Rabu, 05 Januari 2011

Medan Banjir, Macat Sepanjang 8 KM

MedanToday Selama beberapa jam kota Medan dilanda hujan dini hari tadi, menyebabkan hampir diseluruh pelosok kota medan mengalami banjir dan kemacatan panjang bahkan hingga 8 kilo meter.seperti halnya terjadi pada sungai kampung lalang yang meluap, menyebabkan kemacatan hingga 8 km.
Andre (21), salah seorang mahasiswa yang ingin berangkat dari Medan ke Binjai menuturkan, titi yang menghubungkan antar kota Binjai-Medan terendam air sungai yang meluap karena hujan yang melanda dini hari tadi.
"saya ingin ke kampus, di kota binjai, berangkat dari rumah jam 7 pagi tapi baru sampai kampus jam 10 siang tadi," ujar Andre, salah satu mahasiswa Akademi Perawat (Akper) Swasta di kota Binjai.
dia juga menuturkan, diduga beberapa rumah yang berada di pinggiran sungai kampung lalang hanyut di terjang banjir malam tadi.
hal serupa juga terjadi di sungai Tembung, beberapa penduduk yang rumahnya berada di pinggiran sungai ini mulai cemas dan berharap agar hujan tidak turun lagi," kalau hujan lagi, di khawatirkan akan meluapkan airnya hingga menghanyutkan rumah saya," ujar anton (35), penduduk yang rumahnya berada dipinggiran sungai Tembung.
Sama halnya di sepanjang jalan ikip, Medan, badan jalan yang berada di depan beberapa universitas, seperti UNIMED, IAIN Sumut, Amir Hamza dan lain-lain mengalami kebanjiran setinggi lutut orang dewasa. Banyak warga yang balik arah tidak berani melewati jalan itu, karena banyak sepeda motor yang mogok karena kemasukan air pada perapiannya.
"mau cepat sampai ke kerjaan kok malah makin lama," ujar sindy (23), seorang yang motornya mogok akibat banjir ini.

Kota Medan Diterjang Banjir

MedanToday Hujan yang mengguyur pada Rabu (5/1) malam hingga Kamis (6/1) pagi membuat kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), kebanjiran. Ratusan rumah yang berada di daerah pinggiran aliran sungai (DAS) terhanyut. Sampai saat ini, belum ada laporan korban jiwa namun kerugian akibat bajir tersebut diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pantauan Kamis (6/1) pagi, ratusan rumah yang sudah ditutupi oleh air terdapat di kawasan Kampung Aur kawasan Maimoon, Gang Pasir kawasan Jl S Parman, Jl TB Simatupang kawasan Sunggal dan Belawan. Banjir ini terjadi akibat sungai tidak mampu menampung air hujan.
Di antara sungai yang meluap akibat hujan itu antara lain Sungai Belawan, Sunggal, Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Denai maupun lainnya. Meluapnya sungai-sungai itu membuat ribuan masyarakat terpaksa mengungsi ke dataran lebih tinggi. Sampai menjelang siang, belum ada warga yang balik ke rumahnya.
"Kami terpaksa memberlakukan pos ronda untuk memonitor setiap luapan air sungai. Ini terpaksa kami lakukan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa jika kejadian yang tidak diinginkan tersebut terjadi," ujar seorang warga di Medan maimoon, Ridwan Sanusi (35) kepada SP di lokasi kejadian banjir.
Ridwan mengatakan, daerah pemukiman tempat tinggal mereka memang selalu menjadi langganan banjir. Banjir yang melanda tadi malam sampai pagi ini termasuk bagian dari banjir besar melanda daerah itu. Untungnya, seluruh warga di sana tidak ada yang menjadi korban. Masyarakat sudah terlebih dahulu mengungsi.
Hujan juga merendam ratusan rumah di kawasan Sukaramai Jl Medan Denai, ribuan rumah di Sunggal dan Belawan. Selain itu, ratusan rumah juga terendam banjir yang melanda Perumnas Mandala Medan. Banjir itu juga menyebabkan pegawai negeri sipil (PNS) maupun swasta tidak bisa berangkat bekerja.
Banjir tersebut juga merendam sebagian kawasan Jl Sisingamangaraja Medan, Jl Letda Sujono, Jl TB Simatupang, Belawan, AR Hakim, Pangkalan Mansyur, Jl Medan - Tembung, dan Jl Pancing. Ribuan kendaraan juga mogok karena memaksa melintasi daerah banjir.
"Inilah sumber dari kemacetan. Kendaraan roda dua maupun empat ada yang mati mesin secara tiba-tiba saat melintasi daerah banjir. Alhasil, kendaraan lain pun tidak bisa melintas. kemacetan terjadi di mana - mana," kata seorang pengendara mobil Kijang di lokasi kemacetan kawasan Sukaramai, Hermanto (40).

Warga Kelurahan Medan Polonia Mengungsi

MedanToday Selama beberapa jam kota Medan dilanda hujan dini hari tadi, menyebabkan hampir diseluruh pelosok kota medan mengalami banjir seperti warga Kelurahan Medan Polonia, Jalan Karya Utama Gang Y tepatnya warga yang bertempat tinggal di kawasan Sungai Babura tersebut.
Menurut salah seorang penduduk Inur mengatakan hujan yang menguyur tadi malam hingga Subuh dinihari memaksa warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari bahaya banjir kiriman tersebut. Pada Pukul 07.00 WIB posko bantuan sudah didirikan pihak Lanud-TNI yang sangat membantu warga mengungsi sementara.
"Air terus meninggi dan kita semakin ketakutan. Atas nama warga setempat meminta Walikota Medan segera memberi bantuan kepada kami di mana saat ini kami butuh bantuan dari berbagai pihak berupa tempat tinggal (tenda), makanan dan obat-obatan," paparnya.
Dia mengungkapkan, puluhan warga setempat sudah mengungsi ke lapangan Jalan Karya Utama Gang Y karena tempat ini lebih tinggi dan aman. Dan, kita masih sangat ketakutan karena air sungai bukan semakin turun tetapi semakin tinggi hingga beberapa terendam. Selain itu Jembatan Panigara yang sehari sebagai sarana lalu-lintas masyarakat tidak dapat digunakan total karena ketinggian air merendam jembatan tersebut.
Ketika dihubungi via seluler Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Stasiun Polonia Medan, Firman mengingatkan, hujan deras bisa terjadi lagi di beberapa daerah kabupaten maupun kota, yang tidak tertutup kemungkinan mengakibatkan banjir.
"Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran aliran air sungai harus lebih ekstra hati-hati. Lebih baik menghindari kejadian yang tidak diinginkan dari pada menunggu banjir datang. Kondiusi cuaca memang lagi tidak stabil," tegasnya.

Pengetatan Likuiditas di China Tekan Harga CPO

MedanToday Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara memprediksi pergerakan harga crude palm oil CPO pada awal tahun diperkirakan tidak akan secepat 2010 karena beberapa kebijakan pada negara importir khususnya China. Hal tersebut dikatakan, Bendahara Gapki Sumut Laksamana Adyaksa kepada wartawan hari ini.
"Kita memperkirakan harga CPO pada awal tahun ini sedikit tertekan karena pengetatan likuiditas di China," katanya.
Dia menjelaskan, meskipun saat ini harga sudah mencapai US$1.285 per metric ton. Harga CPO tertinggi diperkirakan hanya US$1.300 per metric ton (MT). Jika tidak ada pengetatan kemungkinan bisa meningkat mencapai US$1.500 per MT. Jadi, kebijakan
pengetatan uang yang dilakukan negara pembeli terbesar khususnya China.
"Pada negara tersebut sedang terjadi pengetatan uang untuk mengamankan kondisi ekonomi domestik.negaranya. Itu berpengaruh terhadap harga khususnya CPO,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, adanya pengetatan uang di China ini dapat dilihat dari kenaikan suku bunga pinjaman. Kondisi ini membuat kalangan importir mengurangi pinjaman ke bank. Dampaknya permintaan terhadap CPO pun menjadi menurun dan menyebabkan perkembangan harga melambat.
Dia menambahkan, melihat kondisi ini memang kurang menguntungkan bagi bisnis komoditas yang menjadi andalan utama ekspor Sumut ini. Berdasarkan perkembangan harga di Rotterdam, kemungkinan harga CPO hanya meningkat hingga US$1.300 per MT dari perkiraan sebelumnya US$1.500 per MT.
"Berbeda dengan tahun lalu, di mana harga terus bergerak naik melebihi perkiraan awal tahun sebesar US$1.000 per MT. Pada penutupan tahun 2010, harga CPO mencapai US$1.117,5 per MT. Apabila, dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini tidak begitu baik. Namun pengusaha kelapa sawit tetap optimis akan ada peningkatan lagi," tambahnya.

Harga Cabai di Medan Perlahan Turun

MedanToday Harga cabai di pasaran Medan sempat melonjak tajam. Harganya yang sempat turun menjadi Rp30 ribu per kg, mengalami kenaikan sekira 100% menjadi Rp60 ribu per kg. Saat ini perlahan mengalami penurunan harga Rp50 ribu per kg.
Pantauan wartawan Kamis (6/1) tadi pagi disejumlah pasar tradisional di Kota Medan seperti di Pasar Petisah, Sei Kambing, Pulo Brayan, Pajak Pagi jalan Aluminium, Pasar Tanjung Rejo dan sejumlah pasar tradisional lainnya harga turun Rp50 ribu per kg.
Menurut Haminar Nasution(49), salah seorang pedagang di Pulo Brayan mengatakan, harga cabai merah yang kemarin berada pada kisaran Rp60 ribu per kg, kini turun menjadi Rp50 ribu per kg. Sementara cabai rawit turun Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu per kg dari sebelumnya Rp65.000 per kg.
"Saya pesimis harga cabai yang turun ini akan bisa bertahan lama. Pasalnya, pasokan yang masuk ke pasaran Medan hingga kini masih tetap sedikit," paparnya.
Dia menjelaskan, meski sebagai pedagang,tidak terlalu pusing dengan kenaikan harga ini. Walaupun ada kemungkinan Kita rugi kalau tidak laku, tapi yang paling dirugikan sebenarnya adalah masyarakat.
“Masyarakat yang tercekik. Karena mereka harus selalu membayar lebih mahal dari harga sebelumnya. Kalau dalam sebulan tidak apa-apa. Tapi ini kan dalam sepekan
bisa naik sampai tiga kali,” ungkapnya.
Hal lain dikatakan Sumiarti,(51) salah seorang pedagang di Pajak Sei Kambing, mengungkapkan kenaikan harga cabai sebelumnya disebabkan permintaan untuk Tahun Baru yang tinggi. Di mana pasokan cabai sudah mulai banyak di pasaran Medan.
"Hingga kini, pasar Medan masih tetap mengandalkan pasokan cabai dari Tanah Karo dan beberapa daerah sekitar Medan seperti Marendal, Binjai, dan Pancur Batu," tambahnya.

0 comments: