Kamis, 06 Agustus 2009

IHSG Masih Tertekan, Cermati Harga Saham BUMI

MEDAN Pada perdagangan Agustus ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih mengalami tekanan di sesi awal. Namun, beberapa saham direkomendasikan beli di harga rendah, seperti BUMI, BDMN, BMRI dan BNII.

Analis dari Panca Global Securities Betrand Raynaldi melalui Humas PT Danaraksa (Persero) Cabang Medan, Gunawan Bonjamin mengatakan, IHSG memasuki Agustus ini akan mengalami koreksi di awal perdagangan. Salah satu penyebabnya adalah momentum laporan keuangan emiten kuartal kedua dan semester pertama 2009 yang dinilai sudah berakhir.

Selain itu, tekanan juga berasal dari pelemahan saham PT Bumi Resources (BUMI) yang sepanjang pekan lalu menguat signifikan 36,6%. "Koreksi saham BUMI akan berimbas ke pelemahan bursa" ujarnya.

Menurut Raynaldi, rumor yang beredar di pasar menyebutkan bahwa harga BUMI pekan ini akan ditarik ke level Rp 3.000 per lembarnya. Hal ini terkait convertible bond (CB) yang diterbitkan perseroan untuk mencari dana segar.

"Dengan adanya CB ini, maka harga saham BUMI akan dinaikkan sehingga menarik ketika konversi," katanya.

Bertrand juga mengungkapkan, sentimen saham BUMI masih akan terus mendominasi pergerakan bursa, mengingat emiten batubara ini merupakan saham primadona yang cukup likuid di pasar.

Ia menambahkan, pengumuman inflasi awal pekan ini, juga akan mempengaruhi pergerakan bursa. Tingkat inflasi Juli diperkirakan masih rendah secara tahunan, namun secara bulanan diekspektasikan mengalami peningkatan.

Tekanan terhadap inflasi berasal dari insiden bom di Mega Kuningan pertengahan bulan lalu, yang sempat membuat fluktuasi harga barang-barang. "Selain itu musim tahun ajaran baru, dimana kebutuhan untuk perlengkapan sekolah meningkat," imbuhnya.

Di sisi lain, bursa Wall Street yang akhir pekan lalu ditutup mixed, akibat aksi ambil untung, bisa mendorong pelemahan IHSG. Indeks Dow Jones (DJIA) ditutup naik 17,15 poin (0,19%) ke level 9.171,61, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,73% (0,07%) ke 987,48 namun indeks Nasdaq melemah 5,80 poin (0,29%) ke level 1.978,50.

Sepekan ini, Dow Jones naik 0,9%, S&P 500 naik 0,8% dan Nasdaq naik 0,6%. Sedangkan sejak awal Juli, Dow Jones naik 8,6%, S&P 500 naik 7,4% dan Nasdaq naik 7,8%. Sentimen berasal dari rilisnya angka pertumbuhan ekonomi AS (GDP) yang mengalami kontraksi 1%, lebih baik dari ekspektasi ekonom 1.4%. Selain indeks manufaktur Chicago yang melejit ke level tertinggi sejak September.

Aksi Beli di Harga Rendah
Terkait prediksi pelemahan bursa, Bertrand menyarankan investor untuk melakukan aksi beli di harga rendah, terutama saham-saham yang prospektif ke depannya. Beberapa saham yang direkomendasikan adalah PT Bank Danamon (BDMN), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI), seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga. Sedangkan BUMI disarankan karena aksi korporasinya yang diperkirakan akan mendongkrak kinerja perseroan. "Buy on weakness pada saham emiten-emiten ini," timpalnya.

Menurut Raynaldi, sentimen penguatan IHSG bisa jadi datang dari harga minyak yang akhir pekan lalu kembali naik. Harga kontrak minyak mentah Nymex September naik US$ 2,51 menjadi US$ 69,45 per barel.

0 comments: