This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Minggu, 12 April 2009

Kasus Tanjung Sari II

Panwaslu Limpahkan ke Poltabes

MEDAN 12.52 WIB kasus pembukaan kotak suara di perumahan Setiabudi Kelurahan Tanjung Asri II, pihak Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan telah memanggil ketua KPPS, Sabtu (11/4).

Hal tersebut dikatakan Ketua Panwaslu kota Medan Drs M Aswin MAP kepada HARI INI Minggu (12/4) di kantor panwaslu Jalan Sei Sicanggang Medan. “Terkait kasus itu, kita telah melakukan pemanggilan terhadap Ketua KPPS Zakaria. Dari pengakuannya kotak suara tersebut dibuka tigapuluh meter dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) 21,” ungkap Aswin.

Aswin juga mengatakan, alasan pembukaan kotak suara tersebut hanya untuk mengambil formulir surat pengantar. Pembukaan kotak suara di luar TPS jelas telah melanggar undang-undang. “Pembukaan kotak suara di luar areal TPS jelas tidak diperbolehkan. Kalau memang mau mengambil formulir surat pengantar kenapa mereka tidak balik saja ke TPS,” ungkap Aswin.

Dalam kasus ini, Panwaslu Kota Medan telah melimpahkan ke Poltabes Medan. Selanjutnya Panwaslu akan melakukan pemenuhan berkas.

“Kita telah melimpahkan kasus ini ke Poltabes Medan, dan selanjutnya tinggal melengkapi berkas tersebut,” ungkap Aswin.

Seperti diketahui, Ormas Pemuda Indonesia Baru (PIB), Jumat (10/4) sore melaporkan temuan kejanggalan pembongkaran kotak suara yang dilakukan sekelompok orang yang diduga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jalan Setia Budi II Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Medan Selayang.

Ketua PIB Imanuel Tarigan melaporkan kasus tersebut ke Panwaslu dengan menyerahkan bukti berupa foto saat sekelompok orang yang diduga KPPS tengah melakukan pembongkaran kotak suara.

Kasus Pembunuhan Istri Guru Besar FE USU

Wagubsu: “Polisi Harus Ungkap Pelaku”

MEDAN 12.35 WIB Siti Kardasih (65), istri Guru Besar FE USU Prof Dr Bachtiar Hasan Miraza yang menjadi korban tindakan kekerasan aksi perampokan, setelah dioptosi dikebumikan di perkuburan muslim Masjid Raya Al-Mashun Medan, Minggu (12/4).

Wakil Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang hadir dalam acara pemakaman tersebut, mengatakan, bahwa kejadian yang cukup keji ini tentunya menjadi perhatian muspida plus beserta Polda Sumatera Utara untuk mengungkap dan menindaklanjuti kejadian tersebut.

Pihak kepolisian diharapkan untuk bisa mengungkap para pelaku yang telah bertindak teramat keji sehingga mengakibatkan korban jiwa, kata Wagubsu.

Sementara itu, pihak keluarga juga mengharapkan agar pihak kepolisian dapat mengungkap siapa pelaku di balik peristiwa pembunuhan tersebut.

“Pelakunya harus dikenakan sanksi hukuman yang seberat-beratnya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di negeri ini,” kata salah seorang keluarga.

Kampus USU Tidak Aman

MEDAN 09.35 WIB Peristiwa perampokan dan pembunuhan dikompleks Dosen USU Jalan Prof Sofian No. 12 Bulan Medan, Minggu (12/04) kemarin pagi sekira pukul 06.30 WIB. Hingga merenggut nyawa istri Guru Besar Fakultas Ekonomi, Prof Drs H Bachtiar Hasan Miraza dan dirinya masih dirawat RS Elisabeth. Fakta yang menyatakan USU (Universitas Sumatera Utara) salah kampus terkemuka di Indonesia ini tidak aman.

Pantauan HARI INI dilapangan, ada tiga pintu alternatif dikampus USU yaitu, pintu I dan Pintu II (Tembok) sebelah Timur pintu masuk mahasiswa ke kampus dari Jalan Sumber, Pintu II Kampung Susuk sebelah Barat yang tidak dijaga oleh security. Menurut, informasi dilapangan pada malam kejadian gerbang utama I tidak ada security yang menjaga dan mengawasinya.

Menurut Chalisbah, salah satu keluarga korban, menjelaskan, Bachtiar Hasan Miraza. Korban tinggal di perumahan ini sudah 40 tahun lamanya dan dapat kita lihat tembok yang berdiri kokoh setinggi 3 meter yang mengelilingi perumahan ini namun pihak keluarga menyesalkan kenapa perampokan dan pembunuhan ini bisa terjadi berarti perumahan di sini tidak aman. “Perumahan USU ini tidak aman di mana security saat kejadian,” kepada HARI INI tadi malam mengungkapnya.

Dia menambahkan, seharusnya pihak USU harus lebih pro aktif untuk menciptakan keamanan dilingkungan kampus dan pihak security harus lebih selektif untuk mengawasi setiap orang-orang yang keluar masuk minimal ketika masuk ke kawasan USU harus meninggalkan identitasnya. Kita tidak tahu apakah setiap malam mereka mengadakan ronda dan seperti dia antara mereka tidak ada saling koordinasinya. Kita ketahui di peruamahan ini ada tiga pintu alternatif bagi mahasiswa dan masyarakat seharusnya ketiga pintu tersebut ditutup dan menggunakan Gerbang Utama sebagai pintu keluar masuk.

Alumni Fisip USU, Adytia,23 tahun mengungkapkan, keamaan USU saat ini semain tidak aman dan sebelumnya juga kondisinya sudah rawan sekali, seharusnya pihak unversitas sudah lama mengambil tindakan dan antisipasi untuk mengamankan areal kampus tersebut. Selama ini mahasiswa USU sering kehilangan kenderaan bermotor dan kali ini nyawa seseorang hilang berarti keamanan di kampus USU memang sudah tidak kondusif lagi.

Dia menambahkan, USU sebagai universitas terkemuka di Indonesia selain meningkatkan kualitas pendidikan, keamanan juga harus menjadi prioritas karena selama ini kondusivitas civitas akademika kampus diabaikan. Dari kejadian ini pihak universitas dapat bercermin agar dikemudian hari hal tersebut tidak terjadi lagi.

Ketika dikonfirmasi masalah ini, Kepala Security, Wara Sinuhaji, menjelaskan, pihak security setiap malam dan setiap dua jam sekali pihaknya mengadakan patroli mobile dikawasan kampus untuk mengawasi lingkungan kampus. Apabila, ada terjadi sesuatu pihaknya hanya dapat mencegah dan meminimalisir selajutnya pihak kepolisian yang bertanggung jawab. “Kita hanya bisa mencegah dan meminimalisir saja,” jelasnya.

Seharusnya pihak Kamtibmas Kota Medan dalam hal ini pihak kepoltabes Medan lebih intensif melakukan pengamanan disetiap sudut Kota Medan apalagi dilingkungan kampus karena hal tersebut merupakan sebagian tanggung jawab dari mereka. tambahnya.

Menanggapi hal itu Humas USU, Bisru Hafi kepada HARI INI tadi pagi menjelaskan, pada pada prinsipnya pihak akademis USU bersama telah semaksimal mungkin untuk melakukan pengawasan dan pengamanan di areal kampus secara intensif oleh satuan pengamanan dan waktu tetrtentu pihak sering melakukan koordinasi dengan pihak Polsekta Medan Baru. Kejadian kemarin hingga terbunuhnya istri Guru Besar Fakultas Ekonomi, Prof Drs H Bachtiar Hasan Miraza. Dia berharap agar pihak kepolisian dalam hal ini Kapoldasu segera menangkap pelaku dan di hukum seberat mungkin. Pihak kampus akan mengambil pelajaran dari kejadian ini agar dikemudian hari hal ini tidak terjadi lagi dilingkungan kampus.

Kerja KPUD Medan Asal-asalan

Formulir D2 DPR Terpaksa Difotocopy

MEDAN 10.13 WIB Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Kamis (9/4) di Kota Medan masih menyisakan masalah, khususnya dalam pendistribusian logistik. Formulir D-2 DPR di kecamatan Medan Perjuangan yang terpaksa di fotokopy.

Hingga H+3 pelaksanaan Pemilu, sejumlah logistik Pemilu ternyata tidak sampai. Hal ini seperti terjadi di Kelurahan Medan Perjuangan, di mana formulir Model D-2 untuk DPR tidak ada.

Salah seorang pengurus PPK di Kecamatan Medan Perjuangan, yang namanya minta tidak disebutkan mengatakan, pihaknya tidak pernah menerima Formulir Model D-2, hingga saat penghitungan di tingkat kecamatan. Ia juga mengakui, untuk memperoleh formulir tersebut terpaksa meminjam ke kecamatan lain, dan memfotokopinya.

“Hingga kini kami tidak pernah menerima formulir model D-2 itu. Inilah kami terpaksa memfotokopi dengan meminjam ke kecamatan lain,” ungkapnya sambil menunjukan formulir model D-2.

Ketika dimintai keterangan lebihlanjut terkait banyaknya logistik pemilu yang belum sampai, sejumlah pengurus di tingkat kecamatan menyayangkan kinerja KPU Kota Medan yang terkesan asal-asalan dalam pelaksanaan Pemilu ini.

Humas KPU Medan Pandapotan Tamba saat dimintai keterangannya kepada sejumlah wartawan mengatakan, KPU Kota Medan telah melaksanakan pendistribusian logistik tersebut hingga ke TPS-TPS. Bahkan diakuinya untuk formulir Model D-2 DPRRI masih banyak di KPU Medan.

“Formulir model itu masih banyak, silahkan saja petugas KPPS mengambilnya ke KPU,” ungkapnya singkat.

Istri Guru Besar FE USU Dibunuh

HARIAN SORE 'HARI INI'

MEDAN 08.30 wib Onaya Sitti Kadarsih (65), istri Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (FE USU) Prof Drs H Bachtiar Hasan Miraza, diduga dibunuh perampok pada Minggu (12/4) subuh di kediamannya Jalan Prof H Sofyan No.12 Komplek Dosen USU Kampus Padang Bulan Medan.

Menurut keterangan Kapolsek Medan Baru AKP Adenan SIK yang ditemui HARI INI di lokasi kejadian, korban diketahui meninggal akibat luka pukul di kepala. dia juga menambahkan, suami korban sekira pukul 06.30 menggedor pintu kamar belakang yang ditempati Khania, guna memberitahukan kondisi istrinya yang luka, dan kemudian menyuruh keponakannya untuk merawat korban.

Menindaklanjuti kasus ini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan mengungkap motif pembunuhan yang terjadi. Anehnya, pelaku tidak mengambil barang berharga, hanya handphone korban.

Adenan juga mengatakan, pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu atas lantai dua, dan kondisi pintu luar di lantai dua telah rusak. Lebih lanjut Adenan juga mengatakan, korban Onaya tinggal di dalam rumah beserta suaminya dan keponakannya bernama Suci Khania,18 tahun.

pengakuan Suci Kania, cucu korban, saat kejadian dirinya sedang tidur dikamarnya. Tiba-tiba kakek (Bachtiar) mengetuk pintu, tapi tak lama setelah itu langsung jatuh pingsan. "Tapi sebelum pingsan, kakek sempat menyuruh saya untuk menghubungi saudara-saudara untuk kasih tahu nenek sekarat dipukul orang," katanya.

Bachtiar juga sempat menyuruh Uci panggilan Suci Khania, jangan keluar dari pintu kamar sebelum saudara datang. Namun Uci mengaku tak tahu kejadian persisnya bagaimana secara kronologi. "Saya hanya lihat kakek dan nenek sudah tak sadarkan diri," ungkapnya Kepada HARI INI tadi pagi.

Hendra mengatakan, pertama sekali dirinya mendapatkan kabar dari saudaranya yang tinggal bersama korban di rumah tersebut. “Pagi tadi saya di hubungi saudara saya yang tinggal serumah dengan nenek saya yang menjadi korban, ketika mendapat kabar tersebut saya langsung ke bergegas menuju kediaman nenek saya,” katanya.

“Saya lihat di leher nenek saya terdapat luka, sedangkan kakek saya kondisinya terbujur lemas, tanpa berfikir panjang saya langsung melarikan kakek saya ke rumah sakit Elisabeth,” katanya lagi.

Sementara itu keponakan korban, Putra Wijaya saat ditanya HARI INI mengatakan, korban mengalami luka tusuk di bagian perut, leher dan kepala. “Ibu mengalami luka tusuk di perut, luka di leher dan luka di kepala. Kemudian di dalam rumah ditemukan linggis yang diduga dipakai sang pelaku,” ungkapnya.

Hingga saat DR Bachtiar Hasan Miraza sendiri sampai saat ini masih belum sadarkan diri di RSU Elizabeth Medan. Tokoh yang merupakan guru besar Fakultas Ekonomi USU dan terkenal dengan pemikiran-pemikirannnya dalam membangun ekonomi Sumut ini juga menjadi korban akibat tusukan senjata tajam di bagian perut sebelah kanannya.

Terkait meninggalnya Onaya Siti Kardasih (65), istri Guru Besar Ekonomi USU Prof Dr Bachtiar Hasan Miraza, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Kapoldasu Irjen Pol Badroddin Haiti saat dimintai keterangan sejumlah wartawan Minggu (12/4), menegaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan sementara di lokasi terjadi perampokan dengan kekerasan tersebut.

Dia mengatakan dari hasil yang ditemui di lapangan dipelajari ada 2 kemungkinan di baliknya kasus ini. Kemungkinan pertama, ini adalah modus perampokan atau pembunuhan karena balas dendam, untuk itulah kita masih menyelidiki kasus ini. "Kita akan melihat hasil penyelidikan dari tim dalam kasus tersebut," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, jenazah korban dibawa ke rumah sakit umum Pirgadi Medan untuk keperluan otopsi, sejumlah kerabat sudah mulai mendatangi kediaman korban.


Pantauan HARI INI dilapangan di kediaman Guru Besar FE USU tersebut, nampak sejumlah pejabat berdatangan, di antaranya Pangdam I Bukit Barisan Mayjend Burhanuddin Amin, istri Gubernur Sumatera Utara serta Kepala Bank Indonesia Romeo Risal, pengamat Ekonomi Jhon Tabu Ritonga dan sejumlah dosen dan staf pengajar dan mahasiswa FE USU.