Rabu, 11 Maret 2009

Peternakan Buaya Asam Kumbang Tidak Diperhatikan

DPRD Medan: Pemerintah Daerah Tidak Jeli

HARIAN SORE 'HARI INI'

(10.25 WIB) Objek wisata peternakan buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga raya Kecamatan Medan Selayang No. 59 Desa Asam Kumbang. didirikan oleh Alm.Lo Than Muk pada tahun 1959 ini kurang perhatian pihak Pemerintah Kota (Pemko), Pemerintah Daerah (PD).

Pantauan HARI INI dilapangan, kondisi jalan menuju lokasi peternakan buaya rusak, areal peternakan dari gapura, pagar sampai dengan halaman mulai usang. Dulu, peternakan ini begitu asri kini sedikit gersang karena kurang perawatan dan perhatian pemerintah. Dari pengamatan dilapangan Kamis (12/03) tadi pagi, sedang melakukan mengirim 100 ekor buaya ke Jakarta. Sebelumnya, ada pengiriman ke Tanggerang dan Batam dari data yang himpun HARI INI.

Robin Lo, (27), putra kedua dari Alm. Lo Than Muk mengatakan, Bantuan terakhir yang kami terima dari pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 1993. Kini, ia bersama Lim Hui Cu,(61) ibunya, berjuang dan berusaha mandiri sepeninggalan ayahnya pada tahun 2007 lalu. Setiap hari 1 ton daging ayam mati, mereka harus memenuhi kebutuhan pakan untuk buaya yang berjumlah 2800 ekor itu. Berkisar Rp500.000 per hari yang harus mereka keluarkan.

Ia menambahkan, untuk memenuhi pakan buaya sehari-hari kami menutupinya dari restribusi untuk orang dewasa sebesar Rp5000 dan di bawah 10 tahun Rp2500 per orang. Padahal para pengunjung yang mayoritas pelajar dan masyarakat itu ramai pada hari Sabtu-Minggu dan hari-hari besar. Sementara, yang menjadi permasahan yang paling spesifik adalah daya tampung untuk buaya-buaya, fasilitas air, jalan dan biaya perawatan menjadi problematika yang belum terselesaikan.

“Kami sangat membutuhkan faslitas jalan yang mulai rusak, saluran air, pakan dan daya tampung bagi buaya-buaya adalah PR (pekerja rumah) yang belum terselesaikan,” ucapnya.

Rosnani,(37) salah seorang warga Desa Asam Kumbang yang sehari-hari berdagang di objek wisata ini, mengatakan, keprihatiannya dengan situasi dan kondisi objek wisata peternakan buaya itu, seharusnya ada perhatian khusus untuk menjaga dan melestarikannya.

Terkait hal itu, Nurhayati,(48) yang sering berkunjung objek wisata ini, mengungkapkan kondisi objek wisata peternakan mulai tidak terawat, kondisinya memprihatiankan baik dari sarana dan prasarana di sini semakin buruk. Dulu sekitar tahun 90-an kawasan wisata ini begitu asri dan terawatt tapi sekarang sangat jauh berbeda. Ia menyayangkan apabila kondisi ini tidak segera diperbaiki karena objek wisata ini harus tetap dijaga dan dilestarikan agar anak cucu juga dapat mengetahui.

Menurut Ketua Komisi D Drs Hendra DS DPRD Medan diruang kerjanya menanggapi, kami hanya dapat mengimbau peternakan buaya di Desa Asam Kumbang merupakan salah satu tujuan objek wista yang ada di Medan yang harus mendapat perhatian khusus, baik dari Pemko, PD melalui Dinas Kebudayan dan Pariwisata untuk dapat bekerja sama untuk mengatasi kondisi objek wisata itu berpotensi bagi sumber pendapatan daerah. Ia mengakui, para anggota dewan tidak pernah membicarakan dan memasukan objek wisata ini kedalam APBD.

“Pemko dan Pemerintah Daerah tidak jeli melihatnya dan Dinas Kebudayaan dan Pariswisata harus memberi perhatian,” tegasnya.

Menanggapi persoalan itu, Humas Pemko Medan, Rusdi Siregar menjelaskan, bahwa objek wisata ini dari dulu sudah mendapat perhatian dari Pemko namun, hal ini sudah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan untuk menjalin kerja sama dengan pihak pemilik untuk sama-sama mengembangkan, bagaimanapun objek wisata ini bagian dari Kota Medan.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan Safaruddin menjelaskan, bahwa, pada tahun 2007 lalu kami sudah menawarkan bantuan untuk fasilitas toilet dan air namun, ditolak oleh pemilik objek wisata pertenakan buaya tersebut. Tapi, kami akan berusaha mengundang pemilik untuk bekerja sama mengembangkan objek wisata tersebut. (darwinsyah)

0 comments: