Jumat, 17 April 2009

Kredit Bermasalah di Sumut Meningkat

13.31 WIB Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Medan, Maurids H Damanik kepada DNAberita mengungkapkan, kredit bermasalah atau NPL di perbankan Sumut meski masih di bawah 5 % atau tergolong masih aman namun perlu diwaspadai bersama. ”Pasalnya trennya terus naik sejak Desember 2008 hingga Februari 2009,” kata Maurids, Jumat (17/4).

Dia menyebutkan, NPL perbankan Sumut pada posisi terakhir (Februari 2009) mencapai 3,5% gross, sedangkan nett-nya 1,89%. Maurids mengakui kalau NPL ini trennya cenderung meningkat , yakni dari 2,81% pada Desember 2008 menjadi 3,13% pada Januari 2009.

“NPL perbankan Sumut masih di bawah 5 persen Februari 2009. Memang masih aman, tetapi karena trendnya terus naik, ini harus menjadi warning kita,” ujarnya.

Menurut Maurids, dalam kondisi tersebut, bukan berarti kredit di perbankan Sumut/Medan menjadi alasan bank sulit mengucurkan kreditnya, harus tetap berjalan, terutama pada sector–sektor yang layak dan potensial.

Hal senada sebelumnya diakui Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan, Wimboh Santoso, bahwa rasio kredit bermasalah perbankan (NPL) perbankan rata-rata sampai dengan akhir 2009 mencapai total 4,3% gross atau naik 0,1% dibandingkan bulan Januari 2009.

Dia juga mengatakan saat ini Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan cukup tinggi yakni berkisar 17,7% per Februari. “CAR perbankan rata-rata masih cukup tinggi, dan perbankan menempatkan dananya mencapai Rp200 triliun di Sertifikat Bank Indonesia,” tuturnya.

Pemerhati ekonomi Sumut, Vincent Wijaya mengungkapkan, sejak tsunami ekonomi global seharusnya BI sudah bersiap-siap/was-was terhadap kondisi yanag akan terjadi ini. Perbankan sendiri sebenarnya, kata Vincent, tidak bisa banyak berbuat banyak, dimana bank harus menunggu jatuh tempo kredit.

“Padahal sebelum terjadi tsunami ekonomi global, bank masih mau toleransi untuk memperpanjang masa jatuh tempo kredit. Inilah salah satu yang berpotensial menyebabkan meningkatnya kredit macet,” ujarnya.

Menurut Vincent, dalam kondisi ekonomi sekarang, bank sepertinya banyak yang cari aman saja. Terlebih likuiditas yang masih ketat. Seharusnya, katanya, bank mau memberikan dispensasi berupa perpanjangan jatuh tempo kredit itu.

0 comments: