Kamis, 16 April 2009

17 April, Hari Perjuangan Petani se-Dunia

La Via Campesina: Tuntut Suara Kongres dalam UU Elektoral

12.10 WIB Para petani, dan organisasi-organisasi petani, para pekerja tanpa lahan, kaum muda dan wanita pedesaan melakukan mobilisasi dan pergerakan pada 17 April untuk memperingati Hari Perjuangan Petani Se-dunia. Hari Perjuangan Petani Sedunia kali ini adalah peringatan yang ke-13 kali, di mana 13 tahun yang lalu (1996) pada hari yang sama 19 petani dibunuh di Eldorado de Carajas, Brazil, hanya karena mereka berusaha mempertahankan hak dan komunitas merekaTahun ini, Gerakan Petani Internasional –La Via Campesina– yang merupakan pusat pergerakan petani sedunia sedang mengatur lebih dari 100 aksi termasuk, demonstrasi, teater jalanan, video screenings, pergerakan langsung, konferensi, pertunjukan seni, pasar makanan lokal dan publikasi.

Peringatan ini akan bertempat di seluruh negara dunia yang saat ini terguncang oleh multi-krisis global yang mempengaruhi pangan dan pertanian, lingkungan dan semua aspek kehidupan ekonomi dan keuangan. Di Brazil, Para pekerja pertanian telah bersedia di lebih dari 8 negara bagian untuk menuntut pengembalian lahan bagi lebih dari 100.000 keluarga dan melaporkan pertumbuhan pengangguran yang disebabkan oleh agro-industri dan krisis ekonomi. Di Spanyol, beberapa kelompok telah mengorganisir sekitar 20 kegiatan, termasuk serangkaian protes massa terhadap GMO di Zaragoza.

Sementara itu, pergerakan petani dan rakyat saat ini semakin berkembang di seluruh dunia, sementara gerakan kedaulatan pangan mendapatkan pengakuan di berbagai tingkat sosial dan politik . Hanya dalam beberapa minggu terakhir ini, gerakan global telah memenangkan kemenangan penting. Pada 30 Maret yang lalu, pembicaraan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement) antara Amerika Tengah dan Uni Eropa gagal, setelah Nikaragua meninggalkan negosiasi yang alot di bawah tekanan dari gerakan sosial La Via Campesina. Jika perjanjian ini berhasil ditandatangani, hal tersebut akan mengakibatkan semakin besarnya perdagangan bebas di dunia, sementara krisis yang saat ini sedang terjadi menguak perdagangan bebas cukup merugikan kaum petani dunia.

Menurut Koordinator umum La Via Campesina se-dunia, Henry Saragih, kepada HARI INI di kantornya tadi pagi menjelaskan hari ini 17 April, Hari Perjuangan Petani se-Dunia, kali ini di Indonesia, La Via Campesina tidak melakukan aksi apa-apa tapi dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan aksi karena masih dalam kondisi rekapitulsi surat suara di Indonesia yang belum selesai makanya pihaknya tidak melakukan aksi untuk Hari Perjuangan Petani se-Dunia kali ini. Namun, untuk saat ini para petani sedunia menuntut pengadopsian dari Deklarasi hak-hak petani oleh badan PBB. Kemudian pada 14 April lalu, Presiden Bolivia Evo Morales dan 2000 pendukungnya berhasil keluar dari mogok makan yang menuntut suara kongres dalam undang-undang elektoral yang baru yang mengakui pentingnya masyarakat pribumi di negara tersebut

selaku Koordinator Umum La Via Campesina pada Peringatan Hari Perjuangan Petani sedunia ini. La Via Campesina sendiri menegaskan kembali bahwasanya para petani harus mengganti pemikiran yang berorientasi-ekspor pertanian untuk menjamin kestabilan pasokan pangan, penciptaan lapangan kerja di seluruh dunia, makanan sehat untuk semua orang dan perlindungan bagi lingkungan hidup. . "Semua perkembangan yang menggembirakan ini menunjukkan bahwa haluan angin sedang berputar dan telah tiba saatnya untuk mengarahkan ulang kebijakan terhadap produksi pangan pertanian yang berkelanjutan" sebutnya.(darwinsyah)

0 comments: