konsumen baik dalam maupun luar Kota Medan, seperti Jambi hingga Palembang. Untuk menjaga konsumen saya memberikan kualitas produk yang tak kalah dengan produksi nasional lain atau yang sudah punya nama,” jelas A Guan ketika ditemui di gudang sekaligus pabrik meubel berlabel EF Furniture Meubel.
Kata A Guan, produk furniture-nya beragam. Seperti kursi tamu, sofa Jepara, bed set dan buffet TV dan lainnnya dengan bahan kayu berkualitas. menggunakan kayu lokal seperti kayu durian, lindri hingga jepara. “Saya bisa pastikan meubel kita mampu bersaing dengan produk nasional dengan kualitas baik pada setiap produk,” katanya dengan yakni.
Tapi yang menjadi kendala A Guan saat ini sama seperti pengusaha meubel pada umumnya yakni sulitnya mendapat bahan baku. Alhasil ia harus memangkas produksi sekitar 10 persen. “Dulunya produksi kami bisa mencapai 100 persen bahkan lebih, tapi kini karena sulitnya bahan baku jenis kayu diperoleh sehingga produksi harus dikurangi menjadi 80 hingga 70 persen. Meski demikian kita tidak mengurangi kualitas dan harganya masih terjangkau,” katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah supaya membantu para pengrajin meubel. Sebab, bila usaha masyarakat mampu tentu akan membuka lapangan pekerjaan yang membantu pemerintah mengurangi pengangguran. “ Pemerintah kami harap dapat membantu prosedur perizinan hingga modal usaha,” harapnya.

Stok Gula Ditambah, Persediaan Beras Aman

MEDAN Kebutuhan gula pasir di bulan suci Ramadan sangat tinggi dibandingkan pada hari biasanya.Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan gula tersebut, pemerintah merasa perlu untuk menambah pasokan dari luar propinsi yakni dari Lampung dan Pulau Jawa.
“Menghadapi bulan suci ramadan ini, kita sangat membutuhkan pasokan dari luar. Kalau tidak, kita akan kekurangan stok,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut, Setio Purwadi, Senin (31/8) di Medan.
Purwadi mengatakan, ketersediaan stok gula saat ini hanya 38.986 ton, sementara kebutuhan gula yang harus dipenuhi mencapai 110.764 ton. Kekurangan ini, kata Purwadi, harus segera diatasi. Sebab kalau terlambat, dapat menyebabkan kelangkaan gula pasir di Sumut, khususnya di Medan.
Sementara, ketersediaan beras di Sumut menurut Purwadi, masih relatif aman.
Disebutkannya, stok beras di Sumut mencapai 597.390 ton.
“Ketersediaan beras ini cukup dan aman dalam menghadapi puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri,” ungkapnya.
Purwadi menambahkan, untuk mengatasi ketersediaan stok bahan pokok di Sumut, langkah yang diambil Pemprovsu yakni dengan mengeluarkan surat edaran Gubsu kepada seluruh SKPD.
Kerja sama ini dimulai dari dinas teknis, meliputi dinas pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan selaku kelompok kerja (Pokja).
Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan selaku ketua pokja distribusi pangan akan mengkordinasikan guna guna kelancaran arus distrubusi bahan pangan.
“Pemantauan di lapangan, inspeksi mendadak (Sidak) ke pusat-pusat pasar grosir, konsumen dan pergudangan dengan melibatkan konsumen,” katanya.
Selain itu, pihak kepolisian juga dilibatkan untuk dapat memberikan shock therapy kepada pelaku usaha agar tidak membuat spekulasi dan tindakan illegal dengan penimbunan bahan pangan atau menaikkan harga terlalu tinggi.
“Jadi tidak meresahkan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri,” tandasnya.

Tiket KA Ludes Hingga H+7

MEDAN Tiket kereta api untuk berbagai jurusan di Sumut sudah ludes terjual. Padahal, Idul Fitri 1430 H masih 20-an hari lagi, namun tiket untuk H-7 hingga H+7 hanya tersisa 10 persen lagi. “Sejauh ini tiket 90 persen sudah terjual,” kata Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre Sumut, Suhendro Budi Santoso, kepada wartawan koran ini, Minggu (30/8).
Ludesnya tiket itu disebabkan antisipasi berlebihan dari calon penumpang yang khawatir kehabisan tiket. Kondisi ini diperparah kebijakan PT KAI yang membolehkan penumpang memesan tiket sebulan sebelum keberangkatan. Kebijakan ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana pemesanan tiket hanya bisa dilakukan seminggu sebelum keberangkatan.
Suhendro bilang, berdasarkan jumlah tiket yang terjual, pihaknya memprediksi pengguna jasa angkutan kereta api pada lebaran kali ini mencapai 12 ribu penumpang. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya telah menyiapkan 32n lokomotif dan 64 gerbong untuk tujuan Medan-Tanjung Balai-Kisaran-Rantau Prapat-Tebing Tinggi-Pematang Siantar. “Diperdiksikan jumlah penumpang meningkat seribu dari lebaran tahun 2008 yang hanya 11 ribu penumpang,” terangnya.
Dia bilang, ini menunjukkan kereta api masih diminati masyarakat, meski saat ini banyak angkutan darat yang beroperasi. “Kereta api mempunyai jalur sendiri, sehingga ketika mudik masyarakat merasa lebih nyaman untuk menggunakan angkutan jasa transportasi ini, karena terhindar dari kemacetan lalulintas,” tambahnya.
Pihaknya memperkirakan, lonjakan penumpang akan terjadi pada H-7 hingga H+10 mendatang. Sedangkan untuk saat ini arus penumpang di Stasiun Besar Kereta Api masih relatif normal, yakni 300 hingga 400 penumpang per hari. “Sejauh ini masih normal,” bebernya.
Untuk mudik kali ini, kata Hendro, perhatian pihaknya khusus tertuju pada kereta jurusan Medan-Rantau Prapat. Karena berdasar pengalaman sebelumnya, lonjakan penumpang paling tinggi terjadi untuk jurusan ini. “Karena memang lonjakan penumpangnya paling besar,” tambahnya.
Guna mengantisipasi terjadinya gangguan, saat ini pihaknya sudah melakukan service terhadap seluruh kereta dan memeriksa seluruh jalur perlintasan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Untuk keamanan sendiri, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menyiagakan dua orang polisi di atas kereta api ditambah Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska). Sementara di stasiun juga disiagakan polisi dan pegawai serta ambulans. “Ini semua kita lakukan untuk kenyamanan penumpang,” tandasnya.
Pantauan dilapangan hingga Minggu (30/8), jumlah penumpang yang ada di Stasiun Besar Medan masih relatif normal. Belum terlihat antrean penumpang yang akan berangkat dari Medan menuju daerah lainnya.

BC Amankan 5 Ton Miras Impor

BELAWAN Lima ton minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dengan berbagai merk berhasil diamankan pihak Bea dan Cukai dari Kontainer Nomor Container : PCIU 2739176 /20″ Sarana Pengangkut: MV. Kota Tabah V. TBH301. BC 1.1: 001213 tanggal 27 Juli 2009. Minuman itu, sebahagian menggunakan jalur hijau, sebahagian lagi menggunakan jalur merah yang disembunyikan di antara paket plastik dan tusuk gigi, Senin (31/8).
Dalam paparannya, Ditjen Bea dan Cukai Anwar Supriadi didampingi Direktur Penindakan dan Penyidikan, Thomas Sugijata dan Ka Kanwil DJBC Sumut, Ahmad Riyadi di Kanwil Bea dan Cukai Sumut di Belawan, mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar jangan sekali-kali menyalahi aturan. Aksi ini dengan modus, memberitahuan nama barang yang tidak benar dalam dokumen inward manifest (diberitahukan: 11 package PVC Cable Wire) dengan menggunakan nama importer yang memiliki fasilitas jalur hijau.
Ka Kanwil DJBC Sumut Ahmad Riyadi, mengatakan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.
“Mereka berharap, saat pengajuan dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) mendapatkan respon jalur hijau, sehingga barang-barang tersebut bisa keluar tanpa dilakukan pemeriksaan fisik barang oleh Bea dan Cukai,” kata Ka Kanwil DJBC Sumut Ahmad Riyadi.
Potensi kerugian negara yang ditimbulkan senilai kurang lebih Rp8 Milyar, dengan tarif Bea Masuk sebesar 150 persen, PPN BM 75 persen, PPN 10 persen, dan PPh 2,5 persen, dan dari pungutan cukai atas MMEA yang berasal dari impor sebesar 1.150 persen .
Barang yang diimpor dari Singapura ini di antaranya bermerk Smirnoff asal Rusia, Bacardi dari Bahamas, Red Label, Black Label, Havana dan lain-lain. Semuanya tergabung sebanyak 1.320 karton, dengan isi masing-masing 12 botol per karton.

Pemprov Sumut Ingin 23 Pilkada Digelar Serentak

MEDAN Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menginginkan, pemilihan kepala daerah di 23 kabupaten/kota pada tahun 2010 digelar secara serentak. Meski pun masa jabatan bupati dan wali kota tidak berakhir secara bersamaan, pemilihan kepala daerah tetap bisa digelar secara serentak.
Hanya saja, keinginan tersebut bakal tersandung kendala biaya, karena banyak di antara pemerintah kabupaten/kota yang bakal menggelar pemilihan kepala daerah tahun depan, masih belum mempersiapkan anggarannya di tahun 2009 ini.
Menurut Kepala Biro Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Sumut Bukit Tambunan, Pemprov Sumut melihat pilkada secara serentak akan menekan jumlah anggaran pemerintah daerah yang harus dikeluarkan. "Yang pasti kalau digelar serentak, biayanya lebih efisien. Kami sekarang terus mengusahakan, agar pilkada 23 kabupaten/kota di Sumut tahun depan bisa digelar serentak, termasuk mengusulkannya ke Menteri Dalam Negeri," ujar Bukit di Medan akhir pekan lalu.
Bukit mengatakan masa jabatan bupati/wali kota tetap lima tahun, meski pilkadanya digelar serentak. Jadi, kalau ada bupati dan wali kota yang masa jabatannya sampai dengan Desember 2010, daerahnya tetap bisa menggelar pilkada secara bersamaan dengan daerah lain pada Juli atau Agustus 2010. "Hanya saja pelantikan bupati atau wali kota terpilih tetap dilakukan pada Desember 2010," ujar Bukit.
Dia menyatakan , paling lambat pekan depan sudah ada pembicaraan lanjutan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut untuk merealisasikan rencana menggelar pilkada serentak di 23 kabupaten/kota. Pembicaraan ini antara lai n agar Pemprov Sumut memiliki pegangan saat mengusulkan pilkada serentak tersebut ke Departemen Dalam Negeri.
Tahun 2005 silam, pilkada secara serentak digelar di 11 kabupaten/kota di Sumut. Hal tersebut lanjut Bukit karena pelaksanaan pilkada secara langsung baru pertama kali digelar di Sumut. Menurut dia, sangat mungkin pilkada di Sumut yang tahun depan bakal digelar di 23 kabupaten/kota, bisa kembali digelar serentak. "Makanya, kami sekarang sedang mempersiapkan alasan hukumnya agar Departemen Dalam Negeri bisa memberi izin," katanya.

Tersandung anggaran
Namun Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution mengingatkan, meski sangat mungkin pilkada di 23 kabupaten/kota digelar serentak, tetapi belum tentu bisa dilakukan. Dia mengatakan, masih banyak pemkab/pemkot yang belum menganggarkan biaya pilkada dalam APBD tahun 2009 dalam bentuk Perubahan APBD 2009.
Sekarang KPU kabupaten/kota yang harus menggelar pilkada tahun depan, masih disibukan dengan penyusunan anggaran. Beberapa pemerintah kabupaten/kota, malah belum menampung anggaran pilkada tahun depan pada PAPBD 2009. "Padahal dana tersebut sangat dibutuhkan KPU untuk mempersiapkan pilkada tahun depan," ujar Irham.
Menurut Irham, anggaran di APBD 2009 dibutuhkan KPU kabupaten/kota antara lain untuk membentuk badan kelengkapan kerja se perti petugas pemutakhiran data pemilih, panitia pemungutan suara (PPS)) hingga kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Selain itu, anggaran tersebut kata Irham juga digunakan untuk mempersiapkan daftar pemilih sementara (DPS).
"Sebenarnya jumlahnya tak terlalu besar, tetapi banyak pemerintah kabupaten/kota yang belum menganggarkannya di APBD 2009, sehingga menyulitkan KPU mempersiapkan pilkada secara serentak," katanya.
Dia mengatakan, pilkada serentak memang masih mungkin digelar, terutama di 11 kabupaten/kota yang pada tahun 2005 silam, pilkadanya digelar bersamaan. "Kalau untuk 23 kabupaten/kota memang masih sulit digelar serentak, tetapi yang hampir pasti bisa digelar serentak di 11 kabupaten/kota yang pernah menggelar pilkada secara bersamaan pada 2005 lalu," ujar Irham.






Masjid Hidayatullah, Masjid Multibudaya Saksi Bisu Perjuangan

Ruang induk Masjid Hidayatullah, delapan tiang yang terbuat dari kayu jati tampak kokoh menyanggah atap masjid.

Nampak di bilangan Karet, Jakarta Pusat. Deru mobil tak henti-hentinya terdengar. Orang-orang dengan berpakaian rapih dan berdasi tampak lalu lalang. Dengan terburu-buru mereka menuju gedung-gedung pencakar langit yang berderet di kawasan tersebut.
Siapa mengira di antara gedung-gedung pencakar langit yang terdapat di bilangan Sudirman itu, nampak sebuah siluet yang berbeda. Tidak seperti bangunan di sekitarnya, bangunan tersebut beratap melengkung seperti bangunan khas China, tingginya pun tak setinggi gedung-gedung yang berada di sekitarnya.
Setelah dilihat dari dekat, ternyata bangunan tersebut adalah sebuah masjid yang bernama Hidayatullah. Masjid tersebut termasuk salah satu bangunan tua di Jakarta. Konon, masjid itu dibangun pada tahun 1747, pada tanah seluas 3000 meter yang diwakafkan Muhammad Yusuf, seorang muslim Betawi yang berasal dari Bugis.
Masjid ini rupanya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan saat melawan penjajah. "Saat penjajahan dulu sering dipakai sebagai tempat mengatur strategi," ujar Abdul Rozak, pengurus harian Masjid Hidayatullah, saat ditemui Kompas.com, Jumat (28/8).
Ia mengatakan dua menara enjulang tinggi di kanan dan kiri pintu masuk masjid dulunya juga dipakai untuk mengintai musuh. Melalui masjid inilah pengiriman senjata ke daerah Karawang dan Cikampek dilakukan.
Bukti lain keterlibatan Masjid Hidayatullah dalam perebutan kemerdekaan adalah ditangkapnya salah seorang pengurus masjid, yaitu H. Saidi yang sempat dibuang ke Digul, sebelum akhirnya dikembalikan ke lingkungan tersebut. Pahlawan Betawi ini meninggal tahun 1950-an dan di makamkan di sekitar masjid.
Tanggal 15 November 1991, masjid itu kembali menjadi saksi bisu perjuangan para warga. Masyarakat berjuang untuk mempertahankan masjid yang semula akan digusur untuk dijadikan perkantoran. Cerita Abdul Rozak, sempat terjadi kekisruhan kala itu. Namun atas seizin-Nya dan perjuangan warga, rencana tersebut batal. Masjid Hidayatullah pun masih berdiri tegak hingga hari ini.

Masjid multibudaya
Rozak menuturkan, Masjid Hidayatullah sebenarnya sudah pernah direnovasi sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1928, 1948 dan yang terakhir 1993 . Namun renovasi tersebut tidak sampai menghilangkan ciri khas aslinya.
Tampak dari luar Masjid yang sempat akan digusur ini terlihat seperti bangunan khas China, dengan tiga susun atapnya yang melengkung. Kehadiran dua menara yang simetris adalah ciri budaya Hindu yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah.
Namun saat memasuki lingkungan masjid, jamaah dapat merasakan budaya lain. Pintu-pintu dan jendela yang ada menunjukan gaya Betawi. Jendela pada masjid tersebut kayu yang berkisi terbuka dengan tirai setinggi separo jendela. Jendela dengan model itu sering kita jumpai pada rumah tradisional Betawi. Selain itu, pintu yang serba lebar sampai ukuran mawar yang menyatukan delapan tiang penyangganya di dalam masjid, semuanya berciri Betawi.
Menurut Rozak, hal tersebut tidak mengherankan. Pasalnya masjid tersebut dibangun menggunakan dana swadaya masyarakat. Pada saat pembangunannya masyarakat China yang telah membaur dengan warga Betawi ikut ambil bagian.
Kini luas lahan masjid berkurang setengah dari aslinya. Menurut Rozak, hal tersebut disebabkan sebagian lahan yang ada dipergunakan untuk jalan. Namun, karena jumlah Jamaah semakin banyak, pihak masjid memutuskan untuk menambah beberapa ruangan dan tetap mempertahankan bangunan asli.
Di kiri-kanan masjid terdapat puluhan makam yang masih terawat dengan baik. Selain itu terdapat pula pepohonan yang berusia puluhan tahun yang membuat suasana masjid menjadi semakin teduh.

Gerakan Roda Perekonomian
Tak hanya menjadi tempat ibadah, masjid yang dapat menampung 250 orang ini juga menjadi tempat berjual beli. Semula para pedagang berjualan di depan masjid, namun atas usulan dari Sampoerna pedagang-pedagang tersebut pindah ke sebuah tempat yang jaraknya tak jauh dari masjid. "Kantin Masjid Hidayatullah namanya," kata Rozak.
Selain makan dan alat-alat sholat, ada pula pedagang yang menjajakan barang-barang lain. Seperti ikat pinggang, CD, bahkan pisau serba guna. Omset yang didapat pun terbilang bagus.
Seperti yang dikatakan Muhamad Dahlan (35) selama dua jam pedagang ikat pinggang, CD dan kopiah inu, mendapat pemasukan sebanyak Rp 30.000. "Pembelinya yang habis shalat. Kadang banyak, kadang tidak. Tapi rata-rata pemasukan kalau berjualan sewaktu shalat Jumat bisa dapat Rp 30.000," udah pedagang yang sehari-hari berjualan di jembatan penyeberangan Benhil ini.
Banyaknya pedagang juga disambut baik jemaah yang shalat di Masjid Hiyadatullah. Uung (42) salah satunya. Setelah menunaikan shalat Jumat, pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan ini langsung menghampiri seorang pedagang pisau serbaguna. Tanpa banyak bertanya, ia mengeluarkan selembar uang dari kantongnya dan menukarnya dengan pisau serba guna tersebut. Menurut Uung, pedagang akan bertambah dua kali lipat saat mendekati shalat Jumat. Barang yang mereka jajakan pun beraneka ragam.
Namanya yang sudah melekat di masyarakat pun diabadikan sebagai nama jalan tempat masjid tersebut berada tepatnya berada di Jl Masjid Hidayatullah. Letaknya tak jauh dari Gedung Sampoerna Strategic Square di perempatan Karet.
(sumber:kompas.com)