Minggu, 03 April 2011

*Kronologis Banjir Besar di Polonia
Banjir Terbesar dan Kerugian Capai Miliaran


Medan Banjir besar terjadi di Kecamatan Polonia, Kelurahan Medan Polonia selama kurun waktu 30 tahun merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi di kawasan ini.
Berdasarkan yang dikumpulkan dari beberapa warga setempat pada 1956 dan pada tanggal 4 Mei 2001 banjir terjadi namum banjir terparah terjadi di kawasan jembatan Panigara air tidak sempat masuk ke rumah penduduk di Jalan Karya Utama, Karya Maduma, Karya Bersama, Karya Kasih, Karya Sehati, Karya Sejati di. Namun, banjir pada 2011 1 April sangat dasyat dan terparah selama 30 tahun ini. Di mana hampir satu Kecamatan Medan Polonia terendam air secara keseluruhan.
Menurut pak Parno salah seorang penjaga malam yang sudah di Kelurahan Medan Polonia gang.i mengatakan banjir memang kerap terjadi di daerah terutama di kawasan permukiman di sepanjang areal jembatan Panigara. Jika, hujan datang daerah tersebut paling pertama terkena dampak air sungai Babura.
Dia menjelaskan, peristiwa yang terjadi pada Jumat (1/4) kemarin pada pukul 4.00 WIB dinihari air sudah mulai naik ketika itu anak saya yang bertempat tinggal di Panigara menghubungi dan memberitahukan bahwa air sungai meluap. seketika itu saya langsung menuju rumah anak saya tersebut dan ternyata luapan air tersebut tidak seperti biasanya.
"Saya terkejut air datang begitu cepat di mana banyak terlihat batang kayu yang menghantam pohon bambu dan jembatan makanya saya langsung melarikan anak saya ke tempat yang lebih tinggi. Namun, tidak sampai disitu gemuruh suara air sungai terdengar berdatangan dan saya langsung memberitahukan kepada masyarakat setempat dengan memukul tiang listrik untuk membangun warga yang sedang tertidur untuk berjaga-jaga serta siaga karena banjir besar akan terjadi," ungkapnya kepada wartawan hari ini.
Dia menerangkan, beberapa kali memberi peringatkan dengan memukul seetiap tiang listrik yang saya lewati kejadian tersebut sekira pukul Jumat (1/4) 4.15 WIB dinihari agar para warga dapat menyelamatkan jiwa dan harta bendanya karena banjir kali jauh lebih dasyat akan merendam kawasan Medan Polonia dan sekitarnya.
"Sambil memukul tiang listrik saya sambil teriak banjir! banjir! banjir..!!! beberapa warga sempat terbangun dan banyak juga warga yang bangun untuk menyelamatkan diri," paparnya.
Menurutnya, selama kejadian banjir di daerah ini, banjir kali ini merupakan banjir terbesar selama 30 tahun. Bayangkan, debit air sejak pukul 04.30 WIB di kawasan Starban sudah masuk ke permukiman rumah penduduk ±30 centimenter lebih. Pada pukul 05.00 WIB kemudian air sudah air mulai memasuki kawasan Jalan Karya Bersama gang.i dan pada pukul 05.30 WIB air sudah merendam seluruh kawasan Medan Polonia.
"Pada pukul 07.00 WIB air sudah mencapai ±1 meter memasuki rumah-rumah warga dan terus bertambah setiap jamnya. Sementara, di Simpang Mongonsidi air sudah mencapai sepinggang orang dewasa yang melumpuhkan ruas jalan tersebut," tegasnya.
Dia menambahkan, pada pukul 10.00 WIB semua kawasan sudah terendam air dan debit air terus bertambah semakin meninggi disemua kawasan di sini.

Pasca Banjir Besar Infrastruktur di Medan Polonia Rusak
Medan Pasca banjir besar yang terjadi sekira pukul 04.00 WIB dinihari Jumat (1/3) kemarin sebagian infrastruktur di kawasan Medan Polonia seperti di Jalan Karya Bersama, Karya Sehati, Karya Utama mengalami kerusakan yang cukup parah.
Pantauan dilokasi pasca banjir Senin (5/4) tadi siang korban banjir masih banyak terlihat menjemur barang-barang yang terendam banjir. Untuk kerusakan rumah di mana puluhan rumah di kawasan jembatan Panigara rusak semuanya diterjang banjir dan jalan-jalan di gang.I, gang F, gang D, gang E aspal jalan terkelupas disebabkan banjir yang menghantamnya.
Namun, sejak kejadian ini pihak Pemko belum ada memberikan bantuan kepada korban banjir besar tersebut.Padahal, kerugian masyarakat mencapai miliar rupiah. Dan, sampah-sampah menumpuk dibeberapa lokasi banjir seperti dikawasan jalan pekong serta hampir diberbagai tempat sampah-sampah berserakan di mana-mana tapi bangtuan kebersihan dari Dinas Kebersihan Pemko Medan belum kelihatan batang hidungnya untuk membersihkan lokasi tersebut. Air PDAM hingga kini juga masih padam yang mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Yuni salah seorang korban yang bermukim di sepanjang sungai Babura mengatakan, rumah mengalami kerusakan yang cukup parah artinya sudah tidak layaknya ditempati karena sebagian rumah hampir rubuh. Selain itu, peralatan dapur, peralatan rumah tangga dan peralatan elektronik seperti televisi, radio serta kulkas tidak lagi dapat digunakan karena tidak sempat diselamatkan.
Dia berharap, kepada Walikota Medan sudikira mengulurkan bantuannya karena dirinya sudah tidak lagi memiliki biaya untuk memperbaiki. Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja saat ini sudah sulit yang hanya mengharapkan bantuan dari dermawan.
"Kami semua atas nama warga korban banjir meminta kepada Walikota untuk dapat memberikan bantuan kepada kami di sini karena saat ini kami sangat membutuhkannya. Kami memohon agar sudikiranya para pejabat-pejabat dan anggota DPRD dapat meluangkan waktu dan perhatiannya kepada kami saat ini," ungkapnya.
Hal senada dikatakan, salah seorang korban lainnya Taryumi mengatakan, masyarakat di sini sangat kecewa terhadap Walikota Medan yang tidak sama sekali memberikan perhatian kepada warga korban banjir di sini. Padahal, hingga kini kami masih membutuhkan bantuan berupa makanan dan minuman tapi sampai detik ini tidak secuil pun bantuan dari Walikota menghampiri para korban banjir.
"Masyarakat Medan Polonia sangat kecewa diperlakukan seperti ini. Kami didiskriminasikan oleh Walikota Medan, sungguh tidak memiliki hati nurani tapi biarlah tuhan yang akan membalasnya," cetusnya.
Pantauan terakhir dilapangan sampai berita ini diterbitkan memang sejak banjir terjadi sampai dengan saat Walikota Medan belum memberikan perhatian dan sumbangannya kepada warga korban banjir. Padahal, bukan puluhan saja yang membutuhkan bantuan bahkan sampai ratusan warga setempat membutuhkan uluran tangan dermawan.

0 comments: