Selasa, 18 Januari 2011

Chew Lee Chin Hipnotis Ribuan Pengunjung Imlek Fair






Medan Artis cantik dan seksi asal Malaysia, Chew Lee Chin hipnotis ribuan pengunjung Imlek Fair 2011 yang diselenggarakan pada 15-23 Januari 2011 mendatang di CBD (Central Business District) di Jalan Padang Golf Polonia Medan dalam menyambut Gong Xi Fat Chai 2562. Selasa (18/1) tadi malam.
Direct Project IF 2011 Albert Kang didampingi Public Relation, Darwinsyah Purba mengatakan menghadirkan artis dari mancanegara seperti Malaysia untuk menghibur ribuan penonton yang memadati areal Imlek Fair. Pihak panitia setiap tahun mencoba memanjakan para pengunjung dengan hiburan artis-artis dari lokal, ibukota dan luar negeri hal dilakukan untuk menyambut perayaan Imlek bagi etnis Thionghoa khususnya dan bagi masyarakat Medan pada umumnya.
Dia menjelaskan, sejak hari pertama Imlek Fair dimeriahkan artis-artis seperti Xiao Hei, Chew Lee Chin, Jane Tan dan Kenny Lee. Memang, penampilan mereka dapat menghibur ribuan pengunjung yang datang ke lokasi Imlek Fair di mana ribuan pengunjung sangat terhibur. Setiap tahunnya Imlek Fair dimeriahkan artis-artis Medan, Jakarta,Malaysia dan China di mana oriental show dan pameran produk unggulan untuk menyambut tahun baru Imlek 2011 kali ini. Selain itu, lucky draw dilakukan setiap hari dengan hadiah seperti TV, Mesin Cuci sharp, rice cooker, Neo nasional dan DVD player dengan hadiah utama sepeda motor honda.
"Memang penampilan Chew Lee Chan sangat memukau ribuan penonton malam ini. Aksi panggung dapat menghipnotis para pengunjung yang datang," paparnya.
Dia menambahkan, Imlek Fair saat ini bukan milik etnis Thionghoa akan tetapi sudah menjadi milik masyarakat secara umum di mana disetiap perayaan yang dilaksanakan ribuan pengunjung dari berbagai multi etnis dengan antusias mengunjung Imlek Fair.
"Imlek Fair milik semua lapisan masyarakat yang merupakan even bagi multi etnis di Medan maupun di Indonesia. Dan, semoga Imlek Fair dapat menjadi barometer dalam mengembang dunia uasaha terutama UMKM yang ada di Samatera Utara," paparnya.
Menurut Mimi, salah seorang pengunjung mengatakan artis Chew Lee Chin sangat menghibur dengan goyangan sehingga ribuan penonton sangat terhibur dengan penampilan. Apalagi didukung dengan suara merdunya tersebut.
"Saya senang sekali dapat menyaksikan penampilan Chew Lee Chin langsung di panggung hiburan Imlek Fair ini," ucapnya.

Kesenian Barongsai Semarakan Imlek Fair 2011

Medan Kesenian Barongsai semarakan Imlek Fair 2011 yang diselenggarakan pada 15-23 Januari 2011 mendatang di CBD (Central Business District) di Jalan Padang Golf Polonia Medan dalam menyambut Gong Xi Fat Chai 2562 akan dibuka oleh Menteri Negara Koperasi & UKM DR. Syarifuddin Hasan, MM.,MBA Minggu (16/1) yang lalu.
Project Director, Albert Kang pengunjung juga dihibur oleh atraksi Barongsai Vihara Satya Budha Binjai. Aksi ini berbeda dari suguhan sebelumnya. Kali ini, barongsai harus melewati aral rintang yang penuh tantangan. Di tengah-tengah lapangan di dirikan tiang-tiang yang disusun berderet dari rendah hingga tinggi. Barongsai melangkah melewati tiang demi tiang sambil menari-nari.Penyelenggara selalu memberikan suguhan berbeda setiap harinya. Acara sudah didesain semenarik mungkin karena bertujuan menarik perhatian masyarakat untuk mengunjungi CBD.
“Kesenian barongsai menjadi daya tarik bagi ribuan pengunjung di mana kita coba melestarikan nilai_nilai budaya bangsa kita. Saat ini baroangsai bukan saja menjadi milik masyarakat Thionghoa akan tetapi sudah menjadi milik bangsa ini,” katanya disela-sela acara kegiatan Imlek fair .
Dia menjelaskan, kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.

“Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai. Perkembangan barongsai kemudian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI,” ungkapnya.
Dia menegaskan, pada zaman pemerintahan Soeharto, barongsai sempat tidak diijinkan untuk dimainkan. Satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menampilkan barongsai secara besar-besaran adalah di kota Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Kelenteng Gedong Batu.
Dia menerangkan, ketika Orde Baru berkuasa, secara politis dipinggirkan. "Orang yang membenci etnis Cina tidak tahu sejarah. Sebab, kalau mau ditelusuri, kita semua keturunan China," kata Gus Dur waktu itu.Gus Dur pun Maka ia pun menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Dan membolehkan kembali simbol serta atribut China berkibar di Nusantara.
Ketika ditanyakan mengenai jumlah pengunjung, albert mengungkapkan setiap hari jumlah pengunjung semakin bertambah. Pengunjung tidak hanya menikmati hiburan, melainkan juga berkunjung ke ratusan stan yang ada di CBD Polonia. "Kalau pengunjung bertambah, besar kemungkinan produk-produk UKM terjual banyak sehingga kegiatan ini selain mempromosikan akan tetapi dapat mendongkrak penjualan UKM," tambahnya.

"Yaa.. sangat menarik menyaksikannya. Barongsai sangat identik dengan perayaan tahun baru China. Ini sudah menjadi tradisi bagi kami," kata Santi (29), seorang pengunjung.
Hal senada dikatakan, Cut Yuliati,(24) salah seorang pekerja di media cetak di kota Medan mengatakan Imlek fair memiliki respon positip bagi perkembangan dunia usaha dan diskriminasi yang selama ini. Imlek fair tanpa disadari dapat menjadi sarana dan media dalam mempersatukan masyarakat di kota Medan yang memang memiliki multi etnis ini.
“Seharusnya Pemprovsu dan Pemko Medan dapat memperhatikan secara jeli kegiatan ini karena memiliki sesuatu yang sangat positif kedepannya bagi perkembangan kota Medan,” ungkapnya.
Pantauan wartawan tidak hanya etnis Tionghoa saja yang memadati CBD namun berbagai multi etnis berbaur menjadi satu kesatuan yang akrab yang dibalut silahturahmi di antara setiap pengunjung. Hal ini menandakan masyarakat Medan tidak memandang bahwa Imlek hanya dirayakan oleh etnis Tionghoa akan tetapi Imlek sudah menjadi dari masyarakat Indonesia.

Imlek Fair, Rekreasi Alternatif Keluarga Bagi Warga Medan

Medan Imlek Fair 2011 yang diselenggarakan pada 15-23 Januari 2011 di CBD (Central Business District) di Jalan Padang Golf Polonia Medan dalam menyambut Gong Xi Fat Chai 2562 dibuka oleh Menteri Negara Koperasi & UKM DR. Syarifuddin Hasan, MM.,MBA Minggu (16/1) yang lalu. menyajikan dan meyediakan sarana rekreasi alternatif keluarga bagi warga kota Medan terutama lokasi yang berdekatan dengan CBD Polonia.
Menurut Direct Project IF 2011, Albert Kang yang didampingi Public Relation IF, Darwinsyah Purba mengatakan, Imlek Fair sudah dikenal masyarakat Medan secara luas dan kegiatan Imlek sudah menjadi milik bangsa ini sehingga bagi warga Medan sebagai sarana silahturahmi serta tempat rekreasi alternatif yang sangat digemari oleh masyarakat.
"Pengunjung yang datang dari berbagai etnis bukan hanya saja etnis Thionghoa tetapi berbagai etnis berbaur jadi satu dalam menikmati sarana rekreasi dan hiburan yang dikemas secara apik oleh panitia untuk memanjakan pengunjung," katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya selain mempromosikan produk-produk unggulan dunia usaha di Kora Medan. Panitia juga memadukan even ini dengan pertunjukkan seni budaya seperti tarian dan barongsai kepada masyarakat agar dapat mengenal kebudayaan dang tidak ada lagi diskrimasi di antara kita saat ini.
"Kebudayaan Thinghoa yang di Indonesia merupakan milik kita dan merupakan peninggalan dari nenek moyang yang harus dilestarikan serta dijaga bersama-sama oleh kita tanpa terkecuali supaya anak cucu kita kelak tidak kehilangan jati dirinya," tegasnya.
Dia menambahkan, disinilah keunikan Imlek Fair memadukan hiburan, seni budaya dan ajang pameran produk-produk unggulan dari multi usaha hingga UKM yang ada. Untuk hiburan kita berusaha menghadirkan artis-artis dari Medan, ibukota hingga luar negeri seperti Malaysia dengan memanjakan pengunjung dengan lucky draw setiap malam dengan hadiah-hadiah yang menarik, magic show, permainan bagi anak-anak, menu makanan/minuman yang spesial, aneka lomba dari fashion show, karaoke, menggambar, baca berita televisi dan lain-lain.
"Imlek Fair layak dijadikan oleh masyarakat Medan sebagai tempat rekreasi alternatif bagi keluarga," paparnya.
Juli salah seorang pengunjung dari warga Sari Rejo mengatakan, warga setempat sangat terhibur dengan diselenggarakannya Imlek Fair 2011 di kawasan ini. Selain itu, dirinya bersama keluarga dapat menikmati rekreasi alternatif yang cukup luar biasa dan sangat memukau karena suasananya di tata seperti di Shanghai (China).
"Tempat ini dapat disulap sedemikian rupa hingga jadi sarana rekreasi alternatif bagi warga setempat. Dan, kami bisa merasakan suasana yang begitu menarik bagi keluarga di mana penyelenggarakan begitu kreatif dapat membaut tempat seindah ini," ungkapnya.
Dia menambahkan, sebaik setiap tahun acara seperti dapat diselenggarakan di daerah ini karena areal cukup luas ini sangat strategis dan relevan warga untuk menjangkau lokasi tersebut. Dan, pihak atas nama warga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia even sebesar ini dapat dilaksanakan di dekat Kelurahan Sari Rejo.

Foto Bareng Biksu Tong Diminati Pengunjung Imlek Fair

Medan Imlek Fair 2011 yang diselenggarakan pada 15-23 Januari 2011 mendatang di CBD (Central Business District) di Jalan Padang Golf Polonia Medan dalam menyambut Gong Xi Fat Chai 2562 akan dibuka oleh Menteri Negara Koperasi & UKM DR. Syarifuddin Hasan, MM.,MBA Minggu (16/1) yang lalu. Di mana panitia menenawarkan foto bareng Biksu Tong Sam Cong dan Kera sakti CS sangat diminati ribuan pengunjung Imlek fair 2011 kali ini.

Project Director, Albert Kang mengatakan foto bareng Biksu Tong dan Kera sakti CS sangat diminati ribuan pengunjung Imlek fair 2011 ini sangat diminati pengunjung di mana panitia menawarkan tokoh legendaris ini untuk memberikan suasana yang berbeda agar para pengunjung dapat berpose ‘bareng’ dengan tokoh idola masyarakat Thionghoa tersebut.
Menurut sejarah Sun Go Kong (Kera Sakti) dikenal karena kesaktiannya melawan segala jenis siluman. Selain dia, biksu Tong yang selalu mengendalikannya selama perjalanannya ke Barat mencari kitab suci. “Kera Sakti” terkenal sebagai biksu
Tong itu benar-benar pernah hidup di Tiongkok. Dari beberapa literatur yang ada menunjukkan bahwa tokoh Hsuan-tsang ini adalah seorang biksu yang ditasbihkan pada umur 13 tahun dan hidup di Tiongkok sekitar tahun 602-664, dikenal juga
dengan nama aslinya Chen-I, mendapatkan gelar San-Tsang atau Mu-Ch’a- T’i-P’o (Moksadeva) atau Yuan-tsang (di Jepang dikenal dengan nama Genjo).
"Beliau tercatat sebagai biksu dan penziarah dari Tiongkok yang terbesar sepanjang sejarah dan hidup pada masa Dinasti Tang (618-907), yang menunggang kuda melakukan perjalanan ke India melewati Himalaya selama 4 tahun perjalanan (dalam
usia 23 tahun)," ungkapnya.
Menurut Andren penjaga stan foto bareng tersebut mengungkapkan, pengunjung yang datang sangat antusias berfoto bareng dengan biksu Tong dan kera sakti. Foto bareng ini menjadi stan teramai dikunjungi oleh keluarga dan kerabat dari pengunjung yang meminta foto bersama tokoh agama yang legendaris tersebut.
"Dalam satu malam saja kita bisa melakukan pemotretan di atas seratus lebih pengunjung terkadang kita kewalahan menampung pengunjung yang ingin berpose dengan Biksu Tong dan kera sakti," ungkapnya.
menurut salah seorang pengunjung,Yanti Jalan Brigjend Hamid Kompleks Pribadi Indah mengatakan foto bareng ini untuk dokumen keluarga dan sangat menyenangkan dapat berfoto bareng dengan tokoh agama legendaris biksu Tong dan kera sakti.
"Berfoto bareng dengan Biksu Tong dan kera sakti sungguh menarik perhatian bagi keluarga saya di mana didukung dengan background seperti di zaman dahulu kala," tambahnya.

Pernak-Pernik Imlek Semarakkan Imlek Fair 2011

Medan Jelang Tahun Baru Cina, berbagai aksesori peringatan Imlek marak terlihat di pusat perbelanjaan maupun pasar-pasar tradisional. Ini bukan hanya terlihat di pasar saja,tetapi pernak-pernik imlek ini terdapat di Imlek fair 2011 di komplek pertokoan CBD Polonia Medan yang di mulai pada tanggal (15/23) Januari.Asiong sudah 12 tahun menjalankan usaha penjualan pernak-pernik imlek, dan ini juga yang sudah kesekian kalinya ikut di berbagai bazar. Usaha yang terletak di Jalan Perniagaan ini juga sering berjualan di luar kota,seperti yang akan datang asiong akan berjualan di bagan siapi-api."biasanya saya memang berjualan keluar kota,dan setiap ada bazar saya sering mengikutijualanpernak-pernik ini," katanya kepada wartawan di stand imlek fair.Berbagai macam pernak-pernik yang di jual seperti lampion, aneka gantungan, pohon rezeki, dan yang tak kalah penting angpao. dan kebutuhan diperlukan untuk sembahyang serta kue keranjang dan dodol."Di sini cukup lengkap pernak-pernik imlek,dan barang yang datang semua berasal dari Cina,harga yang ditawakan lebih murah dari pada di toko," ungkapnya.Sejumlah warga keturunan Tionghoa mengakui membeli perlengkapan Imlek wajib. Apalagi hari raya itu cuma setahun sekali. Nita, seorang pembeli mengaku membeli sejumlah angpao untuk beberapa anggota keluarganya. Ia berharap Tahun Kelinci lebih baik lagi ketimbang tahun sebelumnya.Bagi anda yang ingin melihat dan membeli segala macam pernak-pernik Imlek, segera berkunjung ke Imlek Fair di Kompleks Pertokoan CBD Polonia Medan.

0 comments: