Rabu, 10 Desember 2008

Peringatan anti-korupsi ditanggapi “cool” di Medan

MHD DARWINSYAH PURBA
WASPADA ONLINE

MEDAN - Peringatan hari anti-korupsi se-dunia yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 9 Desember ditanggapi “dingin” oleh masyarakat di Kota Medan.

Pemantauan Waspasa Online di Kota Medan, mulai kemarin hingga hari ini mulai dari ruas sejumlah jalan protokol, tempat-tempat yang biasanya dijadikan titik kumpul pengunjukrasa dan lokasi yang biasanya dijadikan tempat penyampaian aspirasi belum terlihat adanya tanda-tanda perigatan hari anti-korupsi itu.

Biasanya dalam setiap peringatan hari-hari bersejarah sejumlah tempat seperti Lapangan Merdeka Medan kemudian Bundaran Majestik Medan dan beberapa lokasi lain dijadikan sebagai titik kumpul sebelum bergerak ke kantor Kejati Sumut, DPRD Sumut dan kantor Gubernur Sumut untuk penyampaian aspirasi.

Kurangnya animo masyarakat ataupun kelompok mahasiswa di Medan dalam mendukung gerakan pemerintah pusat dalam memberantas gerakan anti korupsi memang masih menjadi pertanyaan.

Karena berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu Sumatera Utara masih menjadi provinsi terkorup ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Sedikitnya terdapat sejumlah nama pejabat dari provinsi itu yang sedang menjalani proses hukum dari tindak pidana korupsi baik yang ditangani pusat maupun daerah seperti kasus korupsi Walikota dan Wakil Walikota Medan yang ditangani KPK.

Kemudian kasus korupsi Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Taroni Hia yang masih proses sidang di Pengadilan Negeri Medan dan sejumlah dugaan kasus korupsi kepala daerah dan pejabat di Sumut yang belum tertangani secara maksimal oleh aparat penegak hukum.

Padahal data Bank Dunia menyebutkan, setiap tahunnya tercatat satu triliun dolar AS digunakan sebagai uang suap dan 80 miliar dolar AS kerugian negara akibat tindakan korupsi.

0 comments: