Kamis, 12 Maret 2009

Fenomena Golput Jelang Pemilu 2009

*Tifatul Sembiring: Ingin Perubahan Jangan Golput!

HARIAN SORE 'HARI INI'

(08.59 WIB) Pesta demokrasi di Indonesia yang akan bergulir 19 April mendatang, pentas demokrasi ini merupakan kenduri rakyat yang dinanti-nantikan oleh rakyat kita. Namun fenomena golongan putih (Golput) terus bergulir bak, bola salju yang bergelinding perlahan-lahan menjadi gunung es.

Faham golput memiliki logika proteksiones, artinya ketika kekuasaan hanya menjadi fokus ambisi para politisi, golput memiliki daya tawar terhadap integritas kekuasaan. Inidikator ini menandai terjadinya deflasi kepercayaan publik terhadap figur pemimpin yang berada di etalase pemilu.

Pada awal-awal Orde Baru, aktivis mahasiswa 66 Soe Hok Gie dan Arief Budiman melakukan gerakan yang dikenal nama golput sebagai bentuk protes penyelenggaraan pemilu yang penuh rekayasa dan menjadi tren hingga saat ini.

Menjelang Pemilu 2009 ini, Gusdur bersiap berkampanye untuk golput, tidak dikampanye jumlahnya saja kurang lebih mencapai 40%. Sementara itu, beberapa bulan lalu, sekitar 40 kiai berkumpul di Sidoarjo, Jawa Timur di dalam forum Bahtsul Masail mereka mengeluarkan fatwa haram untuk golput yang dipimpin oleh pengasuh pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib.

Presiden Mahasiswa UISU Irwansyah Putra Nasution kepada mengatakan menilai mekanisme demokrasi di Indonesia perlu dikaji ulang. Berkaitan dengan legitimasi, Irwan juga berpendapat bahwa angka golput sama sekali tidak mempengaruhi legitimasi pemimpin terpilih. Hanya saja menurutnya, golput akan berpengaruh pada position power dari pemimpin tersebut.

Menilai bahwa sistem pemilihan secara langsung merupakan sebuah kemunduran. Dia menambahkan, “Sistem pemilihan secara langsung adalah sistem demokrasi kuno yang ada pada jaman Romawi. Kenyataannya, negara-negara maju telah meninggalkan sistem ini dan beralih ke sistem demokrasi perwakilan,” ujarnya.

Menurut mahasiswa STIK-P Medan semester akhir ini, Fajar, mengatakan Golput merupakan hak setiap individu, sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Golput sebagai kegagalan sosialisasi pemerintah khususnya partai politik. Kegagalan tersebut, bukan hanya dari segi pendidikan politik yang harusnya menjadi kewajiban partai, namun juga kegagalan dalam hal administratif, khususnya pendataan penduduk.

“Malaikat saja Golput, kenapa saya kalo golput hukumnya haram, syariat Islam yang mana yang menyatakan dengan tegas bahwa golput itu haram,” cetusnya.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring calon anggota DPR RI Dapil I Wilayah Sumatera Utara, melalui via telepon kepada HARI INI tadi pagi mengatakan, Persentase Golput pun terbilang fenomenal, karena untuk mencapai angka 5% saja dalam Pemilu bagi sebuah parpol sudah sangat berat. Sementara kita bisa lihat, angka Golput selalu berkisar pada angka di atas 6% dari total jumlah pemilih. Bahkan Golput katika pemilu 1999 meraih ‘suara’ lebih dari 10.40% pemilih. Hal ini berarti jauh di atas Electoral threshold (ET) yang cuma 2% dan jauh di atas suara partai besar seperti PAN, PBB dan PKS saat itu. Artinya apa, jika Golput ini kita lembagakan maka menurut Undang-undang otomatis akan lolos dalam pemilu 2009 ini sebagai salah satu alternatif pilihan masyarakat.

”Ingin sebuah perubahan jangan golput, saya berikan apresiasi kepada Fatwa MUI tersebut yang mengharamkan golput dan mengimbau jangan golput karena pemilu kali ini menentukan nasib kita 5 tahun mendatang,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, Ketua MUI Medan, Prof DR H Mohd Hatta mengatakan, seperti hasil pertemuan MUI di Padang Panjang, MUI mencoba memberikan arahan kepada para calon pemilih dengan cerdas untuk memakai hak suaranya pada 9 April mendatang agar tidak golput. Pada prinsipnya, fatwa MUI untuk menyadarkan betapa pentingnya hak suara umat untuk mendukung pembangunan pemerintahan yang baik dan benar.

”Kalau sehat jasmani dan rohani serta secara administrasinya lengkap, hal inilah yang dapat mengharamkannya dan golput bukan salah satu alternatif pilihan masyarakat,” tambahnya.(darwinsyah)

0 comments: